Melawan Godaan Menulis

Oktober 31, 2020

 

Oleh Ngainun Naim

 


Salah satu mimpi saya adalah memiliki mahasiswa yang semuanya pandai membuat karya tulis. Rasanya kok indah sekali jika semua mahasiswa mampu membuat karya tulis yang tidak asal comot dari buku atau internet. Mereka membuat tulisan yang benar-benar dari hasil karya sendiri setelah melalui perjuangan yang tidak mudah menyerah. Karya tulis mereka mencerminkan kedalaman pemikiran dan aktualisasi potensi diri.

 

Tidak mudah menyerah sesungguhnya menjadi salah satu kunci penting dalam menghasilkan sebuah tulisan. Jika Anda membaca sebuah tulisan—misalnya satu atau dua halaman—sesungguhnya tulisan tersebut merupakan bukti kerja keras penulisnya. Bagaimana mungkin sebuah tulisan akan terwujud jika penulisnya sudah putus asa saat baru mulai menulis? Sebuah tulisan tidak mungkin selesai jika penulisnya tidak tahan menghadapi godaan menulis.

 

Godaan menulis itu banyak sekali, misalnya malas, tidak ada sarana yang memadai, capek, tidak ada ide, dan sebagainya. Tetapi godaan terbesar, menurut saya, adalah godaan yang berasal dari diri sendiri. Jika ingin menghasilkan tulisan maka kata kuncinya adalah mengelola diri secara baik. Mengelola maknanya menjadikan diri selalu memiliki hasrat dan semangat untuk menghasilkan karya dalam kondisi kehidupan yang dinamis.

 

Di awal tulisan saya menyebut kata mimpi. Ya, saya yakin sepenuhnya itu sebuah mimpi karena memang kecil kemungkinannya terwujud. Tetapi bukan berarti tidak terwujud sama sekali. Saya justru berusaha untuk terus mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan, sekecil dan sesedikit apa pun, atau kalau mungkin justru seoptimal mungkin.

 

Saya sadar sepenuhnya bahwa menulis itu dunia yang hanya diminati oleh sedikit orang, di kampus sekali pun. Gampang saja mengukurnya. Hitung saja berapa orang dari seluruh mahasiswa dan dosen yang menghasilkan karya tulis seperti artikel atau buku. Dapat dipastikan hanya sebagian kecil saja, sementara sebagian besarnya tidak menghasilkan karya tulis selain tugas kuliah.

 

Justru karena hanya sebagian kecil saja yang berminat mengembangkan kemampuan menulis itulah yang membuat saya berusaha untuk selalu menebarkan dorongan dan spirit menulis.

21 komentar:

  1. Terima kasih tidak pernah lelah menebar motivasi menulis, Bapak. Barakallah.

    BalasHapus
  2. Sepakat pak. Hanya sebagian kecil saja yang berminat menulis dan menghasilkan karya. Terima kasih karena selalu memberikan support untuk menulis.

    BalasHapus
  3. betul banget pak, saya masih terus belajar untuk bisa menulis. terima kasih motivasinya

    BalasHapus
  4. Betul hanya sedikit yaang mau menulis. Sebabnya itu itu saja, klise antara orang satu dengan lainnya. Meskioun diajak sama sama belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari terus menulis meskipun hanya sedikit yg menulis

      Hapus
  5. Subhanallah....Rasanya iri saya dengan "mereka yang sebahagian kecil yang berminat..."...andai saya termasuk sebagian kecil tersebut..sungguh ..mungkin dunia dalam gengaman, mungkin warna dunia semua baik dan putih, namun saya berharap dari yang paling kecil tertoreh semoga akan memacu lebih besar dan luas...Mohon rahan dan motivasi Pa Ngainum

    BalasHapus
  6. Subhanallah....Rasanya iri saya dengan "mereka yang sebahagian kecil yang berminat..."...andai saya termasuk sebagian kecil tersebut..sungguh ..mungkin dunia dalam gengaman, mungkin warna dunia semua baik dan putih, namun saya berharap dari yang paling kecil tertoreh semoga akan memacu lebih besar dan luas...Mohon rahan dan motivasi Pa Ngainum

    BalasHapus
  7. Saya juga punya mimpi ingin produktif menulis dan termasuk yg sebagian kecil. Semoga... Terima kasih motivasinya.

    BalasHapus
  8. Benar BPK, menulis sangat berat bagi pemula, perlu motivasi dan komitmen yg kuat untuk menulis. Terima kasih bpk selalu memberi motivasi untuk menulis

    BalasHapus
  9. termasuk membaca juga hanya sebagian kecil orang, saya juga bermimpi murid murid saya sebagai pembaca yang baik.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.