Sate Lalat dan Nasi Bebek Madura

Oktober 01, 2022


 

Ngainun Naim

 

Jarum jam menunjukkan angka 21.20 WIB. Acara di Rektorat IAIN Madura baru saja usai. Kawan-kawan penitia mengajak saya menikmati kuliner khas Madura, yaitu Sate Lalat atau Sate Lalak.

Jangan salah sangka kalau Sate Lalat itu bahan dasarnya daging lalat. Jelas bukan. Ini sate dari daging kambing atau ayam yang diiris sangat kecil. Seukuran lalat. Jadi inilah yang tampaknya menjadi alasan penamaan Sate Lalat.

Malam itu kami diajak ke Jalan Niaga Pamekasan yang merupakan pusat kuliner Sae Selera. Sepanjang jalan berjejer tenda kuliner. Ramai sekali. Kami masuk ke salah satunya. Saya lupa apa nama warungnya.

Berempat kami duduk lesehan: Saya, Pak Mashur Abadi, Pak Eri Haryanto, dan Ainurrohman. Kami berbincang tentang banyak hal, khususnya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sate Lalak sungguh unik. Karena sangat kecil, seperti tidak terasa. Dipadu dengan bumbu berbalut kacang, sepiring sate plus lontong ludes. Sungguh nikmat.

Kami terus berbincang. Suguhan STMJ membuat diskusi semakin gayeng. Secara substantif kami berharap agar komunikasi dan relasi semakin memperkokoh institusi masing-masing. Ini adalah salah satu kunci untuk berbagai informasi dan energi.

Malam semakin larut. Jarum jam menunjukkan angka 22.20. Kami pun berpisah. Esok subuh saya harus pulang ke Trenggalek bertemu keluarga.


 

Mengunjungi Madura belum lengkap jika belum mencicipi nasi bebek. Ya, nasi bebek merupakan kuliner khas Madura.

Sabtu pagi 24 September 2022 pukul 05.36  kami meninggalkan Pamekasan untuk pulang. Jalanan masih sepi. Namun demikian di titik tertentu ada macet, yaitu di pasar.

Entahlah, ini yang unik di Madura. Di beberapa titik jalan tersendat karena luberan dari pasar. Saya tidak hafal di daerah mana saja. Seingat saya sepanjang perjalanan dari Pamekasan menuju Bangkalan, kami tiga kali mengalami macet.

Hampir jam 07.00 WIB. Waktu yang tepat untuk sarapan. Sebuah warung bebek yang berada di pinggir jalan menuju Suramadu menjadi tempat pilihan. Tidak ada rekomendasi dari siapa pun. Feeling saja.

Warung ini cukup luas. Beberapa mobil sudah parkir. Saya dan teman perjalanan memesan dua porsi nasi bebek dan minum. Harga 35 ribu. Tidak terlalu mahal.

Daging bebek cukup kecil namun sangat gurih. Tidak butuh waktu lama untuk menuntaskan satu porsi nasi bebek di pagi itu. Sungguh sebuah nikmat yang harus disyukuri.

Secara berseloroh saya bilang ke teman perjalanan. 

"Nikmat banget. Ini lauknya dua porsi pas. Pas enak dan pas lapar", seloroh saya. Kami pun tertawa ngakak.

Tuntas sudah agenda sarapan. Kami pun segera melanjutkan perjalanan pulang. Masih ratusan kilo yang harus ditempuh.

 

 

Pamekasan—Kediri, 24-9-2022

4 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.