Mengabdi dan Menggali Inspirasi

November 04, 2022

 Cover buku karya Achmad Afandi

 

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Strata Satu yang telah memenuhi syarat. Lewat program KKN, mahasiswa belajar dan memberikan kontribusinya secara langsung dalam kehidupan di masyarakat. Jika kuliah di kampus banyak yang membahas teori, KKN adalah sarana mempraktikkan teori tersebut.

Pengalaman KKN sesungguhnya merupakan pengalaman yang sangat berharga. Kesempatan interaksi dengan masyarakat menyediakan kesempatan untuk saling belajar. Mahasiswa yang baik akan menjadikan KKN sebagai media untuk meningkatkan kapasitas personalnya sehingga bertambah wawasan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan dirinya.

Namun demikian mahasiswa itu beraneka ragam. Saya kira itu wajar karena setiap orang memiliki karakter sendiri yang khas. Respon terhadap KKN yang beraneka ragam merupakan realitas yang harus disikapi secara positif. Memang tidak mungkin satu jenis respon.

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menyelenggarakan KKN setiap semester. Ada banyak jenis KKN yang bisa dipilih oleh mahasiswa. KKN yang paling banyak dipilih adalah KKN regular di mana mahasiswa yang telah memenuhi syarat bisa mendaftar. Jadi seleksinya adalah jumlah SKS.

Jenis KKN lainnya melalui seleksi. Tidak semua mahasiswa yang mendaftar bisa mengikuti. Hanya mereka yang lolos seleksi yang akhirnya bisa berangkat mengikuti KKN jenis ini.

 

Bersama Achmaf Afandi dan Ifa Rosydiana dalam perjalanan ke Papua

 

 

KKN yang harus melalui seleksi, antara lain, KKN Kebangsaan. KKN jenis ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi. Jumlah peserta yang dikirim sebanyak 5 orang mahasiswa yang lolos seleksi. Pelaksanaannya setiap tahun berpindah. Tahun 2022 dilaksanakan di Palangka Raya. Tahun 2021 dilaksanakan di Jambi. Tahun 2020 berhenti karena pandemi. Tahun 2019 di Ternate. Tahun 2018 di Lampung. Tahun 2017 di Gorontalo.

Jenis KKN lainnya adalah KKN Nusantara Moderasi Beragama. KKN ini dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Pada tahun 2022 KKN dilaksanakan di Papua. Panitia pelaksana lokal adalah IAIN Jayapura.

KKN ini cukup menarik dan menantang. Menarik karena (hampir) semua PTKIN mengirimkan mahasiswanya sehingga pergaulan antar mahasiswa menjadi luas. Menantang karena pilihan lokasinya adalah 3T: Terjauh, Terpinggir, dan Tertinggal. Mahasiswa yang ikut program ini harus siap menghadapi dinamika kehidupan masyarakat yang acapkali tidak terbayangkan.

Lokasi KKN di Papua merupakan tantangan yang tidak sederhana bagi kami di LP2M UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pertama, lokasi KKN yang sangat jauh. Ya, Papua merupakan wilayah Indonesia terjauh. Konsekuensinya, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit menuju ke lokasi KKN. Ini menjadi persoalan tersendiri.

Kami melakukan perhitungan ulang dan koordinasi dengan bagian keuangan agar KKN ini mungkin untuk dilaksanakan. Biaya ke Papua sangat besar. Jika tidak dipertimbangkan secara serius, KKN Nusantara Moderasi Beragama ini tidak akan bisa diikuti. Alhamdulillah, hasil koordinasi memungkinkan kami mengikutsertakan dua orang mahasiswa untuk menjadi peserta KKN.

Kedua, ada pandangan umum bahwa Papua itu tidak aman. Pandangan ini sempat menjadi semacam ketakutan tersendiri saat harus mengirimkan mahasiswa KKN di Papua. Namun demikian ketakutan ini akhirnya tertepis dengan informasi dari panitia lokal. Realitas pelaksanaan KKN, alhamdulillah, juga aman. Ini penting untuk diketahui publik bahwa Papua tidak bisa digeneralisir sebagai wilayah tidak aman. Justru kehadiran KKN sangat kontributif dan diharapkan oleh masyarakat.

Ketiga, peserta yang nantinya terseleksi diharapkan memiliki keterampilan dan mental yang tangguh. Kondisi Papua jelas berbeda dengan Jawa. Kultur masyarakat berbeda. Kondisi alam juga berbeda. Aspek yang lainnya juga berbeda. Jika tidak memiliki keterampilan dan mental tangguh, dikuatirkan mahasiswa tidak akan bertahan di lokasi selama masa pelaksanaan KKN.

Tugas kami adalah melakukan seleksi. Persoalannya, kami belum bisa memprediksi kemampuan mahasiswa yang ikut tes. Ini menjadi teka-teki sekaligus harapan. Teka-teki karena memang kita belum mengetahui secara pasti kondisi mahasiswa yang ikut seleksi dan akhirnya terpilih menjadi peserta KKN ke Papua. Harapan karena mahasiswa yang terpilih diharapkan akan mampu menjalani KKN secara baik dan membawa nama baik institusi.

Alhamdulillah, dua mahasiswa yang terpilih—salah satunya Achmad Afandi—penulis buku ini. Saya sungguh bersyukur dua mahasiswa yang terpilih ini mampu menjalankan KKN secara baik. Tidak hanya itu, Acmad Afandi dan Ifa Rosydiana, berhasil menuliskan pengalamannya selama KKN ke dalam sebuah buku. Tentu ini merupakan capaian yang menggembirakan dan penting untuk diapresiasi.

Papua dan hal-ikhwal tentangnya kebanyakan kita ketahui dari media. Tentu apa yang disampaikan oleh media tergantung kepentingan tertentu. Media tidak bebas nilai. Kepentingan itu yang membuat apa yang ditampilkan berbasis pada sisi yang dinilai menarik dan sejalan dengan kepentingan yang diusung media.

Berbeda dengan berita yang diusung media, buku yang ditulis oleh Achmad Afandi ini menghadirkan realitas secara apa adanya. Afandi menulis kehidupan natural masyarakat tempat ia melakukan KKN. Membaca buku ini menghadirkan sesuatu yang sangat manusiawi. Sungguh banyak pengetahuan, wawasan, dan informasi yang bisa kita peroleh dari buku ini.

Salah satu keunggulan yang kami bangun di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung terkait KKN adalah buku. Ya, mahasiswa KKN diharapkan bisa menulis buku hasil pengalamannya KKN. Buku semacam ini sangat penting sebagai bahan Latihan bagi mahasiswa untuk menumbuhkembangkan budaya literasi. Juga memberikan informasi secara detail terkait apa, mengapa, dan bagaimana KKN dilakukan.

Saya menyampaikan selamat dan apresiasi kepada Achmad Afandi atas terbitnya buku ini. Semoga ke depan Afandi bisa menulis buku lain sebagai bagian penting dari tradisi literasi. Jadi KKN bukan sekadar mengabdi, tetapi juga menggali inspirasi yang kemudian dituangkan dalam buku.

 

Tulungagung, 4 Nopember 2022

10 komentar:

  1. Luar biasa Prof. Menebar kebaikan ke pejuru negeri

    BalasHapus
  2. Salam literasi...
    Buat para mahasiswa..
    Semangat berkarya...

    BalasHapus
  3. Mantab surantab sang panutan...

    BalasHapus
  4. Masya Allah...selalu ada spirit dari prof Ngainun untuk mahasiswa KKN. Selalu ada kisah dari mahasiswa KKN untuk masyarakat. Semoga tetap istiqamah menebar manfaat di seluruh penjuru negeri. Aamiin Yaa Robbal'alamin. (Abdisita)

    BalasHapus
  5. MaayaaAllah tulisan yg sangat enak dibaca..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.