Menulis, Kesehatan, dan Inspirasi Hidup Sehat

Februari 27, 2022


 

Ngainun Naim

 

Salah seorang dokter penulis yang saya kagumi adalah Dr. Handrawan Nadesul. Tulisan tentang kesehatan karya beliau di berbagai media massa telah saya baca sejak medio 1990-an. Bahasanya sederhana, ringan, dan mengalir. Memang jika sudah masuk ke aspek ilmu kesehatan yang spesifik dan teknis saya sudah tidak paham. Tapi tetap saja ada isi yang menarik dari (nyaris) semua tulisan beliau.

Saya pernah membaca tulisan panjang pada rubrik “Apa dan Siapa” Harian Kompas edisi 17 Juni 2005. Judul tulisan itu unik, yaitu Handrawan Nadesul, Dokter “Spesialis Umum”. Coba cermati frasa “Spesialis Umum”. Ini frasa yang tidak lazim tetapi menarik.

Jika Anda cermati para dokter spesialis, mereka memiliki identitas spesialis tertentu. Misalnya Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis Saraf, Spesialis Kandungan dan Ginekologi, Spesialis Bedah, Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Mata, Spesialis THT, dan beberapa spesialis lainnya. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, tidak ada istilah Spesialis Umum.

Pada konteks Dr. Handrawan Nadesul, frasa Spesialis Umum itu ternyata berkaitan dengan aktivitas menulis. Beliau merupakan salah satu dokter yang menyukai menulis. Sampai sekarang beliau telah menerbitkan sekitar 92 judul buku. Bayangkan, jumlah yang sangat banyak. Nah, Spesialis Umum ternyata berkaitan dengan tema yang ditulis Handrawan Nadesul.

Ya, Handrawan Nadesul menulis berbagai tema di media. Ia menulis tentang kesehatan yang sejalan dengan profesinya, menulis tentang cerita anak, dan bahkan menulis tentang puisi. Segala hal yang melintas di pikirannya akan ditulis.

Jejak awal kecintaannya terhadap dunia menulis berkaitan dengan kepentingan pembiayaan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Jakarta. Beasiswa yang diperolehnya tidak cukup untuk keseluruhan prosesnya studi. Implikasinya ia harus bekerja sangat keras dengan menulis dan menulis.

Bagi saya, Dr. Handrawan Nadesul adalah inspirasi sehat. Saya memiliki beberapa buku karya beliau. Meskipun tidak intens, saya membacanya pada saat-saat tertentu. Informasinya sangat penting. Isi tulisannya, dalam bahasa anak sekarang, “daging semua”. Tulisan demi tulisan dari beliau menjadi semacam penerang di tengah banjir informasi kesehatan di era digital yang tidak jarang sangat menyesatkan.

Sekarang ini dalam perjalanan ke kantor saya sering memutar radio. Sebagian (besar) radio berisi iklan obat atau pengobatan alternatif. Dulu sebelum membaca tulisan demi tulisan Dr. Handrawan Nadesul, saya menganggap iklan atau acara semacam itu sebagai hal biasa. Namun setelah membaca salah satu artikel beliau, saya menjadi berpikir secara lebih kritis.

Misalnya ada iklan obat alternatif yang menyebutkan bisa mengobati banyak penyakit kronis sampai ke akar-akarnya. Hanya dengan mengonsumsi satu obat itu dijamin sakitnya sembuh. Jika tidak sembuh, pasien akan diganti dengan ramuan baru tanpa perlu membayar lagi.

Menurut Dr. Handrawan Nadesul, iklan semacam ini menyesatkan dan tidak rasional. Ilmu kedokteran terus berkembang. Riset tercanggih untuk satu jenis penyakit terus dilakukan. Tidak ada obat yang mampu menyembuhkan secara cepat dan tuntas. Iklan yang menyebutkan ada obat yang bisa mengobati aneka jenis penyakit secara tuntas sampai ke akar-akarnya sesungguhnya bertentangan dengan rasionalitas kesehatan.

Saya sungguh terkesan dengan penjelasan Dr. Handrawan Nadesul. Penjelasannya gamblang dan sejalan dengan fenomena yang tengah berkembang di masyarakat. Iklan-iklan sebagaimana yang dikritisi Dr. Handrawan Nadesul sangat semarak, baik di radio, media cetak, media sosial, dan banyak media yang lainnya. Dr. Handrawan Nadesul, sejauh yang saya pahami, tidak melarang orang melakukan pengobatan alternatif tetapi mengajak masyarakat untuk berpikir rasional dalam menjaga kesehatan.

Satu hal yang selalu beliau tekankan adalah pentingnya menjaga kesehatan. Salah satu buku karya beliau yang saya miliki berjudul Sehat Itu Merah (Jakarta: Kompas, 2007). Di buku ini dijelaskan bahwa jika ingin sesehat seorang dokter, kita tidak harus menjadi dokter. Secara menarik dokter yang aktif menulis puisi ini menjelaskan bahwa hidup itu merupakan sebuah proyek dan kita manajernya. Pemikiran dan tindakan kita berkaitan dengan kesehatan merupakan investasi jangka panjang. Karena itulah maka kita harus memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan, menjalani hidup yang sehat, dan melakukan berbagai upaya agar tidak sakit.

Kesehatan berkaitan erat dengan literasi. Di tengah arus besar gaya hidup tidak sehat yang semakin banyak dianut, Dr. Handrawan Nadesul dengan tulisan-tulisan adalah oase. Karya tulisnya, setidaknya bagi saya, merupakan inspirasi untuk menjalani hidup dengan sehat.


 

Belakangan saya juga menemukan buku-buku kesehatan yang ditulis oleh dokter penulis jempolan. Salah satunya adalah Tan Shot Yen, penulis buku Nasehat Buat Sehat (Jakarta: Gramedia, 2020). Buku ini, sebagaimana buku Dr. Handrawan Nadesul, juga mengajak kita semua untuk lebih mengetahui, mengerti, dan mau menjalani hidup sehat.

Satu contoh nasehat Dr. Tan Shot Yen adalah, “Orang yang sehat akan ikhlas berjalan kaki ke pasar tradisional atau pasar swalayan terdekat ketimbang menjunjung kepraktisan dengan membeli makanan saji”. Nasehat penting yang memiliki kontribusi dalam membangun gaya hidup sehat. Sekali lagi, tulisan para dokter memiliki makna yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan yang lebih sehat.

 

Sidoarjo—Trenggalek, 26-27 Februari 2022

18 komentar:

  1. Tak kalah penting, tulisan Prof. Kiai litetasi nusantara juga memberikan asupan gizi tiada henti.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah terima kasih Prof. Ngainun tambahan ilmunya

    BalasHapus
  3. Sangat tepat untuk Kesehatan dan Literasi ya Prof.

    BalasHapus
  4. kesehatan itu penting dan biasakan berjalan kaki. Selama kuliah di China, omjay berjalan kaki dari penginapan ke kampus. Hasilnya kami selalu sehat selama berada di china university of Mining Technology.

    BalasHapus
  5. Tanpa kesehatan, segalanya tak berarti. Terima kasih Prof

    BalasHapus
  6. Sehat itu mahal, jagalah kebersihan pikiran dan hati agar terjamin kualitasnya.

    Salam Literasi

    BalasHapus
  7. Semoga senantiasa diberi kesehatan

    BalasHapus
  8. Jalan kaki adalah olahraga yang paling murah dan masakan yang paling sehat adalah masakan istri sendiri, itu saya Mas Prof.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.