Literasi dan Budaya Produktif
Oleh Ngainun Naim
Semangat
menulis berbagai kalangan belakangan meningkat tajam. Pandemi rupanya
memberikan berkah tersendiri. Pembatasan aktivitas sosial memunculkan
kreativitas dalam beraneka bentuk. Salah satunya adalah menjamurnya kelas-kelas
menulis. Ada yang via Zoom, Google Meet, WA Grup, Telegram, dan lewat berbagai
media lainnya.
Sejauh
yang saya amati, peserta berbagai kegiatan menulis itu cukup banyak. Banyak
penulis baru bermunculan. Mereka menawarkan karya yang menarik.
Tentu
saja fenomena ini penting untuk disyukuri. Semakin banyaknya orang yang ingin
menulis merupakan harapan. Ya, harapan bagi kemajuan bangsa ini ke depan. Kunci
kemajuan di negara mana pun adalah terbangunnya budaya literasi.
Budaya
literasi berupa budaya membaca dan menulis sesungguhnya merupakan budaya produktif. Disebut
demikian karena seseorang yang membaca berarti terus belajar, sedangkan menulis
sesungguhnya adalah produksi dan reproduksi dari hasil bacaan. Perpaduan
membaca dan menulis yang apik adalah formula yang produktif untuk menghasilkan
manusia-manusia yang secara otomatis berkualitas.
Mungkin
perspektif saya ini subjektif. Tapi mari kita bermain argumentasi sederhana
saja. Membaca itu tidak mudah. Terlihat sederhana tetapi hanya sedikit
masyarakat kita yang mau dan
membaca sebagai tradisi. Tradisi membaca kita masih jauh dari harapan. Orang yang mau membaca berarti
ceruk pengetahuannya bertambah. Akumulasi hasil bacaan ini kemudian
mempengaruhi cara berpikirnya. Jika bacaan yang dipilih tepat lalu diolah
secara baik maka akan muncul pemikiran yang konstruktif.
Bagi
saya, membaca itu bukan hanya soal kuantitas. Membaca banyak itu penting tetapi
jika tidak memiliki banyak kesempatan maka membaca sedikit demi sedikit
merupakan strategi yang penting dipertimbangkan. Di tengah kesibukan yang
terkadang sangat padat, saya tetap memaksakan diri membaca minimal sepuluh
halaman. Hanya sepuluh halaman tetapi jika konsisten, sebulan saya bisa
mendapatkan 1 buku tebal. Ya lumayanlah daripada tidak membaca sama sekali.
Budaya literasi berupa budaya membaca dan menulis sesungguhnya merupakan budaya produktif. Disebut demikian karena seseorang yang membaca berarti terus belajar, sedangkan menulis sesungguhnya adalah produksi dan reproduksi dari hasil bacaan.
Bacaan
demi bacaan itu ternyata bermanfaat saat saya menulis. Saya meyakini betul bahwa kemampuan
saya menulis didukung oleh kemampuan saya membaca. Ya, membaca membuat saya
bisa menulis. Jadi mari kita bangun tradisi
literasi. Lewat membaca dan menulis aka nada banyak hikmah yang acapkali tidak
kita duga. Jika tidak percaya mari dicoba. Tapi jika berhadapan dengan masalah
ya jangan gampang putus asa.
Terima kasih Sgt inspitarif. Siap pak Doktor
BalasHapusSama-sama Pak Haji
HapusQuote: Lewat membaca dan menulis akan ada banyak hikmah yang acapkali tidak kita duga.
BalasHapusBetul. Terima kasih.
HapusMatur nuwun prof mugi berkah manfaat
BalasHapusAamiinnn
HapusBetul sekali Gus, membaca memperbanyak kosa kata dalam menulis
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusSaya selalu berusaha mengaitkan budaya membaca satu paket dengan menulis. Itu juga yang menjadi pegangan saya dalam gerakan literasi sekolah. Namun kenyataannya tidak semua guru satu mindset. Ketika saya berusaha meyakinkannya....yang terjadi kebingungan mungkin lantaran tidak biasa membaca....dan membaca 15 menit bagi siswa jadi kabur maknanya.Untuk meyakini hubungan kuat antara membaca dan menulis diperlukan penjelasan atau logika yang Alhamdulillah sering saya temukan di tulisan Bapak. Terimakasih tulisannya selalu membawa semangat maju...sebagai teman di tengah kesendirian pegiat literasi yang biasa ada dalam satu sekolah.
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih banyak Pak Hariyanto.
HapusSelalu menginspirasi. Terima kasih, Pak.
BalasHapusSama-sama Mbak
HapusTerima kasih mas Doktor, menginspirasi
BalasHapusSami2 Pak KS
HapusMembaca dan menulis berjalan beriringan ya Prof?.. hehee tapi belum bisa produktif menulis secara intensif..
BalasHapusMohon doanya ya Prof..
Iya Bu. Saling mendoakan.
HapusTerimakasih prof. Atas motivasi dan ilmunya..
BalasHapusSama-sama
HapusTerima kasih Prof. Pencerahannya yang luar biasa
BalasHapusSama-sama
HapusTerima kasih sharing nya mantap Prof
BalasHapusSama-sama
HapusTerima kasih prof atas ilmunya.....
BalasHapusSama-sama
HapusArtikel yang sangat menarik, terima kasih ilmunya.
BalasHapusAlhamdulillah
Hapus