Revolusi untuk Perbaikan Negeri
Judul Buku: Revolusi Pancasila
Penulis: Yudi Latif
Penerbit: Mizan Bandung
Edisi: Juni 2015
Tebal: xiii+208 halaman
![]() |
Buku Yudi Latif |
Perhatian terhadap Pancasila tampaknya mengalami
kemunduran dari waktu ke waktu. Kemunduran ini terjadi pada hampir semua
komponen bangsa, termasuk pada mereka yang berada di dunia pendidikan. Salah
satu indikasinya adalah semakin berkurangnya jumlah intelektual Indonesia yang
memiliki perhatian terhadap topik ini. Selain itu, semangat mempelajari dan
mensosialisasikan Pancasila di berbagai institusi pendidikan juga menurun drastis. Hal ini dapat dicermati dari fakta
semakin banyaknya generasi muda yang tidak hafal terhadap sila-sila Pancasila.
Bahkan secara tegas Prof. Dr. Moh. Mahfud MD menyatakan bahwa gema Pancasila
sekarang ini memang semakin mengendur. Pertanyaan dasarnya, jika sila-sila Pancasila saja tidak hafal,
bagaimana mungkin mengetahui dasar filosofis dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari?
Fenomena semakin
terasingnya Pancasila dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sesungguhnya
merupakan sebuah ironi. Pancasila merupakan dasar negara. Sebagai dasar negara,
Pancasila merupakan dasar berdirinya NKRI. Lebih jauh, Pancasila adalah dasar dalam mengatur penyelenggaraan
negara. Selain itu, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup, ia menjadi titik orientasi seluruh kehidupan
masyarakat secara luas.
Selain sebagai dasar
negara dan sebagai pandangan hidup, Pancasila juga memiliki peranan dan fungsi
lain. Fungsi-fungsi Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila memiliki peranan yang
signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu ketika semakin banyak
warga masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami terhadap Pancasila maka
kondisi ini sesungguhnya membahayakan bagi kehidupan bangsa ini pada taraf
selanjutnya.
Pada kondisi semacam ini
diperlukan berbagai upaya untuk menjadikan Pancasila kembali menjadi ideologi
yang menguatkan eksistensi bangsa ini. Sejauh ini sesungguhnya sudah ada usaha
cerdas dan kreatif untuk melakukan penafsiran Pancasila dalam konteks kehidupan
sekarang ini. Salah satu intelektual muda yang penting untuk disebut adalah
Yudi Latif.
Sejauh ini ia telah
menulis beberapa buku tentang Pancasila, yaitu Negara Paripurna:
Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (2011), Mata Air
Keteladanan, Pancasila dalam Perbuatan (2014), dan yang terbaru
Revolusi Pancasila. Buku-buku tersebut merupakan ikhtiar serius Yudi Latif
untuk menghadirkan Pancasila sebagai perilaku hidup sehari-hari bangsa
Indonesia.
Buku Revolusi
Pancasila ini bisa disebut sebagai titik puncak kegelisahan Yudi Latif
terhadap keadaan Indonesia yang kian hari kian kacau. Kondisi ketidakjelasan
ini tidak boleh dibiarkan. Harus dilakukan langkah penyelamatan agar bangsa ini
tidak hancur di titik nadir. Caranya adalah dengan Revolusi Pancasila.
Buku ini berisi
pemikiran orisinal dan bernas Yudi Latif dalam menafsirkan Pancasila. Bagi Yudi
Latif, revolusi menjadi pilihan paling strategis untuk keluar dari jerat
persoalan yang sedemikian kompleks. Tanpa melakukan revolusi, Pancasila akan semakin
kehilangan peran strategisnya. Implikasinya, kehidupan bangsa ini akan semakin
keluar jauh dari rel kehidupan yang diidealkan.
Yudi Latif menguraikan
secara rinci dan detail tentang apa yang ia maksud dengan revolusi Pancasila,
mulai dari aspek yang sifatnya filosofis hingga agenda praktis untuk
mewujudkannya. Paparan demi paparan di buku ini menunjukkan bahwa kita masih
memiliki harapan untuk menjadi bangsa yang besar. Harapan itu masih mungkin
karena kita memiliki banyak peluang untuk mewujudkannya.
Tawaran yang digagas
Yudi Latif memang menarik dalam konteks pencarian jalan keluar atas segenap
persoalan yang sekarang tengah menghimpit bangsa ini. Tetapi jalan keluar yang
bisa ditempuh tentu tidak semudah yang digagas Yudi Latif. Bahkan untuk memahami
kata revolusi itu sendiri tidak mudah. Walaupun Yudi Latif sudah
mengklarifikasi secara historis dan teoritis terkait kata revolusi, tetapi
stigma yang pejoratif menjadikan kata revolusi Pancasila membutuhkan proses
tersendiri untuk bisa dipahami.
Sebagai tawaran pemikiran, kita harus mengapresiasi secara konstruktif
terhadap ikhtiar Yudi Latif. Tanpa pemikir semacam ini, perjalanan bangsa ini
akan semakin gelap. Buku ini signifikan perannya dalam ”mencari terang” di
tengah kegelapan dan ketidakjelasan arah perjalanan bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar: