Membaca Bergizi
Ngainun Naim
Banyak orang yang semakin resah terhadap minat membaca masyarakat kita. Penelitian, survei, dan berbagai data yang ada menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat kita masih jauh dari harapan. Tentu jika dibandingkan dengan negara lain. Jika tidak ada yang dijadikan sebagai pembanding, kita ya tetap unggul. Kan tidak ada saingannya.
Ada banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat membaca masyarakat kita. Sistem pendidikan kita yang tidak mendesain anak-anak mencintai dunia literasi, akses bacaan terbatas, serangan teknologi informasi, dan banyak alasan lainnya. Semuanya bisa jadi benar adanya, meskipun pada beberapa kasus mungkin konteks sebabnya berbeda.
Saya tidak ingin berdebat tentang sebab karena bisa panjang dan berkaitan dengan banyak aspek yang berkait-kelindan. Perdebatan pada aspek sebab bisa juga memicu perdebatan yang kurang produktif. Aspek yang menurut saya jauh lebih produktif adalah bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat kita.
Saya tidak memiliki obsesi besar dalam dunia literasi. Saya hanya mengajak kepada orang-orang yang berminat untuk membaca dan menulis. Sasaran saya adalah pembaca tulisan-tulisan saya di blog, facebook, story WA, kelas-kelas yang saya ajar, dan juga di grup-grup WA. Saya sesungguhnya tidak banyak mengajar tentang membaca dan menulis. Saya justru lebih sering memberikan contoh dengan menulis setiap hari.
Terkait dengan membaca, saya ingin bertanya kepada kawan-kawan. Buku apa yang terakhir Anda baca? Tolong jujur di jawab ya. Pertanyaan selanjutnya, apa saja yang Anda ingat dari buku yang Anda baca tersebut?
Pertanyaan sederhana, tetapi saya kira sangat substansial. Membaca itu penting dan saya kira itu sudah tidak perlu dipertanyakan dan diperdebatkan lagi. Persoalannya, apakah Anda juga rajin membaca? Jika belum, ayo membaca. Mari budayakan membaca. Media sosial itu tidak menyediakan bacaan bergizi. Seorang ahli menyebut jika bacaan di media sosial itu bisa diibaratkan kudapan ringan yang kurang bergizi. Membaca yang bergizi adalah membaca buku.
Membaca tidak harus banyak. Sedikit tetapi rutin itu jauh lebih bagus daripada banyak tetapi sebulan sekali. Tentu yang bagus rutin, banyak halaman, dan banyak yang diingat. Tapi ini berat.
Trenggalek, 11-10-2020
Mantap Prof
BalasHapusMatur suwun
HapusTerima kasih atas motivasinya Bapak
BalasHapusSami-sami Pak Haji
HapusTerinspirasi spirit literasi yang Prof sebarkan, saya mengiyakan tawaran untuk bergabung di Klub Baca Sanggar Caraka. Alhamdulillah 1 pekan ini ada alasan pemaksa untuk membaca. Terimakasih prof.
BalasHapusAmin.
HapusTerima kasih prof
BalasHapusSami-sami Bu
HapusTak pernah berhenti mengingatkan nggih pak doktor...
BalasHapusTerima kasih
Sekadar berbagi dan mempertahankan tradisi menulis harian Bu
HapusTerima kasih Pak Doktor Naim, terus membaca setiap hari.
BalasHapusMengisi hari dengan aktivitas bermanfaat Pak KS
HapusTerima kasih pak prof. Saya juga telah merasakan malas kebanyakan...
BalasHapusMari segera membaca
HapusMancerahkan Pak...siap mari Kita membaca
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusBuku terakhir yang saya baca pada saat saya menulis ini adalah 'The power of Writting' karya bapak. Dalam buku tersebut, perkataan bapak yang masih saya ingat adalah tugas penulis adalah menulis. Terima kasih🙏🔥🔥🔥
BalasHapusTerima kasih Ustad Mizan.
HapusSangat menginspirasi prof
BalasHapusTerima kasih Mas
HapusSangat memotivasi pak.
BalasHapus