Dialog dengan Buku
Oleh Ngainun Naim
Buku-buku di rumah berserakan kurang tertata rapi.
Entahlah, rasanya kok sulit untuk merapikannya. Selalu saja ada alasan untuk
tidak melakukannya. Beberapa kali kupandangi buku-buku koleksiku. Aku kira
jumlahnya cukup lumayam. Itu adalah akumulasi dari pembelian yang kulakukan
secara rutin. Juga pemberian dari penerbit saat dulu aktif menulis resensi di
media, atau dari teman-teman yang berbaik hati memberikannya kepadaku. Aku
bersyukur bisa memiliki gudang ilmu tersebut. Buku-buku itulah yang telah
memberiku energi untuk belajar. Ya, dengan buku Aku menjadi manusia yang tidak
tahu. Karenanya Aku berusaha membaca, meskipun kesempatannya sangat minim.
![]() | |
Prof. Khaled Abou El Fadl dan buku-buku koleksinya. | Sumber gambar www.ohbuku.com |
Sebuah buku mungil karya Khaled M. Abou El Fadl tiba-tiba
datang melintas di ingatan. Buku yang berjudul 'Musyawarah Buku' itu sungguh
mempesona. Aku coba cari di lemari buku, nihil. Semoga saja buku itu tidak
lenyap. Seingatku, buku itu adalah rangkuman dari musyawarah Khaled setiap
malam saat ia menyerap buku. Buku telah mendedahkan energi hidup yang luar
biasa pada diri Khaled. Serapan energi itu kemudian berbuah produksi karya yang
jumlahnya melimpah. Konon, Khaled memiliki koleksi buku di kisaran 40.000
eksemplar. Ya, itu jumlah buku yang sungguh tak terperi. Dan sekitar separonya
adalah buku klasik karya para ulama terdahulu.
![]() |
Buku inspiratif karya Khaled Abou El Fadl |
Buku demi buku yang terus menambah koleksi menjadi energi
untuk belajar. Memang aktivitas sehari-hari menjadi tantangan tersendiri untuk
menikmatinya. Antara waktu dan kesempatan membaca menjadi tidak seimbang.
Tetapi entahlah, buku memang selalu mempesona. 'Jika ada uang beli saja. Kalo
kamu tunda, bukunya bisa sulit didapat,' nasihat guruku MTs yang koleksi
bukunya hampir 15 ribu judul. Aku tersenyum saja mendengar nasihat itu. Dalam
hati mengiyakan walau kadang sedih saat ada buku bagus tapi uang tidak cukup
untuk membelinya. Buku demi buku adalah sarana untuk mendulang energi menulis.
Membaca yang dilakukan secara rutin merupakan sumber energi menulis yang
melimpah. Jika tidak pernah membaca jangan berharap bisa menghasilkan tulisan
yang baik.
![]() |
Sebagian buku sederhana karyaku |
Buku
sederhana yang saya tulis, The Power of Reading, berisi tentang
hal-ikhwal membaca. Intinya buku itu menyatakan bahwa membaca besar sekali
manfaatnya. Kampanye tentang membaca buku harus terus disuarakan. Inilah kunci
penting kemajuan hidup. Sayang, banyak yang tahu tetapi tidak mau melakukan. “Membacalah
sedikit demi sedikit. Serap manfaatnya,” kata Hernowo. Jadi, ayo membaca.
luar biasa nih pny banyak koleksi... mantap
BalasHapusNggak banyak Bang, hanya lumayan. Sedang berusaha terus untuk menambah koleksi he he he. Terima kasih sudah berkenan membaca catatan sederhana saya.
HapusSaya mau melaksanakan nasehat guru bapak, saya bisa beli yg menjadi guru inspuratif?
BalasHapusBisa bu. Kirim alamat ya ke email saya: naimmas22@gmail.com
Hapussemoga nulari Pak Kyai....
BalasHapusAmin. Suwun mas.
BalasHapus