ILMU PADI, POHON KELAPA, DAN BUAH KURMA

Juni 14, 2013


Bagian Ketiga
Oleh Ngainun Naim

Bagian ketiga ini membahas tentang buah kurma. Bagi umat Islam, buah kurma tentu sudah tidak asing lagi. Buah ini telah menjadi bagian penting dalam sejarah Islam.
Menurut Pak Soegijono MS, filosofi yang dimiliki buah kurma adalah: walaupun warnanya hitam, mengkerut, tetapi rasanya manis dan banyak kasiatnya. Kalau diibaratkan dengan manusia yang menjalani kehidupan di dunia ini, sepertinya tidak terlalu berbeda dengan performance buah kurma. Tubuh yang semakin kehilangan ketegarannya dapat diumpamakan sebagai onderdil, seperti antara ”mur” dan ”baut” yang semakin kendur, sehingga mudah capek dan masuk angin. Kulit semakin kisut, gigi banyak yang tanggal, gerak yang semakin lambat, dan berbagai gejala usia tua lainnya.
Kondisi semacam ini bukan berarti membuat manusia sudah tidak berguna. Penampilan dan segenap fungsi fisik boleh menurun, tetapi eksistensinya diusahakan untuk selalu dibutuhkan oleh orang lain. Kurma, walaupun secara fisik tidak menarik, kempes, mengkerut, tetapi rasanya manis dan manfaatnya banyak. Kurma, walaupun manis, aman untuk dikonsumsi.
Ini merupakan sebuah metafora bahwa walaupun manusia itu sudah tua, tetapi jika kepribadian dan manfaatnya banyak, ia akan tetap dihormati karena memberikan pencerahan kepada sesama. Semakin tua semakin meningkat penghormatan yang diberikan oleh masyarakat karena ilmu dan pengabdiannya yang terus dilakukan. Manusia semacam ini akan selalu dihormati oleh masyarakat, walaupun secara fisik sudah menurun kemampuannya. 
Ulasan tentang Padi, Pohon Kelapa, dan Buah Kurma dalam tiga seri catatan ini memiliki makna reflektif agar kita menjadi manusia yang semakin bermanfaat. Di tengah arus kehidupan yang semakin materialis sekarang ini, refleksi semacam ini memiliki makna sebagai sarana untuk kembali memahami eksistensi dasar kemanusiaan. Sebab, manusia yang terbaik adalah yang mampu memberikan manfaat buat orang lain, bukan justru yang menyusahkan orang lain. Salam (Parakan Trenggalek, 13 Juni 2013].

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.