Banyak Membaca Banyak Lupa
Ngainun Naim
Seorang kawan bercerita bahwa ia sesungguhnya mulai menyukai aktivitas membaca. Namun demikian ia menghadapi persoalan yang menurutnya cukup serius. Ia tidak bisa mengingat sebagian besar buku yang ia baca. Apa yang ia lakukan dianggapnya sebagai sia-sia belaka.
Saya mendengarkan penuturannya. Saya tetap memberikan semangat kepadanya untuk terus membaca. Bagaimana pun membaca memang tidak selalu mudah dilakukan. Saya juga mengalami hal yang sebagaimana ia alami.
Saya juga menjelaskan bahwa membaca memang tidak selalu mudah. Kadang juga sulit dan berat, terutama untuk buku-buku yang memang berat. Buku filsafat, misalnya, meskipun saya menjadi pengajar bidang ini, acapkali juga mengalami kesulitan. Saya harus mengulang-ulang bacaan agar bisa memahami.
Bagi saya sekarang ini yang menjadi tantangan adalah menguasai buku secara baik atau membaca buku demi buku yang terus saja berdatangan. Idealnya memang sebuah buku yang dibaca itu dikuasai secara baik. Tetapi realitasnya tidak selalu begitu.
Secara guyon saya menyampaikan bahwa semakin banyak membaca berakibat semakin banyak lupa. Karena itu jika tidak ingin banyak lupa maka jangan membaca karena memang tidak ada yang diingat. Tapi ini tentu bukan pilihan yang bijak. Jika ingin bijak maka perbanyaklah membaca meskipun beresiko banyak juga yang lupa.
Tulungagung, 14 Oktober 2020
Sepakat pak. Thanks.
BalasHapusMembaca juga meningkatkan kualitas tidur dan insomnia prof. He..he
BalasHapusHa ha ha betul juga
HapusKlu tdk membaca tdk ada yg diketahui
BalasHapusBetul Bu
HapusMembaca dan terus membaca...
BalasHapusBetul
HapusMenjadi semangat membaca Prof.... terima kasih motivasinya
BalasHapusSama-sama Bu
HapusAgar tidak banyak yang lupa menulislah seperti Doktor Naim
BalasHapusHe he. Bisa saja Pak KS ini.
Hapus