Maaf Pak, Teman-teman Saya Hilang
Oleh Ngainun Naim
Rombongan
wisatawan itu terlihat gembira menikmati liburan panjang di negeri tetangga.
Kesempatan berlibur ke negara tetangga Jiran Malaysia merupakan kesempatan yang
sangat langka. Karena itu, rombongan tersebut benar-benar menikmati setiap
tempat yang menjadi tujuan rombongan.
Saat
berada di pusat perbelanjaan, rombongan dipersilahkan oleh pemandu wisata untuk
memasuki pusat perbelanjaan. Pemandu meminta anggota rombongan untuk berkumpul
beberapa waktu kemudian. Ada jatah waktu satu jam yang dapat dimanfaatkan untuk
berbelanja.
Satu
jam berlalu. Satu demi satu rombongan telah kembali. Entah mengapa ada satu
anggota yang belum kembali. Ditunggu beberapa waktu belum juga kembali. Mau
dihubungi juga tidak bisa karena saat masuk ke negeri tetangga, nomor HP
Indonesia tidak lagi bisa digunakan. Karena tidak ada kejelasan, satu rombongan
tersebut dengan terpaksa ditinggal.
Sementara
satu anggota yang ditinggal masih kebingungan. Ia lupa di mana jalan keluar
pusat perbelanjaan. Ia terus memutar sampai akhirnya ia menemukan ada pos
polisi di situ. Ia sadar sudah dua jam lebih mencari temannya dan belum
ditemukan. Maka, ia pun masuk ke kantor polisi.
”Maaf
Pak Polisi, saya mau lapor. Teman-teman saya hilang,” katanya.
Polisi
pun menerima dengan baik laporan tersebut.
”Berapa
jumlah teman Bapak”, tanya polisi.
”Ada
dua puluh orang Pak”.
”Oh,
Bapak. Maaf ya. Kalau begitu bukan teman Bapak yang hilang, tetapi justru Bapak
yang hilang”, jawab polisi.
Bapak tersebut diam terbengong. Ia baru sadar kalau dirinya yang hilang. Beruntung polisi tadi sesungguhnya sudah dihubungi pemandu wisata agar mengarahkan Bapak yang hilang tersebut ke penginapan rombongan. Maka, Bapak yang temannya hilang—atau tepatnya Bapak yang hilang tersebut—disarankan naik taksi menuju penginapan yang ditunjukkan oleh polisi.
Bapak tersebut diam terbengong. Ia baru sadar kalau dirinya yang hilang. Beruntung polisi tadi sesungguhnya sudah dihubungi pemandu wisata agar mengarahkan Bapak yang hilang tersebut ke penginapan rombongan. Maka, Bapak yang temannya hilang—atau tepatnya Bapak yang hilang tersebut—disarankan naik taksi menuju penginapan yang ditunjukkan oleh polisi.
Selamat
pagi, selamat menikmati liburan.
Ini
catatanku, tetapi si Bapak bukan Aku.
Haha.. ceritanya kocak bin gokil.
BalasHapusPak Naim pandai juga bikin cerita lucu, ternyata. Hahaha
He he selingan mas.
BalasHapus