Alasan

Agustus 28, 2022


 

Ngainun Naim

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

 

Kalo qt masih punya waktu rokokan, ngopi, ngobrol2, berarti qt punya banyak waktu u/ menulis--Yusri Fajar

 

Salah satu alasan yang acapkali muncul sebagai penyebab tidak menulis adalah kesibukan. Aktivitas kerja semakin hari semakin padat. Aktivitas sosial keagamaan demikian juga. Pulang ke rumah merupakan waktu buat keluarga. Jadi nyaris tidak ada alokasi waktu untuk menulis.

Argumen semacam ini bisa dipahami namun bukan menjadi pembenar untuk tidak menulis. Semakin sibuk memang iya tapi bukan berarti tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk menulis. Kesempatan itu ada sepanjang kita mengalokasikannya.

Setiap mengisi atau mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan menulis, kesibukan selalu menjadi salah satu faktor yang disebut. Padahal persoalannya bukan pada kesibukan itu sendiri. Saat banyak waktu luang juga bukan berarti bisa menulis. 

 

Coba cermati kutipan pendapat Yusri Fajar, M.A di awal tulisan ini. Pendapat tersebut secara otomatis menggugurkan asumsi bahwa kita ini sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menulis sama sekali. Jika mengikuti pendapat Yusri Fajar maka alasan tidak menulis karena sibuk merupakan alasan berlebihan.

Aspek yang utama sesungguhnya adalah komitmen. Ya, komitmen. Bagi orang yang memiliki komitmen, selalu saja ada usaha serius untuk bisa menulis. Saat kesibukan sangat tinggi, ia tetap bisa menulis. Mungkin ia hanya mampu menulis satu paragraf saja. Bukan soal berapa banyak tulisan yang dihasilkan melainkan pada komitmen dalam menulis. Tanpa komitmen, sungguh sulit untuk tetap bisa menulis.

Anda boleh tidak setuju dengans pendapat ini tetapi tulisan ringan ini adalah bentuk komitmen saya dalam menekuni dunia menulis. Salam.

Trenggalek, 28-8-2022

 

6 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.