Belajar dari Empat Jurnal Terindeks Scopus

April 29, 2021

 


 Oleh Ngainun Naim

 

Acara Tadarus Litapdimas yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama pada hari Selasa tanggal 27 April 2021 memberikan banyak pengetahuan yang sangat berharga. 


Pada acara dengan tema “Distingsi dan Spesifikasi Publikasi Ilmiah bereputasi” ini menghadirkan empat orang pembicara dari jurnal di bawah Kementerian Agama yang baru terindeks Scopus, yaitu Sri Harini dari Journal of Islamic Architecture UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Khamami Zada dari Jurnal Al-Ahkam UIN Syahida Jakarta,  Mursyid Djawas dari Jurnal Samara UIN Ar-Raniri Aceh, dan  Aprezo Pardodi Maba dari Islamic Guidance and Counseling Journal IAIM NU Metro Lampung.


Fenomena terindeks Scopus merupakan hal yang luar biasa. Tidak terbayangkan sebelumnya jika jurnal-jurnal di PTKIN akhirnya terindeks Scopus. Sekarang ini sudah ada 9 jurnal yang sudah terindeks.


Dalam sambutan saat kegiatan, Dr. Suwendi, M.Ag. menjelaskan bahwa kita selayaknya mengapresiasi capaian yang sungguh luar biasa ini. Menurut Suwendi, jurnal itu merupakan marwah perguruan tinggi karena muaranya adalah hasil-hasil riset. Riset yang baik harus terpublikasi. Di sinilah jurnal bereputasi menjalankan fungsinya, yaitu publikasi hasil riset.


Kegiatan Tadarus Litapdimas ini sangat penting. Jurnal bisa terindeks Scopus itu tidak mudah. Sampai sekarang baru 9 jurnal yang terindeks. Padahal ada ribuan jurnal yang ada di bawah Kementerian Agama. Jurnal yang sukses terindeks Scopus jelas memiliki pengalaman, kapabilitas, dan proses yang tidak sederhana. Kehadiran jurnal yang terindeks Scopus, sebagaimana dinyatakan Dr. Suwendi, menunjukkan komitmen dan militansi PTKIN terkait isu yang relevan, strategis, dan memiliki makna dan pengaruhnya tulisan kita ke dunia internasional.


Paparan para pembicara sungguh menarik. Dari paparan mereka ada yang persoalannya bersifat teknis, yaitu problem koneksi internet, problem substansi, problem bahasa, dan beberapa problem lainnya. Sri Harini, Khamami Zada, Mursyid Jawas, dan Aprezo Pardodi Maba berkisah suka duka mengelola jurnal sampai akhirnya terindeks Scopus.


Dalam sambutannya Direktur Diktis Prof. Dr. Suyitno menegaskan bahwa sepanjang bekerja keras, Scopus itu bukan mimpi. Beliau menyebut Islamic Guidance and Counseling Journal IAIM NU Metro. Mengelola jurnal seperti mengelola bayi lahir. Butuh ketelatenan yang luar biasa. Orang bisa, kita pasti bisa. Itu bukan milik PTKIN tetapi milik swasta yang dari sisi dana dan SDM cukup terbatas.


Kegiatan Tadarus Litapdimas siang itu sangat penting artinya bagi kemajuan jurnal di Indonesia, khususnya PTKI. Pengalaman para pembicara memberikan wawasan dan inspirasi bagi para pengelola jurnal lain untuk mengikuti jejak mereka. Semoga.

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.