Sarapan Pecel

Juli 01, 2016


Oleh Ngainun Naim
 
Nasi Pecel. Sumber gambar: www.bacaresepdulu.com/resep-nasi-pecel.
Beliau tokoh penting. Tokoh agama lagi. Tetapi pagi itu pernyataannya membuat saya tersentak. 

”Saya tadi pagi sarapan pecel uenak banget,” katanya.

Saya yang duduk di sebelahnya melongo. Bagaimana mungkin? Ini kan bulan puasa? Ia kan sehat-sehat saja?

Ia kemudian melanjutkan ceritanya dengan santai. Ia ceritakan bahwa nasinya masih panas, sambalnya enak banget, plus rempeyeknya yang gurih. Betul-betul kena di lidah. Aduh, semakin tidak jelas saja.

Saya hormati beliau dengan terus menyimak ceritanya tanpa menyela. ”Selesai makan mau minum teh hangat lo mas, la kok ibuknya membangunkan,” tuturnya dengan kecewa.

Oalah, ternyata sarapannya mimpi. Dan mimpi itu terjadi karena beliau tidak sahur pagi tadi. Magrib masih beberapa jam lagi. Tak usah risau. Mari tingkatkan keimanan dan ibadah kita.

Salam Pecel.
 
Tulungagung, 1 Juli 2015.

1 komentar:

  1. hahahaha .... kocak .... lebih kocak lagi, saya baru baca tulisan ini sekarang. Lima tahun kemudian, bahkan lima tahunnya nyaris lebih sebulan.

    Apa kabar, Pak?

    salam literasi dari Jogja.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.