Ide dan Membaca

Februari 21, 2023


 

Ngainun Naim

 

Berapa halaman buku yang Anda baca setiap hari? Ini pertanyaan sederhana tetapi memiliki relasi yang sangat erat dengan penelitian. Tradisi membaca yang kokoh adalah basis tradisi penelitian.

Saya beberapa kali bertanya kepada mahasiswa tentang berapa skripsi yang sudah dibaca. Rata-rata jawabannya nihil. Mereka sekadar lihat-lihat secara cepat. Ada juga yang sama sekali belum pernah tahu, apalagi membaca sampai tuntas.

Saya yakin fenomena semacam ini terjadi di banyak tempat.  Membaca masih menjadi sesuatu yang asing. Tradisi membaca masih dimiliki oleh sebagian kecil saja mahasiswa kita.

Tradisi membaca penting ditumbuhkembangkan di kalangan mahasiswa kita. Soal cara, tergantung kepada pilihan masing-masing dosen. Intinya bagaimana mahasiswa mau membaca dan menjadikannya sebagai tradisi.

Aspek ini tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh perjuangan dan keseriusan melakukannya. Jika kesadaran terhadap pentingnya membaca sudah dilakukan sejak awal, tradisi membaca memiliki peluang besar untuk terbangun.

Ini bukan persoalan sederhana. Membangun tradisi itu rumit. Namun harus terus diusahakan karena inilah basis dunia intelektual.

Tradisi membaca memberikan peluang yang lebih besar dalam hal menentukan topik penelitian. Kekayaan hasil bacaan dan imajinasi personal memungkinkan ide demi ide berdialektika. Di sini tugas dosen membantu menganalisis dan mensistematisasikan agar jelas arahnya penelitian.

Kekayaan bacaan juga menjadi modal untuk memperlancar proses menulis. Pilihan kosa kata, diksi, dan susunan kalimat dipengaruhi oleh hasil bacaan. Tulisan yang menarik dan berbobot dapat dipastikan produk penulis yang kaya bacaan.

Kekayaan bacaan juga menjadi modal penting untuk memilih teori. Memilih bermakna sudah memiliki. Beda dengan yang tidak memiliki. Apa yang mau dipilih? Jangankan memilih, terkadang apa itu teori dan apa fungsinya saja tidak tahu.

Metode penelitian pun sama. Beberapa kali saya menemukan metode penelitian yang tidak operasional. Kadang metodenya tidak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa penulisnya tidak memahami metode penelitian.

 

Trenggalek, 28 Januari 2023

14 komentar:

  1. betul sekali Prof, itulah yng sekarang terjadi kampus-kampus kita.

    BalasHapus
  2. Setuja ( baca: setuju sekali) prof.

    BalasHapus
  3. Terimakasih prof. Ilmu dan Motifasinya

    BalasHapus
  4. Terimakasih Prof, artikelnya singkat, sederhana dan berbobot.😇🙏🏼

    BalasHapus
  5. Satu kalimat " Mari membaca!" Terima kasih pencerahannya Prof

    BalasHapus
  6. Siap, Prof. Menulis menjadi aktivitas yang sangat positif. Mengekspresikan sesuatu yang bisa diterjemahkan dengan berbagi hal: gerak, bunyi, akting, dan sebagainya.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.