Hurmat Haul, Reuni, dan Ngaji

Januari 25, 2023


 

Ngainun Naim

 

Haul menjadi waktu yang selalu dinantikan oleh alumni yang pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Mam’baul Ma’arif Denanyar Jombang. Lulus mondok dan kemudian menjalani kehidupan masing-masing di berbagai tempat acapkali membuncahkan kerinduan terhadap masa mondok. Ini rasa manusiawi karena—sebagaimana dikatakan oleh Milan Kundera—hal terindah dalam hidup itu adalah kenangan.

Datang kembali ke pondok pesantren tempat dulu menuntut ilmu bukan sekadar menuntaskan rasa kangen. Ada aspek penting yang menjadi dasarnya, yaitu dalam rangka menyambungkan kembali sanad ilmu. Kami pernah belajar beberapa tahun di pesantren ini. Saat haul inilah kami kembali datang untuk sowan, memohon doa kepada para pengasuh, dan berdoa di maqbarah para masyayikh pesantren ini.

Terlihat sederhana dan biasa, namun ini merupakan hal luar biasa. Tidak mudah memang untuk dijelaskan karena ini berkaitan dengan pengalaman, penghayatan, dan pengalaman batin. Aspek inilah yang sesungguhnya membuat kehidupan seseorang menjadi seimbang di tengah tuntutan dan harapan hidup yang semakin hari semakin dinamis dan rumit.

Saya tamat dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar Jombang tahun 1994. Jika dihitung dari sisi pusaran waktu berarti sudah 29 tahun. Jelas bukan waktu yang pendek. 29 tahun itu bahkan lebih lama dibandingkan usia kami saat mondok dulu yang baru di bawah 20 tahun.


 

Reuni

Tahun 2023 ini dilaksanakan Haul ke-44 KH. Bisri Syansuri, Nyai Noor Chotdijah ke-77, dan Harlah PP Mamba’ul Ma’arif ke-108. Puncak acara dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Januari 2023.

Minggu pagi saya meluncur menuju Denanyar Jombang. Agenda utamanya adalah tabarukan dan hurmat haul. Ini kesempatan yang sangat berharga. Setahun sekali dan belum tentu setiap tahun bisa hadir. Saya sangat bersyukur tahun ini bisa hadir hurmat haul.

Minggu pagi ada undangan reuni Alumni 1994. Lokasi acara di Pesantren Modern Cendekiawan Subulussalam Banjardowo Jombang. Pesantren ini diasuh oleh KH Ahmad Sugianto Rohmad yang kebetulan beliau merupakan teman satu angkatan.

Lokasi pesantren ini hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari PP Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Saat sampai di lokasi, beberapa kawan sudah datang. Beberapa kawan belum pernah sekalipun berjumpa sejak tamat MAN. Beberapa di antaranya cukup sering berjumpa.

Acara reuni semacam ini sangat membahagiakan. Memang tidak mungkin menghadirkan semua teman seangkatan. Tentu ada banyak alasannya. Tetapi adanya kegiatan semacam ini sungguh menggembirakan. Kami bisa kembali bersua setelah tamat mondok sekian puluh tahun lalu. Kami sudah tidak muda lagi meski rasanya kami menolak tua.

Reuni ini meneguhkan Seduluran Sak Lawase. Ini komitmen penting untuk merawat kebersamaan. Ada ikatan spiritual bahwa kami berasal dari sebuah pesantren yang sama. Jalan hidup kita memang berbeda-beda, tetapi persaudaraan dan kebersamaan—minimal lewat WA grup—tetap terjaga.


 

Takut kepada Allah

Puncak acara haul adalah pengajian umum. Sebelum pengajian, sambutan perwakilan alumni disampaikan oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufik, M.Ag. Beliau mengajak para alumni untuk menyambung ruh, jiwa dan raga, bahwa kita ini merupakan alumni Denanyar. Aspek ini seharusnya menjadi semangat kita bersama.

Ada dua kiai yang memberikan mauidhah hasanah, yaitu KH Abdul Qoyyum Mansur dan KH Ubaidillah Shodaqoh. Gus Qoyyum—sapaan akrab KH Abdul Qoyyum Mansur—menjelaskan tentang ulama yang takut kepada Allah. Penjelasan beliau dimulai dari sosok KH. Bisri Syansuri. Menurut Gus Qoyyum, Mbah Bisri itu merupakan ulama yang kealimannya dalam bidang fiqh sudah diakui secara luas. Beliau melengkapi keahlian itu dengan sikap hidup wirai. “Mbah Bisri itu seorang ulama yang sangat faqih dan wirai”, tegas Gus Qoyyum.

Pada bagian lain beliau menjelaskan agar kita sebagai umat Islam belajar banyak kepada para ulama. Kejiwaan ulama adalah teladan bagi kita semua. Beliau kemudian merujuk ke dalam al-Qur’an kata khasyah yang berarti takut. Takut itu ada beberapa bentuk, di antaranya takut miskin dan takut infak. Hal ini banyak terdapat pada umat. Aspek yang penting adalah memberikan teladan kebajikan agar tidak takut. Di sinilah peran ulama sangat penting. Ulama yang seharusnya memulai itu takut semata-mata kepada Allah SWT.

Ulama yang takut kepada Allah dijelaskan oleh Gus Qoyyum memiliki beberapa gambaran; (1) tidak membuat resah umat. (2) memiliki kontribusi untuk menstabilkan kehidupan umat. (3) memiliki kontribusi dalam bentuk moril dan materiil terhadap kehidupan bangsa. (4) hati-hati dalam cara pandangnya terhadap dunia atau wirai. (5) memberikan contoh kebutuhan hidup di dunia dan akhirat.

Pada bagian lain Gus Qoyyum menyampaikan agar kita ini jangan jauh agama. Itulah kunci hidup damai dan sejahtera. Agama adalah penuntun kehidupan di dunia dan akhirat.

Pada bagian akhir ceramah beliau memberikan ijazah wirid. Ya Allah cespleng cespleng ya Rahman ya Rahim.

KH Ubaidillah Sodaqoh yang menjadi penceramah kedua menjelaskan bahwa Mbah Bisri adalah ulama besar. Beliau telah melompati etape-etape menuju Allah SWT. Orang yang berdzikir dan dekat kepada Allah akan mendapatkan banyak rahasia yang tidak bisa disampaikan secara terbuka kepada orang banyak. Mbah Bisri memiliki banyak keistimewaan. Kita selayaknya banyak belajar kepada beliaau, khususnya dalam kedekatan kepada Allah.

 

Trenggalek, 24 Januari 2023

16 komentar:

  1. Luar biasa..,👍👍👍 silaturahmi tetap terjaga..prof..kalau orang Melayu berkata.pucuk pauh delima batu. Anak Sembilang ditapk tangan. Walaupun jauh beribu batu. Hilang dimata di hati jangan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.

      Hapus
  2. Senangnya jadi alumni pesantren. Masih ada ikatan ukhuwah yang indah. (Abdisita)

    BalasHapus
  3. Masya Allah tulisan yg sangat inspiratif. Bayak hal yg dapat diteladani dari para masyayich.

    BalasHapus
  4. Ruaaaarrrrr biasa .... trims mas prof...

    BalasHapus
  5. Subhanalloh...saya salut dengan perjalanan prof Naim...semoga terinspirasi ...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.