Tokoh, Keteladanan dan Pencerahan
Judul Buku: Kiai Kantong Bolong, Refleksi Kisah-Kisah Kepemimpinan
Bangsa
Penulis: Rijal Mumazziq Z
Penulis: Rijal Mumazziq Z
Penerbit: Quanta Jakarta
Edisi: 2017
ISBN: 9786020449265
Inilah
buku yang saya ulas pertama kali di tahun 2018. Sebuah buku kumpulan esai yang
bernas dan sarat makna. Ditulis secara apik dan mengalir lancar. Membaca kata
demi kata di buku ini membuat Anda bisa tersedot dalam arus transformasi diri
yang cukup kuat.
Ada
36 kisah yang diulas di buku ini. Kisahnya mencakup para tokoh dari banyak
bidang, mulai presiden hingga kiai. Kisah demi kisah diracik secara menarik
dengan balutan refleksi yang mendalam.
Judul
buku ini diambil dari salah satu tulisan. Kiai Kantong Bolong adalah istilah
yang digunakan Rijal untuk menggambarkan tentang orang-orang yang "sudah
selesai dengan urusan dirinya". Orang-orang semacam ini menjalani segenap
aktivitas hidupnya hanya untuk dua hal: membantu sesama dan meraih ridha Sang
Mahakaya.
Secara
jeli Rijal mendeskripsikan mereka yang masuk kategori ini. Ada Ny. Halimah
Abdurrahim, adik KH Maimoen Zubair, yang sangat dermawan; KH. Abdul Hamid bin
Abdullah Pasuruan yang disebut Rijal sebagai "pipa" perpanjangan rezeki
orang lain; dan Gus Dur yang cepat membantu orang lain meskipun dirinya
sesungguhnya juga membutuhkan.
Puluhan
kisah yang diangkat di buku ini penuh dengan keteladanan. Ada kisah kiai,
pejabat, hingga orang yang tidak pernah masuk dalam sejarah orang besar.
Rijal secara emansipatif dan impresif menulis kisah mereka dengan segenap
kebajikannya.
Pak
Muhsinin adalah judul tulisan yang sungguh
menggugah. Wajahnya, tulis Rijal, "...selalu bercahaya. Teduh.
Menyejukkan. Wajah khas mereka yang senantiasa menjaga wudu".
Dalam
kesederhanaannya, beliau teguh beribadah. Dzikir selalu dilakukan. Juga puasa.
Saat sakit pun tetap teguh berpuasa, meskipun dilarang dokter.
"Tidak
apa-apa. Puasa ini saya niatkan khusus agar para dokter, perawat dan
pegawai di rumah sakit ini hidupnya berkah, tetap sabar melayani pasien, dan
anak-anaknya menjadi anak saleh-salehah... ".
Ada
banyak lagi kisah keteladanan di dalam buku ini. Membaca buku ini bisa
memberikan pencerahan di zaman yang penuh sesak oleh berita hoax.
Tulungagung,
2 Januari 2018
Tidak ada komentar: