Penulis, Menulis, dan Publikasi

Januari 19, 2021

 

Ngainun Naim


 

Pagi yang cerah. Refleksi pagi hari saya abadikan dalam story WA. “Mari merawat semangat menulis. Kita disebut penulis karena menulis dan menerbitkan karya, bukan karena lulus kuliah. Sarjana, Magister, dan Doktor tidak menjadikan seseorang menjadi penulis. Jadi mari terus menulis”.

Story sederhana ini saya bagikan dan mendapatkan apresiasi dari beberapa orang. Beberapa di antaranya kemudian menjadikan story di WA mereka. Terlihat sederhana tetapi cukup membahagiakan karena hal sederhana yang saya tulis mendapatkan apresiasi.

Dunia menulis belakangan semakin semarak. Gairah untuk menulis semakin meningkat. Pelatihan menulis digelar oleh banyak lembaga. Grup WA kepenulisan tumbuh subur. Tentu fenomena ini penting untuk diapresiasi.

Meskipun demikian bukan berarti setiap orang yang ikut pelatihan dan menjadi anggota grup kepenulisan otomatis menjadi penulis. Seseorang akan menjadi penulis karena memang menulis. Kuliah itu penting. Menjadi sarjana, magister, doktor, dan bahkan guru besar itu penting. Namun yang penting—berkaitan dengan menulis—adalah praktik menulis itu sendiri.

Takut, kuatir, enggan, dan sejenisnya kerap menghinggapi kawan-kawan yang memulai menekuni dunia menulis. Saya kira itu wajar dan saya juga mengalaminya. Jika persoalan-persoalan yang berkaitan dengan menulis tidak mampu diselesaikan maka seseorang akan berat untuk menjadi seorang penulis. Hasrat untuk menulis akan semakin minggir dan kemudian hilang. Mungkin saja pada saat tertentu terpantik kembali, tetapi itu tidak lama. Setelah itu hilang kembali.

Jadi marilah merawat spirit menulis. Terus menulis dan publikasikan karya yang kita hasilkan. Sesederhana apa pun yang kita tulis tentu memiliki manfaat. Kadang bagi kita sederhana tetapi bagi orang lain luar biasa. Tugas utama penulis adalah menulis. Hanya lewat menulis lalu menerbitkannya yang bisa menjadikan seseorang disebut sebagai penulis. Salam.

 

Tulungagung, 19 Januari 2021

9 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.