Menelusuri (Kembali) Bumi Panggul
Ngainun Naim
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Panggul merupakan wilayah Trenggalek yang berada di ujung barat daya. Berbatasan langsung dengan laut selatan dan Kabupaten Pacitan, posisi Panggul berjarak sekitar 55 KM dari Kota Trenggalek. Jalanan menuju Panggul dari Trenggalek secara umum baik. Hanya di beberapa ruas ada yang rusak dan di bagian yang lain sedang dalam perbaikan.
Hari Rabo 10 Agustus 2022 saya melakukan Monev KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Perjalanan dari rumah diawali pukul 08.00 WIB. Bersama kawan-kawan, kami menelusuri jalanan berkelok dan eksotik. Perjalanan tidak terlalu lancar. Sepanjang jalan ada kegiatan gerak jalan di beberapa ruas.
Situs Pesanggrahan Jendral Sudirman Desa Bodag
Baru masuk di Dusun Pande Desa Kedungsigit Kecamatan Karangan, jalanan tersendat. Rupanya ada gerak jalan tingkat SD. Perjalanan kembali tersendat di Kecamatan Suruh. Kali ini sama, yaitu baris berbaris. Di sini tantangan mengendarai teruji. Jalanan Suruh menuju Dongko merupakan pegunungan yang naik turun. Karena ada baris-berbaris, kendaraan sering harus berhenti saat menanjak karena lalu lintas tersendat. Beruntung sopirnya cukup ahli.
Perjalanan selanjutnya cukup lancar. Hanya tersendat saat sampai Pasar Dongko karena memang sedang hari pasaran. Perjalanan selanjutnya lancar sampai ke Panggul. Sepanjang perjalanan dari Dongko menuju Panggul, saya menemukan fenomena unik, yaitu permintaan sumbangan pembangunan musholla atau masjid di beberapa bagian jalan.
Bagian depan Situs Pesanggrahan
Menikmati Kuliner
Pukul 10.12 kami sampai ke Desa Wonocoyo. Di desa itu ada dua kelompok. Kami diskusi terkait perkembangan pelaksanaan program. Di tengah diskusi, Ibu tuan rumah menyajikan dangglem goreng lezat yang baru saja diangkat dari penggorengan. Dipadu dengan teh manis, sementara rinai hujan mulai turun, rasanya menambah nikmat monev siang itu.
Usai monev di Wonocoyo, kami menuju posko Gayam. Jalanan dari Wonocoyo ke posko Panggul tersendat karena juga sedang ada baris-berbaris. Kemeriahan ini tampaknya sebagai ekspresi kerinduan setelah dua tahun jeda karena pandemi.
Dangglem panas. Lezat sekali.
Sama seperti di Wonocoyo, kami diskusi tentang perkembangan program. Diskusi ini penting agar program bisa berjalan dengan baik. Persoalan yang ada diharapkan ditemukan solusinya.
Salah satu program yang menarik adalah pendampingan pemasaran produk kelompok. Produknya adalah kripik pisang sejoli. Kami sempat menikmati lezatnya produk masyarakat Panggul ini.
Kelompok berikutnya adalah Gayam, Kertosono, dan Bodag. Kegiatan kami nyaris sama namun ada dinamika, keunikan, dan variasi di masing-masing kelompok. Dalam kegiatan kami mengingatkan agar mahasiswa selalu menjaga diri, menjaga nama baik almamater, dan menjalankan KKN sebaik mungkin.
Kripik pisang
Persinggahan Jenderal Sudirman dan Makam Mbah Kiai Qoriban
Kelompok terakhir yang kami monev adalah kelompok di Desa Bodag. Posko kelompok ini hanya berjarak 2 rumah dari tempat persinggahan Jenderal Sudirman saat perang gerilya. Sekilas saya mengunjungi tempat ini, mengambil foto, dan menelisik beberapa bagian bangunan.
Hari semakin senja. Di posko ada lapangan tenis meja. Saya menjajal main melawan Dr. Ahmad Fahrudin. Lumayan juga, meskipun kalah he he he.
Saat berdiskusi dengan anggota KKN disampaikan bahwa sekarang ini tengah dilakukan pembangunan sekitar makam Mbah Kiai Qoriban. Beliau merupakan tokoh Islam asal Pacitan yang merupakan Putra Syekh Yahudo dan saudara kandung Mbah Mesir yang makamnya ada di Durenan. Saya memberikan rekomendasi kepada para mahasiswa untuk menggali sejarah beliau sebagai bekal menulis sejarah desa.
Makam Mbah Kiai Qoriban
Magrib menjelang. Kami shalat jamaah di masjid yang berhadapan dengan rumah persinggahan Jenderal Sudirman. Sesungguhnya masih banyak kelompok yang belum kami monev, tapi kondisi tidak memungkinkan. Hari sudah gelap. Semoga mereka sukses, aman, selamat, dan barakah. Amin.
Trenggalek, 14-8-2022
Monev sukses silahturahmi lancar. Tadabur alam dan kuliner jalan. Alhamdulillah
BalasHapusAlhamdulillah. Matur nuwun Bu Kanjeng
HapusPerjalanan yang indah dan bermakna. Alhamdulillah. Salam literasi Bapak
BalasHapusAlhamdulillah. Matur nuwun Bu Budiyanti
Hapusjadi kepengen nyobaik kripik pisang sejoli, pasti enak rasanya Prof.
BalasHapusHe he he. Lezat sekali Om
HapusTerus melejit pak Naim
BalasHapusSekadar menjalani aktivitas yang semoga memberikan manfaat.
HapusSeperti ikut berwisata
BalasHapusTerima kasih
HapusPerjalanan yang mengasyikan dan seru ya Prof tentunya dengan berbagai ke-khasan aneka macam makanan... salam literasi 😊🙏
BalasHapusSalam literasi
HapusPerjalanan dengan membimbing mahasiswa KKN sambil kuliner mengasyikkan. Slmt Prof. Naim
BalasHapusTerima kasih Pak Haji
HapusBerwisata kuliner sambil menebar ilmu.
BalasHapusSangat luar biasa Prof. Sehat bagas waras rahayu slamet nir ing sambek olo kagem panjenengan kalian keluarga.
Amin. Terima kasih atas doanya.
HapusBelum pernah ke Panggul Prof. Semoga suatu saat bisa traveling ke sana
BalasHapusPenting dicoba Pak. Menarik sekali.
HapusJoss, Prof.
BalasHapusMatur nuwun
HapusSelalu kagum dengan blogger yang konsisten menulis dan berbagi
BalasHapusSekadar menyalurkan minat Mas
Hapus