Belum Semua Dosen Terampil Menulis

Agustus 15, 2019

Ngainun Naim


Penelitian seharusnya menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan seorang dosen. Tugas pokok dosen, sebagaimana tercakup dalam tri darma, adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya merupakan rangkaian yang tidak terpisah.
Itu idealnya. Praktiknya tidak selalu begitu. Saya kira itu terjadi juga di berbagai bidang kehidupan yang lainnya. Ada darma tertentu--misalnya darma penelitian--yang nyaris diabaikan.
Penelitian membutuhkan keseriusan. Tanpa keseriusan, sulit mendapatkan penelitian dengan hasil memuaskan. Jika ukurannya selesai, mungkin iya. Tapi jika ukurannya kualitas, saya kira masih membutuhkan proses yang lebih panjang lagi.
Tantangan penelitian yang saya kira penting adalah waktu penelitian. Ya, kita sekarang semakin sibuk. Meskipun sesungguhnya kesibukan yang terus bertumpuk senantiasa memberikan banyak hal dalam hidup. Ada pengalaman, ilmu, hikmah dan nilai penting dalam kehidupan. Dalam konteks penelitian, hal tersebut sesungguhnya menjadi modal penting untuk mengembangkan penelitian.
Saat memberikan sambutan pada acara "Seminar Evaluasi Bantuan Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat" di Hotel Haris Surabaya (28-29 Nopember 2018), Direktur Diktis Prof. Dr. M. Arskal Salim GP menjelaskan bahwa dana penelitian yang diberikan oleh pemeintah tahun ini sangat besar. Karena itu Prof. Arskal bertanya, "Dana penelitian yang sebesar itu sudah menghasilkan apa?". Karena itulah evaluasi penting untuk meninjau efektivitas pelaksanaan riset.
Kegiatan evaluasi dalam penelitian penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat. Selain efektivitas penggunaan dana, evaluasi juga penting untuk memberikan masukan terhadap data-data mentah yang diperoleh oleh peneliti. Data-data tersebut membutuhkan analisis, klasifikasi, dan pengolahan secara lebih matang.
Secara objektif Prof. Arskal menyatakan bahwa belum semua dosen kita memiliki skill menulis. Sesungguhnya ini menjadi tantangan tersendiri. Dosen yang sehari-hari bergelut dengan dunia akademik ternyata belum semuanya terampil menulis.
Apa sebabnya? Tentu ada banyak faktor. Catatan ini tidak akan mengulas faktor-faktor penyebab rendahnya keterampilan menulis dosen. Namun saya setuju bahwa aspek yang penting untuk dilakukan adalah penguatan kualitas dari proposal sampai akhirnya menjadi laporan dan outnya berupa artikel jurnal.
Dengan demikian diharapkan keterampilan menulis dosen-dosen kita semakin meningkat. Semoga.

Surabaya. 29-11-2018

5 komentar:

  1. Betul pak, termasuk sy pribadi sbg pemula. Smg dpt dibimbing agar lbh baik ke depannya.

    BalasHapus
  2. Setuju sekali. Pendidikan dan sistem pendidikan tidak menghasilkan output pendidikan yang baik, kuncinya di penguasaan literasi. Kuncinya di keterampilan membaca dan menulis. Tidak ada ceritanya negara bisa maju tanpa memperkuat literasi, apapun bahasanya. Kalau ada yang bisa beritahu negara mana yang maju tapi literasinya jelek, tunjukkan padaku 😀 Selalu mendukung upaya Bapak menggalakkan literasi. Lebih galak lebih baik😁😁😁

    BalasHapus
  3. Betul sekali pak...semoga bisa istiqamah menulis, minimal menulis blog tiap minggu😃😁

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.