Jejak Karya dan Peristiwa Astronomi Islam
Judul Buku: Studi Astronomi Islam, Menelusuri Karya dan
Peristiwa
Penulis: Prof. Dr. H. Susiknan Azhari
Penerbit: Pintu Publishing dan Museum Astronomi Islam
Edisi: 2017
Tebal: xii+400 halaman
ISBN: 9786027181779
Peresensi: Ngainun Naim
Saya sangat berbahagia saat
menerima buku bergizi karya Guru Besar Hukum Islam/Astronomi Islam dari UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Susiknan Azhari. Buku tersebut
dititipkan melalui kolega saya di IAIN Tulungagung, Dr. H. As’aril Muhajir,
M.Ag. Rasa terima kasih saya ucapkan secara tulus kepada Prof. Dr. H. Susiknan
Azhari dan Dr. As’aril Muhajir.
Sesungguhnya bidang
astronomi Islam sangat jarang saya baca. Kehadiran buku ini menjadi daya dorong
yang luar biasa bagi saya untuk membacanya. Saya ingin mengetahui hal-ikhwal
astronomi dari buku yang tebalnya lebih dari 400 halaman ini.
Seperti biasanya, saya
membaca buku ini secara “ngemil”, sedikit demi sedikit. Saat ada kesempatan,
saya membacanya. Setiap menemukan bagian yang menarik, saya tandai. Kalimat
yang penting saya renungkan.
Buku ini terdiri dari empat
bab plus lampiran. Baru saja saya menyelesaikan Bab Pertama: Pendahuluan yang
ada di halaman 3-10, saya sudah mendapatkan ilmu yang luar biasa. Ya, bab
ini—menurut saya—merupakan role model yang
penting dalam menulis sebuah karya ilmiah. Bab ini menjelaskan “kegelisahan
akademis” tentang mengapa buku ini ditulis.
Lewat bab pendahuluan saya
menemukan tentang model menulis latar belakang yang baik. Paparan awalnya
dimulai dari ulasan umum, didukung data yang valid, lalu mengerucut pada
penjelasan mengapa buku ini ditulis. Astronomi Islam merupakan bidang yang pada
masa keemasan Islam mendapatkan perhatian yang sangat baik. Seiring
perkembangan sejarah, astronomi ISlam menjadi kurang diperhatikan. Justru
karena itulah riset-riset tentang astronomi Islam harus terus digalakkan. Dan
buku ini adalah salah satunya.
Bagian kedua bertajuk,
“Dinamika Studi Astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia”. Studi astronomi
Islam ternyata memiliki jejak yang cukup kuat, baik di Indonesia maupun di
Malaysia. Penelusuran sejarah yang dilakukan Prof. Dr. Susiknan Azhari sungguh
luar biasa. Ini merupakan kerja intelektual yang sungguh tidak mudah.
“Kesulitan sangat dirasakan
dalam proses pengumpulan data. Hal ini terjadi disebabkan data tersebar di
berbagai perpustakaan bahkan “terserak” dalam koleksi pribadi”, tulis Prof.
Susiknan (h. viii). Namun demikian data yang sedemikian berlimpah mampu
disistematisasikan mengikuti kronologi waktu dan berdasarkan konteks
peristiwanya.
Tulisan di bagian kedua
tentang kronologi riset astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia memberikan
informasi yang sangat berharga tentang potret astronomi Islam dari waktu ke
waktu. Perkembangan astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia ternyata sangat
dinamis. Prof. Susiknan berhasil menjelaskan tentang bagaimana astronomi Islam
yang awalnya lebih merupakan kerja individual seorang ilmuwan sampai
bermetamorfosis menjadi bagian dari institusi pendidikan semacam IAIN/UIN. Aspek
menarik pada bagian ini adalah lampiran kurikulum program khusus astronomi
Islam di IAIN Semarang. Selain itu juga data tentang karya penelitian dalam
bidang astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia yang disusun secara kronologis
semakin mengukuhkan bahwa astronomi Islam merupakan bidang kajian yang terus
tumbuh dan berkembang.
Bab ketiga yang bertajuk “Perkembangan
Karya Astronomi Islam Periode Modern” juga sangat kaya data.Data yang cukup
komprehensif menunjukkan bahwa penulisnya bekerja sangat keras untuk mewujudkan
karya ini. Dokumentasi karya-karya astronomi dalam bentuk buku, artikel dan
makalah Islam yang terbit mulai tahun 1905 sampai dengan tahun 2017,
sebagaimana dimuat secara sistematis pada halaman 72-228, jelas merupakan
informasi berharga yang harus kita apresiasi. Data-data dari dokumentasi
tersebut memberikan informasi yang sangat berharga betapa ilmu astronomi Islam
sangat kaya dan produktif.
Bab keempat yang bertajuk “Peristiwa
Astronomi Islam” memaparkan berbagai peristiwa astronomi dalam jangka waktu 10
tahun terakhir. Terlihat sekali dalam ulasan di bagian ini, data-data yang
dimiliki oleh Prof. Susiknan sangat kaya. Peristiwa demi peristiwa dalam
bidikan media diulas secara kronologis dan mendetail. Membacanya seolah
serangkaian peristiwa. Padahal sesungguhnya masing-masing peristiwa bersifat
sporadis. Merangkainya menjadi sebuah kronologi jelas merupakan kinerja yang
tidak sederhana.
Bab ini diakhiri dengan kronologi
peristiwa demi peristiwa astronomi Islam, mulai tahun 1938-2017. Antara tahun
1938-1961 tidak terdapat peristiwa yang terekam. Saya kira persoalannya lebih
pada ketersediaan data yang memang langka, bukan tidak ada peristiwanya.
Buku yang cukup tebal ini
dilengkapi dengan foto-foto aneka peristiwa, terutama yang berkaitan dengan
aktivitas penulisnya. Sayangnya sebagian foto tidak ada keterangannya. Padahal keterangan
itu sangat penting untuk membantu memahami dan memaknai peristiwa.
Saya kira buku ini penting
untuk menjadi bacaan wajib para pengkaji astronomi Islam. Bahasanya sederhana
dan mudah. Bagi mereka yang bukan pengkaji astronomi Islam, buku ini dapat
memperkaya wawasan berkaitan dengan bidang yang biasanya ramai diperbincangkan
saat sidang isbat, yaitu penentuan awal Ramadhan, Sawal dan Zulhijjah. Selamat
membaca.
Tulungagung, 22 Juni 2017.
Tidak ada komentar: