Setelah Sekian Puluh Purnama

November 20, 2021


 

Ngainun Naim

 

STORY WA adikku nomor tiga sungguh menggugah rasa. Di story itu ada fotoku dan adikku nomor dua. Di bawah foto adikku nomor tiga menulis, “Kakang2q…Menua bersama di tempat berbeda…Setelah sekian lama baru bisa bersua…Kapan kita kemana lagi”.

Ada rasa haru, bahagia, dan segenap rasa yang bercampur serta sulit untuk diungkapkan. Rasa yang membuncah namun tidak mudah diwakili oleh narasi. Foto itu aku yang mengambil dan membagikannya di grup keluarga. Ya, foto pertemuan yang tidak seberapa lama tetapi sungguh bermakna.

Foto itu adalah fotoku dan adik nomor dua. Nama kami nyaris sama. Jika tidak cermat, besar kemungkinan orang keliru. Namaku Ngainun Naim, sementara nama adik adalah Ngainun Niam. Mirip sekali kan?

Ya, sangat mirip. Tetangga kami di Tulungagung banyak yang tidak bisa membedakan nama kami. Aku dipanggil Niam, dia dipanggil Naim. Kadang kalau ketemu ada yang bertanya, “Sampean Naim apa Niam?”. Maklum, karena nama yang memang mirip, bahkan sangat mirip.

Desember 2019 adikku dan istrinya mudik ke rumah orang tua kami di Tulungagung. Saat itu aku sedang berada di Brunei Darussalam. Jadi kami tidak bertemu. Begitu pulang dari Brunei Darussalam, Niam dan istrinya sudah kembali ke rumahnya di Tangerang.

Awal tahun 2020 pandemi menyerang. Mobilitas fisik dibatasi. Saat mulai pandemi Covid-19, Bapak sakit sampai kemudian beliau berpulang. Niam sesungguhnya sudah siap pulang untuk menjenguk Bapak. Namun semua tahu kondisi saat itu tidak memungkinkan. Ada pembatasan sosial, ada karantina 14 hari, dan macam-macam hambatan lainnya. Apalagi Bapak wafat di bulan Ramadhan. Semakin sulit untuk pulang.

Begitulah perjalanan takdir. Niam tidak bisa pulang. Ia hanya mendoakan Bapak dari jauh.

Hari Rabo tanggal 17 Nopember 2021 kebetulan ada kegiatan di Jakarta. Lokasi tempat acara di google map sekitar 40 KM dari rumah Niam. Aku sendiri tidak punya banyak waktu karena harus mengikuti rangkaian kegiatan dari pagi sampai malam. Aku pun berpikir dan mengatur strategi untuk bertemu dengan adik.

Aku pun menghubungi dia, menjelaskan tempat kegiatan, dan kemungkinan jam kosong untuk berbincang. Tentu dia kaget dan senang. Ia berjanji akan datang pada hari kamis.

Kamis pagi jam 10.00 WIB dia WA dan mengirimkan foto hotel tempatku menginap. Aku kaget karena bilang sebaiknya jam 12.00 saja saat istirahat. Tapi tidak mengapa. Kuminta dia menunggu di ruang lobi.

Sesaat kemudian aku datang. Kami berbincang santai melepas kangen. Berbincang tentang banyak hal. Intinya ya melepas kangen antara seorang kakak dan adik. Tentu tidak lupa saling mendoakan demi kebajikan bersama.

Tidak sampai satu jam Niam pamit. Ia harus pulang dan bekerja. Semoga kesuksesan dan keberkahan selalu menyertainya. Juga buat saudara kami lainnya.

 

Tangerang, 19-11-2021

 

4 komentar:

  1. Terharu Prof... inginnya bisa selalu dekat dengan saudara, apalah daya jarak yang memisahkan

    BalasHapus
  2. Pertemuan yang sekejap.penuh kebahagiaan.semoga diberikan kesuksesan selalu buat prof dan keluarga.aamiin

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.