Tokoh, Keteladanan dan Pencerahan

Januari 05, 2018


Judul Buku: Kiai Kantong Bolong, Refleksi Kisah-Kisah Kepemimpinan Bangsa
Penulis: Rijal Mumazziq Z
Penerbit: Quanta Jakarta
Edisi: 2017
ISBN: 9786020449265


Inilah buku yang saya ulas pertama kali di tahun 2018. Sebuah buku kumpulan esai yang bernas dan sarat makna. Ditulis secara apik dan mengalir lancar. Membaca kata demi kata di buku ini membuat Anda bisa tersedot dalam arus transformasi diri yang cukup kuat.
Ada 36 kisah yang diulas di buku ini. Kisahnya mencakup para tokoh dari banyak bidang, mulai presiden hingga kiai. Kisah demi kisah diracik secara menarik dengan balutan refleksi yang mendalam.
Judul buku ini diambil dari salah satu tulisan. Kiai Kantong Bolong adalah istilah yang digunakan Rijal untuk menggambarkan tentang orang-orang yang "sudah selesai dengan urusan dirinya". Orang-orang semacam ini menjalani segenap aktivitas hidupnya hanya untuk dua hal: membantu sesama dan meraih ridha Sang Mahakaya.
Secara jeli Rijal mendeskripsikan mereka yang masuk kategori ini. Ada Ny. Halimah Abdurrahim, adik KH Maimoen Zubair, yang sangat dermawan; KH. Abdul Hamid bin Abdullah Pasuruan yang disebut Rijal sebagai "pipa" perpanjangan rezeki orang lain; dan Gus Dur yang cepat membantu orang lain meskipun dirinya sesungguhnya juga membutuhkan.
Puluhan kisah yang diangkat di buku ini penuh dengan keteladanan. Ada kisah kiai, pejabat, hingga orang yang tidak pernah masuk dalam sejarah orang besar.  Rijal secara emansipatif dan impresif menulis kisah mereka dengan segenap kebajikannya.
Pak Muhsinin adalah judul tulisan yang sungguh menggugah. Wajahnya, tulis Rijal,  "...selalu bercahaya. Teduh. Menyejukkan. Wajah khas mereka yang senantiasa menjaga wudu".
Dalam kesederhanaannya, beliau teguh beribadah. Dzikir selalu dilakukan. Juga puasa. Saat sakit pun tetap teguh berpuasa, meskipun dilarang dokter.
"Tidak apa-apa. Puasa ini saya niatkan khusus agar para dokter,  perawat dan pegawai di rumah sakit ini hidupnya berkah, tetap sabar melayani pasien, dan anak-anaknya menjadi anak saleh-salehah... ".
Ada banyak lagi kisah keteladanan di dalam buku ini. Membaca buku ini bisa memberikan pencerahan di zaman yang penuh sesak oleh berita hoax.

Tulungagung, 2 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.