Mencatat Hasil Bacaan

Februari 08, 2021

 

Ngainun Naim

 


Saya menyukai buku dan memiliki koleksi buku yang lumayan. Jumlah pastinya saya tidak tahu. Buku demi buku terus saja datang. Ada yang karena saya beli, ada juga karena hadiah dari kolega. Persoalannya adalah kesempatan untuk membacanya. Saya bukan pembaca buku yang cepat. Meskipun ada pelatihan membaca kilat, saya tidak meminatinya. Saya lebih suka membaca secara pelan dan menikmati bagian demi bagian dari buku yang saya baca.

Saya membaca cepat jika untuk keperluan penulisan makalah, artikel jurnal, atau buku. Biasanya saya memanfaatkan indeks yang ada di halaman belakang buku. Kadang saya membaca dengan mengacu ke daftar isi. Intinya saya membaca secara cepat karena keperluan yang mendesak untuk menulis.

Jika tanpa keperluan semacam ini, saya berusaha membaca secara ngemil. Sedikit demi sedikit. Bagian demi bagian yang penting saya tandai dan saya pindah ke file komputer. Bagi saya, cara semacam ini cukup efektif untuk menyimpan ilmu pengetahuan. Saat dibutuhkan, saya tidak perlu mencari buku aslinya. Cukup membuka file yang memuat pokok-pokok pikiran dari buku yang sudah saya baca.

Konsekuensinya memang membacanya lambat. Bagi saya bukan persoalan cepat atau lambat tetapi saya dapat apa dari membaca. Jika membaca cepat lalu tidak mendapatkan apa-apa maka membaca yang saya lakukan hanya sia-sia. Saya lebih berpikir bahwa membaca sedikit itu lebih baik jika ada yang bisa saya ikat, saya renungkan, dan suatu saat bisa saya gunakan.

Banyak ahli yang mengembangkan inovasi untuk mengikat hasil bacaan. Dulu ada nama The Liang Gie yang mengembangkan kartu catatan. Kini ada nama Peng Kheng Sun. Di luar kedua nama itu tentu ada banyak nama yang lainnya. Intinya adalah mencatat hasil bacaan itu sangat penting. Meskipun kini sudah ditemukan aplikasi modern, mencatat secara manual di halaman Microsoft word masih menjadi tradisi yang saya pertahankan.

 

Trenggalek, 8-2-2021

 

14 komentar:

  1. Bernas sekali Prof....ulama terdahulu juga berkata ikatlah ilmu itu dengan mencatat nya...

    BalasHapus
  2. Mengikat ilmu dengan tulisan ya, Prof. Hehe, saya juga kalo baca suka baca ngemil alias nyicil.

    Terima kasih sharingnya, Prof.

    BalasHapus
  3. Terimakasih atas sharing ilmunya prof, saya setuju dengan pemikiran panjenengan.

    BalasHapus
  4. Setuju sekali Prof. Semoga kami bisa mengikuti jejak untuk bisa menjadi penulis yg bisa memanfaatkan setiap momentum.

    BalasHapus
  5. Nukilan pentingnya: "Intinya adalah mencatat hasil bacaan itu sangat penting". Ini mungkin sama dengan pepatah Arab العلم صيد والكتابة قيده، قيد صيودك بالحبال الوثيقة- njih Prof.....

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.