Buku, Membaca, dan Jalan Hidup

April 26, 2020

Ngainun Naim

Catatan ini awalnya adalah pengantar saya selaku editor buku antologi Aku, Buku, dan Membaca. Buku antologi ini cukup tebal. 400 halaman lebih. Pengantar yang saya buat, setelah melalui perubahan secukupnya, jadilah catatan sederhana ini. Semoga bermanfaat.
Membaca itu penting. Saya kira semua orang mengetahuinya. Lewat aktivitas menelusuri deretan kata demi kata, seseorang bisa terus menambah ceruk pengetahuannya. Membaca membuat wawasan menjadi luas. Tidak hanya itu, khazanah pengetahuan yang dimiliki melalui aktivitas membaca merupakan modal untuk menjadikan diri menjadi lebih baik. Ya, membaca adalah modal untuk melakukan transformasi menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Meskipun penting dan memiliki banyak manfaat, tetapi ternyata hanya sedikit warga masyarakat yang mau melakukannya. Membaca baru menjadi tradisi sebagian sangat kecil masyarakat Indonesia. Sebagian besarnya lebih suka berbicara, berkomentar di jejaring sosial, dan mencela mereka yang berbeda. Membaca tampaknya masih jauh untuk disebut sebagai budaya bagi masyarakat Indonesia.
Realitas ini diperkuat dengan fakta tentang posisi Indonesia di antara negara-negara lain di dunia. Budaya membaca masyarakat Indonesia selalu saja berada di posisi bontot. Maka wajar jika kita menjadi negara yang terus kalah bersaing. Bagaimana kita bisa menang bersaing jika kualitas masyarakat kita belum unggul? Harus jujur diakui bahwa kualitas manusia kita masih rendah karena kurang membaca.
Maka membaca sesungguhnya menjadi sebuah keharusan. Inilah salah satu kunci penting untuk meningkatkan mutu masyarakat Indonesia. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki budaya membaca maka semakin banyak manusia-manusia bermutu yang dimiliki oleh Indonesia. Jika kini negara kita selalu riuh dan ribut, saya kira itu karena kita lebih suka berdebat dibandingkan dengan membaca.
Masyarakat yang suka membaca tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk debat kusir tentang persoalan yang tidak bermutu. Mereka lebih suka menggunakan waktunya untuk mengerjakan berbagai hal yang bermanfaat, seperti membaca. Membaca yang dilakukan di berbagai kesempatan yang ada adalah penanda kemajuan peradaban.
Ada aspek yang saya kira penting untuk menjadi bahan refleksi bersama berkaitan dengan aktivitas membaca dan transformasi diri. Perubahan tidak mungkin terjadi tanpa adanya usaha. Masyarakat akan berada dalam kondisi tuna-membaca selamanya jika tanpa ada ikhtiar mengenalkan membaca kepada mereka.
Proses menyukai aktivitas membaca itu sesungguhnya unik. Ada orang yang menyukai membaca karena lingkungan keluarganya memang menyediakan buku bacaan. Ada yang karena temannya berasal dari keluarga cinta buku sehingga ia terpengaruh. Dan ada yang awalnya karena (ter/di) paksa.
Buku yang merupakan kumpulan kisah para penulisnya berakrab ria dengan buku ini sungguh menarik. Perkenalan mereka dengan dunia buku melalui beragam cara. Semuanya menegaskan bahwa buku dan membaca adalah dua hal yang memiliki relasi erat. Saling berkaitan.
Di tengah rendahnya minat baca masyarakat kita, kehadiran buku ini terasa tepat. Meskipun tanpa pretensi berlebihan, tetap saja ada harapan agar buku ini memiliki energi untuk menggerakkan orang mau membaca. Semua itu sangat mungkin terjadi karena sebuah buku bisa memengaruhi seorang pembaca dan orang-orang di sekitarnya.
Ide awal membuat buku ini sesungguhnya tidak sengaja. Tiba-tiba saja muncul ide dan saya segera membuat pengumuman atau undangan menulis. Awalnya hanya saya share ke grup WA tempat saya bekerja. Entah bagaimana ceritanya undangan ini kemudian tersebar luas. Maka, tulisan demi tulisan datang bak air bah. Sungguh saya kewalahan. Pengirim tulisan datang dari tempat yang tidak saya duga. Tidak hanya dari Indonesia. Ada beberapa kawan dari Kuala Lumpur. Ada juga yang dari Arab Saudi.
Sungguh, saya sangat berbahagia. Ide sederhana saya ternyata diapresiasi secara luas. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua teman yang telah berkontribusi di buku in

19 komentar:

  1. Baca... Baca... Baca...

    Terima kasih sharingnya, Pak Ngainun Naim..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa, jalan baik akan dipertemukan dengan orang orang baik

      Hapus
    2. Luar biasa, jalan baik akan dipertemukan dengan orang orang baik

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya.

      Hapus
  3. Tulisan yang sangat renyah dinikmati, ini tidak termasuk membatalkan puasa..hehe

    BalasHapus
  4. Tulisan yang memberi pencerahan tentang pentingnya membaca. Inspiratif.

    BalasHapus
  5. Semoga budaya membaca semakin meningkat bermula dari meningkatnya budaya menulis dan sebaliknya. Kadang suka menulis, tetapi belum suka membaca. Yang lebih umum: jangankan menulis, membaca saja ogah. Bismillah, Indonesia akan lebih baik. Amin....

    BalasHapus
  6. Dan membaca membuat saya semakin banyak pengetahuan. Contoh ketika saya baca kutab fathul qorib versi arab saya lebih tahu tentang tatacara beribadah yang benar.

    Apa ada pdf buku "aku,buku dan membaca" bapak... pingin baca isinya .

    Terimakasih

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.