Jejak Karya dan Peristiwa Astronomi Islam

Juni 22, 2017


Judul Buku: Studi Astronomi Islam, Menelusuri Karya dan Peristiwa
Penulis: Prof. Dr. H. Susiknan Azhari
Penerbit: Pintu Publishing dan Museum Astronomi Islam
Edisi: 2017
Tebal: xii+400 halaman
ISBN: 9786027181779
Peresensi: Ngainun Naim


Saya sangat berbahagia saat menerima buku bergizi karya Guru Besar Hukum Islam/Astronomi Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Susiknan Azhari. Buku tersebut dititipkan melalui kolega saya di IAIN Tulungagung, Dr. H. As’aril Muhajir, M.Ag. Rasa terima kasih saya ucapkan secara tulus kepada Prof. Dr. H. Susiknan Azhari dan Dr. As’aril Muhajir.
Sesungguhnya bidang astronomi Islam sangat jarang saya baca. Kehadiran buku ini menjadi daya dorong yang luar biasa bagi saya untuk membacanya. Saya ingin mengetahui hal-ikhwal astronomi dari buku yang tebalnya lebih dari 400 halaman ini.
Seperti biasanya, saya membaca buku ini secara “ngemil”, sedikit demi sedikit. Saat ada kesempatan, saya membacanya. Setiap menemukan bagian yang menarik, saya tandai. Kalimat yang penting saya renungkan.
Buku ini terdiri dari empat bab plus lampiran. Baru saja saya menyelesaikan Bab Pertama: Pendahuluan yang ada di halaman 3-10, saya sudah mendapatkan ilmu yang luar biasa. Ya, bab ini—menurut saya—merupakan role model yang penting dalam menulis sebuah karya ilmiah. Bab ini menjelaskan “kegelisahan akademis” tentang mengapa buku ini ditulis.
Lewat bab pendahuluan saya menemukan tentang model menulis latar belakang yang baik. Paparan awalnya dimulai dari ulasan umum, didukung data yang valid, lalu mengerucut pada penjelasan mengapa buku ini ditulis. Astronomi Islam merupakan bidang yang pada masa keemasan Islam mendapatkan perhatian yang sangat baik. Seiring perkembangan sejarah, astronomi ISlam menjadi kurang diperhatikan. Justru karena itulah riset-riset tentang astronomi Islam harus terus digalakkan. Dan buku ini adalah salah satunya.
Bagian kedua bertajuk, “Dinamika Studi Astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia”. Studi astronomi Islam ternyata memiliki jejak yang cukup kuat, baik di Indonesia maupun di Malaysia. Penelusuran sejarah yang dilakukan Prof. Dr. Susiknan Azhari sungguh luar biasa. Ini merupakan kerja intelektual yang sungguh tidak mudah.
“Kesulitan sangat dirasakan dalam proses pengumpulan data. Hal ini terjadi disebabkan data tersebar di berbagai perpustakaan bahkan “terserak” dalam koleksi pribadi”, tulis Prof. Susiknan (h. viii). Namun demikian data yang sedemikian berlimpah mampu disistematisasikan mengikuti kronologi waktu dan berdasarkan konteks peristiwanya.
Tulisan di bagian kedua tentang kronologi riset astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia memberikan informasi yang sangat berharga tentang potret astronomi Islam dari waktu ke waktu. Perkembangan astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia ternyata sangat dinamis. Prof. Susiknan berhasil menjelaskan tentang bagaimana astronomi Islam yang awalnya lebih merupakan kerja individual seorang ilmuwan sampai bermetamorfosis menjadi bagian dari institusi pendidikan semacam IAIN/UIN. Aspek menarik pada bagian ini adalah lampiran kurikulum program khusus astronomi Islam di IAIN Semarang. Selain itu juga data tentang karya penelitian dalam bidang astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia yang disusun secara kronologis semakin mengukuhkan bahwa astronomi Islam merupakan bidang kajian yang terus tumbuh dan berkembang.
Bab ketiga yang bertajuk “Perkembangan Karya Astronomi Islam Periode Modern” juga sangat kaya data.Data yang cukup komprehensif menunjukkan bahwa penulisnya bekerja sangat keras untuk mewujudkan karya ini. Dokumentasi karya-karya astronomi dalam bentuk buku, artikel dan makalah Islam yang terbit mulai tahun 1905 sampai dengan tahun 2017, sebagaimana dimuat secara sistematis pada halaman 72-228, jelas merupakan informasi berharga yang harus kita apresiasi. Data-data dari dokumentasi tersebut memberikan informasi yang sangat berharga betapa ilmu astronomi Islam sangat kaya dan produktif.
Bab keempat yang bertajuk “Peristiwa Astronomi Islam” memaparkan berbagai peristiwa astronomi dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Terlihat sekali dalam ulasan di bagian ini, data-data yang dimiliki oleh Prof. Susiknan sangat kaya. Peristiwa demi peristiwa dalam bidikan media diulas secara kronologis dan mendetail. Membacanya seolah serangkaian peristiwa. Padahal sesungguhnya masing-masing peristiwa bersifat sporadis. Merangkainya menjadi sebuah kronologi jelas merupakan kinerja yang tidak sederhana.
Bab ini diakhiri dengan kronologi peristiwa demi peristiwa astronomi Islam, mulai tahun 1938-2017. Antara tahun 1938-1961 tidak terdapat peristiwa yang terekam. Saya kira persoalannya lebih pada ketersediaan data yang memang langka, bukan tidak ada peristiwanya.
Buku yang cukup tebal ini dilengkapi dengan foto-foto aneka peristiwa, terutama yang berkaitan dengan aktivitas penulisnya. Sayangnya sebagian foto tidak ada keterangannya. Padahal keterangan itu sangat penting untuk membantu memahami dan memaknai peristiwa.
Saya kira buku ini penting untuk menjadi bacaan wajib para pengkaji astronomi Islam. Bahasanya sederhana dan mudah. Bagi mereka yang bukan pengkaji astronomi Islam, buku ini dapat memperkaya wawasan berkaitan dengan bidang yang biasanya ramai diperbincangkan saat sidang isbat, yaitu penentuan awal Ramadhan, Sawal dan Zulhijjah. Selamat membaca.


Tulungagung, 22 Juni 2017.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.