Antologi, Ontologi, dan Media Menulis (3)
Saya kebetulan sudah menulis puluhan buku solo tetapi saya tetap bersemangat untuk menulis dalam buku antologi. Beberapa undangan menulis antologi saya ikuti. Program antologi juga saya gagas dan kembangkan. Apa manfaatnya?
Saya jawab bahwa manfaatnya sangat banyak. Saya ingin memberikan contoh penulis dalam buku yang saya sebut di catatan ini sebelumnya. Salah satu penulis tersebut adalah Eti Rohmawati. Grup WA MA Ma’arif Menulis mensyaratkan anggotanya memiliki blog. Jika ada tulisan maka blog itu yang diunggah. Tujuannya agar lebih awet dan bisa dibagi kepada banyak orang.
Setelah terlibat dalam buku antologi, Eti Rohmawati kemudian mengumpulkan catatan demi catatan di blog yang ia kelola. Setelah dipoles di sana-sini maka jadilah sebuah buku keren. Judulnya adalah New Normal New Hope.
Nama lain yang juga terlibat dalam antologi perdana adalah Suprianto. Ia menulis artikel dengan judul “Inspirasi Menulis”. Sejak bergabung dengan WA Ma’arif Menulis, setiap hari ia menulis. Kumpulan tulisannya diolah menjadi dua buku keren, yaitu Merenda Asa dan Tentang Menulis. Saya kira ini merupakan prestasi yang penting untuk diapresiasi.
Antologi adalah jalan menuju terwujudnya buku mandiri. Niat dan komitmen yang terus diperjuangkan adalah kuncinya. Pada titik inilah perjuangan itu santat penting dan menentukan keberhasilan.
Tulungagung, 28-2-2021
Inggih Bapak... Terimakasih motivasinya... Saya mencoba untuk ikut menulis antologi di webinar kopdar VI SPK... Pangestunipun nggih...
BalasHapusSemoga lancar nggih Bu
HapusSepakat sekali, Mas Doktor. Antologi itu menambah semangat kita dalam menulis buku mandiri atau solo.
BalasHapusTerima kasih Pak Emcho
HapusTerima kasih. Semoga menular
BalasHapusAmin
HapusTerima kasih
BalasHapusSama-sama Bu
HapusWalau telah menghasilkan buku solo, saya tetap semangat menulis buku antologi.
BalasHapusTerima kasih Pak. Saya semakin bersemangat he he
HapusWah...jadi tersanjung prof. Terima kasih atas semua bimbingannya..
BalasHapusTerus kita rawat spirit literasi ya Pak
HapusMasyaAlloh keten... Jadi bersemangat ngeblog nih...
BalasHapusMari ngeblog lagi Bu
HapusTerimakasih motivasinya.
BalasHapusSama-sama Ibu
HapusMenginspirasi. 👍👍
BalasHapusTerima kasih Bu
Hapustrimaksih prof .semoga bisa menyambung silaturrohim, walaupun lewat media blog
BalasHapusSama-sama
HapusKeren..sharing ilmunya..Bapak..mksh
BalasHapusSelalu terpacu mewujudkannya. Memang betul sekali pak. Antologi adalah jalan awal menuju buku mandiri
BalasHapusTetap semangat menulis ya
Hapussetuju mas Doktor, dengan antologi banyak proses kreatif penulis menjadi buku , sebuah karya bermakna
BalasHapusterima kasih Pak KS
Hapus