Belajar dari Empat Jurnal Terindeks Scopus
Acara Tadarus Litapdimas yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama pada hari Selasa tanggal 27 April 2021 memberikan banyak pengetahuan yang sangat berharga.
Pada acara dengan tema “Distingsi dan
Spesifikasi Publikasi Ilmiah bereputasi” ini menghadirkan empat orang pembicara
dari jurnal di bawah
Kementerian Agama yang baru terindeks Scopus, yaitu Sri Harini dari Journal
of Islamic Architecture UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Khamami Zada dari Jurnal Al-Ahkam UIN Syahida Jakarta, Mursyid
Djawas dari Jurnal Samara UIN Ar-Raniri Aceh,
dan Aprezo Pardodi Maba dari Islamic Guidance and Counseling
Journal IAIM NU Metro Lampung.
Fenomena
terindeks Scopus merupakan hal yang luar biasa. Tidak terbayangkan sebelumnya
jika jurnal-jurnal di PTKIN akhirnya terindeks Scopus. Sekarang ini sudah ada 9
jurnal yang sudah terindeks.
Dalam
sambutan saat kegiatan, Dr. Suwendi, M.Ag. menjelaskan bahwa kita selayaknya
mengapresiasi capaian yang sungguh luar biasa ini. Menurut Suwendi, jurnal itu
merupakan marwah perguruan tinggi karena muaranya adalah hasil-hasil riset.
Riset yang baik harus terpublikasi. Di sinilah jurnal bereputasi menjalankan
fungsinya, yaitu publikasi hasil riset.
Kegiatan
Tadarus Litapdimas ini sangat penting. Jurnal bisa terindeks Scopus itu tidak
mudah. Sampai sekarang baru 9 jurnal yang terindeks. Padahal ada ribuan jurnal
yang ada di bawah Kementerian Agama. Jurnal yang sukses terindeks Scopus jelas
memiliki pengalaman, kapabilitas, dan proses yang tidak sederhana. Kehadiran jurnal
yang terindeks Scopus, sebagaimana dinyatakan Dr. Suwendi, menunjukkan komitmen
dan militansi PTKIN terkait isu yang relevan, strategis, dan memiliki makna dan
pengaruhnya tulisan kita ke dunia internasional.
Paparan
para pembicara sungguh menarik. Dari paparan
mereka ada yang persoalannya bersifat teknis, yaitu problem koneksi internet,
problem substansi, problem bahasa, dan beberapa problem lainnya. Sri Harini, Khamami Zada,
Mursyid Jawas, dan Aprezo Pardodi Maba berkisah
suka duka mengelola jurnal sampai akhirnya terindeks Scopus.
Dalam
sambutannya Direktur Diktis Prof. Dr. Suyitno menegaskan bahwa sepanjang
bekerja keras, Scopus itu bukan mimpi. Beliau menyebut Islamic Guidance
and Counseling Journal IAIM NU Metro. Mengelola jurnal seperti
mengelola bayi lahir. Butuh ketelatenan yang luar biasa. Orang bisa, kita pasti
bisa. Itu bukan milik PTKIN tetapi milik swasta yang dari sisi dana dan SDM
cukup terbatas.
Kegiatan
Tadarus Litapdimas siang itu sangat penting artinya bagi kemajuan jurnal di
Indonesia, khususnya PTKI. Pengalaman para pembicara memberikan wawasan dan
inspirasi bagi para pengelola jurnal lain untuk mengikuti jejak mereka. Semoga.
Tidak ada komentar: