Inkubasi Proposal Penelitian

Agustus 20, 2022


 

Ngainun Naim

 

SAYA mendengar kata inkubasi pertama kali itu dulu saat sekolah. Konteksnya kesehatan, yakni waktu antara infeksi pertama yang dialami oleh seseorang hingga munculnya gejala penyakit.

Belakangan saya menemukan konteks yang lebih luas dalam berbagai bidang. Ada inkubasi bisnis, inkubasi kewirausahaan, inkubasi literasi, dan beberapa istilah. Dalam konteks penelitian ada istilah inkubasi proposal penelitian.



 

Di tempat saya bekerja, yaitu LP2M UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, baru saja diadakan kegiatan Inkubasi Proposal Penelitian. Kegiatan dilaksanakan pada 18-20 Agustus 2022 di Best Westerm Papilo Hotel Surabaya. Kegiatan ini diharapkan berfungsi—secara positif—menularkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan para dosen dalam menghasilkan proposal yang lebih bagus. Harapannya, proposal penelitian tahun 2023 lebih bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.


 

Salah satu tugas pokok dosen adalah melaksanakan penelitian. Suka atau tidak suka karena sudah menjadi dosen maka harus meneliti. Di Kementerian Agama, sistem penelitian cukup baik. Ada aplikasi yang dinamakan Litapdimas di mana tahap demi tahap penelitian berlangsung secara online. 


 

Persoalannya, banyak dosen baru yang ada di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Juga banyak fungsional lain yang memiliki kewajiban menulis dalam perjalanan karir mereka. Mereka ini belum akrab dengan penelitian yang menggunakan sistem Litapdimas. Akun pun ada yang belum memiliki.

Pada konteks semacam inilah kegiatan Inkubasi Proposal Penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar peserta mampu menjalani penelitian secara baik sejak tahap awal. Hambatan teknis bisa diatasi dan substansi proposal juga lebih baik. Hal ini sejalan dengan harapan Wakil Rektor 1 UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Dr. H. Ahmad Muhtadi Ansor, M.Ag., saat pembukaan, yakni, “Usulan penelitian dalam bentuk proposal itu harus meyakinkan. Jangan kepalanya kucing tapi ekornya tikus karena bagian demi bagian kurang sinkron”.


 

Pada kegiatan ini ada tiga narasumber, yaitu Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd (UIN Salatiga), Dra. Imas Maesaroh, Ph.D (UIN Sunan Ampel Surabaya), dan Drs. Wahyudin Halim, M.A., M.A., Ph.D (UIN Alauddin Makassar). Masing-masing memberikan materi teknis-substantif yang mengacu kepada aplikasi Litapdimas.

 

Surabaya, 20-8-2022

 

9 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.