Kunci-kunci Penting Meraih Kebahagiaan
Judul Buku: Menemukan Bahagia, Mengarifi Kehidupan
Menuju Rida Tuhan
Penulis: M. Husnaini
Penerbit: Quanta
Jakarta
Edisi: 2013
Tebal: xvii+141
halaman
Peresensi: Ngainun Naim
Semua manusia ingin
hidup bahagia. Bahagia bahkan
menjadi tujuan hidup. Segala hal dilakukan dalam rangka menemukan bahagia. Tetapi
ternyata bahagia itu tidak sederhana. Ukuran bahagia antara satu orang dengan
orang yang lainnya berbeda. Begitu juga dengan cara mewujudkannya.
Persoalan bahagia adalah adalah personal universal dan
perenial. Disebut universal karena terjadi di seluruh dunia tanpa membedakan
agama, bangsa, suku, etnis, dan seterusnya. Disebut perenial karena ia
berlangsung abadi sepanjang sejarah manusia, sejak zaman Nabi Adam sampai nanti
di akhir zaman.
Karena itulah maka pembahasan tentang bahagia selalu
aktual. Sesungguhnya sudah banyak buku yang menulis tentang bahagia ini, tetapi
setiap buku yang bertema bahagia selalu menghadirkan hal baru yang penting
untuk dibaca. Dalam kerangka inilah buku karya M. Husnaini ini penting
diposisikan.
Buku ini menarik karena menyajikan berbagai kunci penting
untuk meraih bahagia. Husnaini memang tidak membuat kunci-kunci tersebut secara
sistematis, tetapi jika kita membacanya secara detail, ia menguraikan
kunci-kunci tersebut di beberapa bagian dalam buku ini.
Berdasarkan pembacaan yang saya lakukan, ada beberapa
kunci yang penting untuk menemukan bahagia yang diulas Husnaini. Pertama, ibadah. Bahagia itu persoalan
batin. Bahagia akan datang pada orang yang melakukan ibadah dengan penuh ketulusan.
Menurut Husnaini, ibadah itu memiliki energi besar, yaitu mengurangi
ketidakseimbangan ekologis, ketimpangan nilai-nilai, dan mengutuhkan kembali
bangunan ciptaan Allah yang selama ini kita rusak. Ibadah itu menyelamatkan tanpa
kita tahu bahwa ia menyelamatkan. Energi ibadah itu berupa berkah; suatu
energi besar yang muncul secara gaib dan tidak bisa dijelaskan kecuali dengan
penjelasan supranatural (h. 20).
Kedua, sederhana. Orang bahagia itu hidupnya tidak mewah. Ia
hidup secara apa adanya. Orang yang kehilangan kesederhanaan akan menyebabkan
hilangnya kebahagiaan. Hilangnya kesederhanaan menyebabkan kita ingin meraih segala
sesuatu secara instan. Yang muncul adalah sejuta keinginan yang tak kunjung
redam. Ini mengganggu kebahagiaan. Sederhana menyebabkan kita menikmati setiap
proses sehingga bisa membuat kita bahagia.
Ketiga, Menahan Diri. Bahagia itu tidak datang dengan
tiba-tiba. Bahagia itu merupakan
hasil dari kemampuan menahan diri dalam makna yang luas. Sepintas menahan diri
itu menyengsarakan, tetapi jika dicermati justru kemampuan menahan diri itu
adalah bagian dari dinamika hidup untuk meraih bahagia yang sesungguhnya. Bahagia
yang diperoleh dari dimensi material, apalagi melalui jalan yang tidak benar,
tidak akan bertahan lama. Bahkan sangat mungkin kemudian berganti dengan duka
lara.
Keempat,
dekat dengan al-Qur’an. Umat
Islam yang shaleh semestinya mendekatkan dirinya dengan al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan
kitab suci, pedoman hidup, dan pusat orientasi hidup. Mendekatkan diri dengan
al-Qur’an bisa dilakukan dengan rajin membacanya setiap hari. Hal ini penting
untuk ditekankan karena dengan rajin membaca—apalagi mengkajinya secara rutin—maka
hidup kita akan penuh dengan keberkahan. Keberkahan inilah yang akan
mengantarkan kita kepada hidup bahagia.
Kelima,
bermanfaat bagi sesama. Manusia
itu merupakan makhluk sosial. Keberadaannya harus memberikan manfaat positif
bagi lingkungannya. Kemanfaatan bagi sesama merupakan kiat kunci meraih
bahagia. Manusia yang tidak memberikan kontribusi bagi lingkungannya tidak akan
dapat merasakan kebahagiaan yang sejati.
Keenam,
bekerja secara tulus. Bekerja itu
merupakan kebutuhan dasar manusia. Bekerja seyogyanya dilakukan dengan penuh
ketulusan. Bekerja yang dilakukan secara tulus akan memancarkan energi bahagia
kepada pelakunya. Hal inilah yang menjadikan bekerja dilakukan tanpa beban. Semuanya
terasa membahagiakan karena nilai ketulusan yang mengiringi.
Ada banyak lagi kunci-kunci bahagia yang ditulis dalam
buku dengan sampul dan isi yang menarik ini. Membaca buku ini akan mengantarkan
kita kepada pengetahuan reflektif atas fenomena yang sesungguhnya sangat dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari. Melalui buku ini kita disadarkan untuk
menelisik dimensi-dimensi intrinsik dalam kehidupan yang kerap terabaikan.
Buku karya M. Husnaini ini ditulis secara sederhana.
Bahasanya renyah mengalir. Membaca buku ini seolah mengajak kita bertamasya ke
sebuah dunia imajinasi yang penuh dengan motivasi. Husnaini mampu mengolah
fenomena sehari-hari dengan bahasa yang begitu memikat.
Aspek yang saya sukai dari buku ini adalah dimuatnya
kisah-kisah untuk memperkuat isi tulisan. Kisah-kisah pendukung semacam ini,
menurut saya, memiliki nilai penting untuk mengukuhkan dan menggali nilai
moral. Melalui kisah semacam ini kita disadarkan terhadap berbagai pelajaran
berharga dalam kehidupan ini.
Buku ini laksana cermin bagi kita. Melalui buku ini kita
bisa melihat seperti apa kondisi kita sekarang ini. Setiap bagiannya berisi
refleksi tentang berbagai hal yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Membaca
buku ini memberikan motivasi dan daya dorong untuk menjadi manusia yang semakin
baik dari hari ke hari. Semoga.
Tulungagung, 1 November 2014
Tidak ada komentar: