Menampilkan Islam Sebagai Agama Ramah
Ngainun Naim
Munculnya kelompok-kelompok yang menampilkan Islam dengan wajah keras sesungguhnya menjadi bagian dari sejarah Islam. Kelompok ini senantiasa ada, hadir, dan mewarnai Islam di mana pun. Keberadaannya sebenarnya hanya minoritas tetapi cukup mengganggu karena mempengaruhi terhadap penampilan Islam secara keseluruhan.
Upaya-upaya untuk menampilkan Islam yang ramah selalu dilakukan. Hal ini penting dilakukan secara terus-menerus agar Islam senantiasa menampilkan wajah ramah dan memberikan kontribusi pada kehidupan. Energi untuk menebarkan kebajikan dalam bentuk apa pun—termasuk dalam bentuk karya tulis—harus terus dibudayakan.
Kebetulan saya baru saja menamatkan sebuah buku karya Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Beliau baru saja mendapatkan SK sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebuah capaian akademis yang membanggakan dan penuh perjuangan.
Buku Inkulturasi Islam ini merupakan salah satu buku yang menunjukkan bagaimana Abdul Mu’ti adalah seorang intelektual yang rajin menghasilkan karya ilmiah. Buku ini memberikan perspektif damai dalam menghadapi dinamika kehidupan yang semakin kompleks. Sebagaimana dinyatakan di beberapa bagian, buku ini lahir dari kegelisahan penulisnya terhadap munculnya konflik, ketidakdilan, dan pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan dalam bentuknya yang beragam. Lewat buku ini diharapkan perspektif positif tentang Islam dapat terus tersemai.
Saya mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan baru di buku ini. Misalnya penjelasannya tentang Caring Society, yaitu suatu masyarakat yang memiliki kepedulian sangat tinggi terhadap sesama. Agar tumbuh caring society dibutuhkan charity yang bersifat fungsional dan produktif, bukan temporal konsumtif (17). Juga penjelasannya tentang bystander apathy, yaitu sikap masa bodoh dan tidak peduli dengan penderitaan orang lain (22).
Ada banyak lagi informasi dan pengetahuan yang saya peroleh lewat buku ini. Meskipun sudah terbit cukup lama, aktualitas pesannya tetap sejalan dengan kondisi sekarang ini. Inilah kekuatan tulisan yang berdimensi waktu panjang. Terima kasih Pak Abdul Mu’ti atas pengetahuannya lewat buku ini. Selamat untuk anugerah gelar Profesornya.
Trenggalek, 9 Agustus 2020
Subhanallah..bpk rajin nian banyak mem baca buku2 yg bermanfaat...
BalasHapusHebat pak....
Sekadar berjuang memanfaatkan waktu Bu
HapusTulisan Pak Abdul Mu'ti memang mantap makasih Pak Naim share resensinya ( bu sri)
BalasHapusSama-sama Bu
HapusTulisan mantap benar
BalasHapusMembaca banyak menambah wawasan...belum semua orang bisa konsisten membaca
BalasHapus(termasuk saya)banyak lalainya.
Butuh perjuangan. Asal ada usaha, Insyaallah bisa
HapusSalut...
BalasHapusSebuah contoh untuk dicontoh buku, penulis dan peresensi..
Semua hebat
Terima kasih Bu Kepala
HapusSelalu menginspirasi tiada henti. Keren prof.
BalasHapusSekadar berbagi Bu
HapusHebat prof Abdul Mu'ti. Trim infonya Bapak
BalasHapusSama-sama Pak Haji
HapusTrimkasih ilmunya prof...
BalasHapusMenghadirkan Islam yang rahmatan lilalamin
BalasHapusBetul
HapusLuar biasa, tiada henti untuk menginspirasi dan memotivasi Prof...
BalasHapusTerima kasih Mas
HapusKetika membaca sudah jadi kebiasaan...
BalasHapusKeren...
Terima kasih Mas
HapusSaya yakin sebentar lagi Bapak Naim akan mendapatkan SK.
BalasHapusAmin. Terima kasih Bapak atas doa tulusnya.
Hapus