Kisah Para Guru Penulis Buku (4)

Maret 06, 2021

 

Ngainun Naim

 


Salah satu guru yang saya sukai tulisannya adalah J. Sumardianta. Guru SMA Kolese De Britto Yogyakarta ini merupakan penulis lepas di berbagai media massa. Selain itu beliau juga telah menerbitkan beberapa buku yang cukup menarik. Saya memiliki dan membaca sebagian besar buku karya beliau. Beberapa buku karya beliau Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh Bergelimang Makna (2009), Guru Gokil Murid Unyu (2013), Habis Galau Terbitlah Move On (2014), Mendidik Pemenang Bukan Pecundang (2016), Jatuh Tujuh Kali Bangkit Delapan Kali (2017), dan Guru Gokil Zaman Now (2018).

Tulisan Pak Sumardianta unik dan berbobot. Saya sering mendapatkan inspirasi setelah membaca tulisan beliau. Inspirasi semacam itu penting untuk memperkaya perspektif dan imajinasi dalam menulis. Saya ingin mengutip secara utuh salah satu tulisan beliau di buku  Habis Galau Terbitlah Move On (2014). 

 


Internet itu penjaga sekaligus pencuri. Ia menjaga agar selalu terhubung dengan dunia luar. Ia mencuri perhatian hingga manusia tidak independen lagi. Membaca dengan saksama yang dulu terjadi secara alami, kini harus diusahakan dengan susah payah. Internet mengikis kemampuan berkonsentrasi dan merenung. Semakin sering menggunakan web semakin besar perjuangannya untuk tetap fokus pada lembaran tulisan panjang. Orang tahu internet, mengorbankan sesuatu yang esensial, tetapi mereka tidak mau kembali kepada kebiasaan lama.

 

Coba simak kutipan di atas. Terlihat sederhana karena menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan kita tetapi di dalamnya ada selaksa makna yang sungguh mendalam. Sumardianta berbicara tentang sisi positif dan negatif internet serta kegamangan yang harus kita hadapi.

Buku-buku J. Sumardianta sangat menarik. Kritik, reflektif, kaya makna, dan jenaka. Jika Anda ingin menekuni dunia menulis buku maka membaca karya-karya Sumardianta tentu penting artinya. Belajar dari modelnya menulis. belajar dari caranya mengungkapkan gagasa. Juga belajar tentang hal apa pun dari beliau.

 

 

Trenggalek, 6-3-2021

12 komentar:

  1. Internet mengikis kemampuan berkonsentrasi dan merenung....
    mengikis, bukan berarti menghilangkan ya pak

    BalasHapus
  2. Internet multiguna tapi di sisi lain juga menjadikan orang malas

    BalasHapus
  3. Internet ada manfaat positif ada negatif. Kebiasaan yg baik utk memahami suatu yg diingat dimemori otak mulai ditinggalkan. Mengapa susah2 kan ada internet kira2 bgt model sekarang. Serba instan.

    BalasHapus
  4. Dulu kami undang pak sumardianta ke acara teacher Writing Camp di kampus UNJ dan beliau orgnya sangat huMoris.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Omjay. Juga sangat ramah. Suatu sore saya sangat terkejut ketika ada orang mengetuk pintu rumah. Ternyata Pak Sumardianta sekeluarga yang mampir setelah mengisi acara. Beliau sungguh luar biasa.

      Hapus
  5. Sungguh menarik kalau bisa membaca buku tersebut secara utuh....

    BalasHapus
  6. Belajar dari ahlinya, ATM dan muncul gaya sendiri.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.