Potensi yang Belum Diberdayakan

Desember 08, 2020

 

Ngainun Naim


 

Menulis tidak berkaitan dengan bakat. Usaha dan kerja keras yang membuat seseorang bisa menjadi penulis. Dalam perjalanan menghasilkan sebuah tulisan, godaan selalu mendera. Jika tunduk pada godaan maka gagal menghasilkan tulisan. Jika berhasil menundukkan maka akan berhasil membuat tulisan.

Substansi paragraf ini yang saya sampaikan pada kegiatan “Bimbingan Teknis Penyusunan Karya Tulis Berupa Tinjauan, Ulasan Ilmiah, dan Policy Brief bagi Pejabat Fungsional Lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek Tahun 2020”. Acara dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Desember 2020 di Hotel Hayam Wuruk Trenggalek. Peserta dalam acara ini sebanyak 30 orang.

Pada acara ini saya menyampaikan bahwa semua orang, termasuk ASN, pasti bisa menulis asal bisa membaca. Jika selama ini merasa tidak bisa menulis, itu sesungguhnya hanya perasaan saja. Saya menyarankan untuk membuang perasaan tidak bisa dan segera menulis.

Menulis tidak ada hubungannya dengan bakat. Tidak ada hubungannya dengan jurusan sekolah. Menulis berkaitan dengan keterampilan. Jika sering menulis, pasti bisa menulis. Menulis itu sesungguhnya berkaitan erat dengan kehidupan seorang ASN. Salah satu syarat untuk kenaikan pangkat adalah dengan membuat karya tulis. Karena itu KEMAMPUAN MENULIS SIFATNYA WAJIB jika seorang ASN ingin meniti karir dengan lancar.


 

Bagi sebagian ASN, menulis itu ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Menurut saya, menulis adalah DUNIA PRAKTIK, bukan sekadar teori. Semakin sering praktik, semakin terampil menulis. Jika hanya berpikir dan membayangkan, tentu menulis akan sulit. Sama seperti naik sepeda. Jika hanya teori atau membayangkan, kita akan sulit untuk bisa naik sepeda. Tetapi jika sering berlatih, teori akan menjadi bagian dari praktik. Bahkan saat sudah terampil, teori seolah tidak diperlukan. Padahal sesungguhnya tetap perlu.

Begitu juga dengan berenang. Teori berenang tidak akan membuat orang pandai berenang. Terjun langsung ke kolam yang membuat teori mudah dipahami. Begitu juga dengan dunia menulis. Jika Bapak Ibu ikut acara pelatihan, webinar, atau workshop menulis maka yang diperoleh teori. Aspek yang lebih penting adalah segera praktik menulis. Hanya lewat praktik dan terus menulis saja yang membuat seorang ASN terampil untuk menulis.


 

Kunci sukses utama dalam bidang apa pun—salah satunya—adalah SEMANGAT. Jika semangat menulis bisa terjaga maka proses menulis bisa lancar. Persoalannya, semangat menulis itu tidak tetap. Saat Anda ikut acara semacam ini atau Anda sedang membaca buku tentang menulis, semangat untuk menulis meningkat. Tetapi saat Anda sibuk dengan aktivitas sehari-hari, semangat menulis itu biasanya perlahan menurun atau bahkan hilang.

Kita selayaknya belajar pada para penulis yang istiqamah. Mereka tidak akan larut dalam kondisi semangat yang menurun. Mereka selalu berusaha mencari jalan agar semangat menulis selalu terjaga. Karena mari berdayakan potensi menulis. Sayang jika potensi besar ini tidak diberdayakan. Jika ingin berhasil dalam menulis maka mari bangkitkan semangat menulis. Jangan menyerah dengan berbagai hambatan dan godaan.

 

Trenggalek, 8 Desember 2020

15 komentar:

  1. Siap Prof. Betul skl. Semangat itu naik turun maka Istiqomah itulah yg membuat terus menulis

    BalasHapus
  2. Sebenarnya alhamdilillah ttp ada smgt, tp energi terbatas, pripun ya Pak, bl sehari utk fokus tgs, lelah, ngantuk, ide yg akan dituang dlm tulisan jd tertunda...yg ky gini nyikapinya dospundi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya dinikmati saja. Luangkan waktu 10 menit saja setiap hari di pagi hari.

      Hapus
  3. Terimakasih Prof. Naim. Motivasi untuk saya

    BalasHapus
  4. Terima kasih Bapak Naim atas motivasinya

    BalasHapus
  5. Betul, pak. Thanks krn selalu memberikan motivasi bg kami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat menulis harus diberdayakan menjadi istiqomah dlm menulis. Betul sekali. Terima kasih, prof

      Hapus
  6. Saya setuju dengan pedapat jenengan, kalau nulis itu bukanlah sebuah bakat, saat saya mulai berani dan Pede menulis, meskipun masih amburadul.bagi saya . . itu sudah satu langkah di depan mereka yang masih berangan-angan untuk memulai menulis,dengan kritik dan saran, saya yakin saya akan bisa berproses menjadi lebih baik lagi, semoga

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.