Pengganggu Produktivitas Berkarya

September 25, 2022


 

Ngainun Naim

 

Menulis itu tidak selalu mudah. Ide menulis kadang mampet. Dicari dengan banyak cara tidak juga ketemu.

Saat berbeda, menulis begitu mudah. Ibarat kran terbuka, menulis begitu mengalir. Kalimat demi kalimat terangkai dengan begitu mudah dan indah.

Saat menulis berjalan mudah bukan berarti akan mudah sejak awal sampai akhir. Di tengah jalan tidak jarang muncul gangguan. Ketika gangguan muncul, proses menulis menjadi terhambat. Produktivitas berkarya tidak terjadi.

Apa saja bentuk gangguannya? Banyak sekali. Salah satunya adalah lingkungan.

Jika kita sedang menulis sementara di sekitar kita televisi menyala biasanya konsentrasi kita pecah. Kita sulit fokus untuk menulis. Ini sesungguhnya wajar karena kita sulit melakukan dua aktivitas dalam waktu bersamaan.

Hanya orang tertentu yang bisa melakukan dua aktivitas secara bersamaan. Konon Almarhum KH Abdurrahman Wahid mampu menulis artikel dengan mesin ketik sambil berbincang dengan tamu. Perbincangan berlangsung dengan gayeng dan artikel juga jadi.

Beberapa penulis lain juga mampu menulis sambil melakukan aktivitas lain. Tapi hanya mereka yang istimewa saja yang mampu melakukannya. Kita yang tidak istimewa tentu sulit untuk melakukannya.

 


Duduk dan Menulis

Salah seorang penulis produktif Indonesia yang cukup penting adalah The Liang Gie. Generasi sekarang saya kira jarang yang mengenal nama ini. Buku-buku karya beliau sekarang ini juga sudah sulit ditemukan.

Liang Gie menulis banyak topik, termasuk tentang menulis. Salah satu buku karyanya, Terampil Mengarang, berisi hal-ikhwal menulis. Buku karya Liang Gie bisa dikategorikan sebagai  buku awal tentang menulis yang beredar di pasaran.

Di buku ini Liang Gie, antara lain, menulis bahwa aspek yang membuat tulisan tidak selesai adalah gangguan. Bentuknya bermacam-macam. Jika ingin selesai maka semua tantangan harus diatasi.

Saat menulis Liang Gie menyarankan untuk duduk dan fokus menulis. Terus menulis dan abaikan semua gangguan sampai tulisan selesai. Begitu idealnya.

Haruskah ikut saran Liang Gie? Tentu tidak harus sepenuhnya mengikuti. Liang Gie, menurut saya, menawarkan strategi. Jika tepat bisa dipilih. Jika tidak ya disesuaikan dengan kondisi masing-masing pribadi.

 


Memutus Pengganggu

Saya pernah menulis satu buku berjudul Proses Kreatif Penulisan Akademik. Buku ini berisi beberapa hal terkait proses kreatif menulis. Salah satu aspek yang dibahas agar produktif berkarya adalah memutus pengganggu.

Zaman sekarang ini pengganggu yang cukup besar adalah media sosial. WA, misalnya. Saat menulis, WA sebaiknya dimatikan. Fokus saja untuk menulis.

Jika WA masih on, biasanya konsentrasi mudah terbagi. Awalnya mungkin hanya mau mengecek pesan masuk. Begitu dibuka ditemukan pesan penting, lalu dibaca dan dibalas. Jika saling berbalas maka otomatis fokus menulis bergeser.

Kondisinya semakin kurang fokus menulis manakala mulai membuka grup. Godaan berkomentar biasanya besar. Ini justru menghabiskan waktu cukup banyak.

Story WA juga cukup menggoda. Satu demi satu dibuka, dibaca, atau dikomentari. Ini juga pengganggu fokus menulis.

 

Tetap Fokus

 

Searching di mesin pencari juga setali tiga uang. Saat menulis, sekali lagi, perlu tetap fokus menulis. Bukan berarti searching data tidak penting. Tentu penting tapi waktu melakukannya jangan bersamaan dengan waktu menulis.

Fokus menjadikan menulis bisa berjalan secara efektif. Di sini komitmen penulis merupakan kunci. Jika komitmen kurang kuat, fokus akan melemah.

Memang menulis itu tidak selalu mudah. Tantangannya bisa bermacam-macam. Justru karena itulah diperlukan fokus dan komitmen dalam melaksanakannya.

 

Tulungagung, 21-9-2022

18 komentar:

  1. Lihat story' wa, story' FB, Instagram trus Twitter... Akhirnya lupa kalau lembar office word nya masih blank. Itulah saya...

    BalasHapus
  2. Betul Prof, banyak gangguan dalam menulis. Yang sering datang biasanya penyakit malas menulis...he..he

    BalasHapus
  3. Terlalu banyak gangguan Prof, istiqamah tdklah mudah

    BalasHapus
  4. Mantaps. Selamat terus menginspirasi, Mas Prof. Sehat selalu.

    BalasHapus
  5. Betul prof... Memulai menulis itu banyak aral melintang. Hanya yg punya komitmen menghalau rintangan saja yang bisa mewujudkan tulisannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.

      Hapus
  6. Terima kasih prof.Motivasi diri yang luar biasa

    BalasHapus
  7. Berkomitmen istikomah menulis memang butuh perjuangan, terima kasih Mas Prof

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.