Kembali Mengunjungi Curup

Desember 24, 2022

Ngainun Naim

 

Curup merupakan Ibu Kota Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Saya tidak tahu persis mengapa namanya Curup. Tentu ada banyak filosofi dan dimensi sejarahnya. Sepintas saya menemukan penjelasannya di Google, tetapi itu belum memberikan jawaban secara memuaskan.

Saya pernah mengunjungi kota ini pada tahun 2017. Saat itu saya diundang oleh P3M STAIN Curup. Materi yang saya bawakan tentang penulisan artikel jurnal. Selama dua hari saya belajar dan berdiskusi dengan teman-teman tentang apa, mengapa, dan bagaimana menulis artikel jurnal.

Tahun 2022 saya kembali diundang. STAIN Curup sekarang ini sudah bertransformasi menjadi IAIN. Ini merupakan kemajuan yang penting untuk disyukuri. Tinggal satu Langkah lagi, yaitu transformasi dari IAIN ke UIN. Jika ini berhasil, tentu merupakan capaian yang menggembirakan.

Kali ini saya diminta untuk membahas tentang pengabdian kepada masyarakat. Sejauh informasi dan komunikasi dengan panitia, belum pernah ada kegiatan pembekalan kepada para dosen berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat. Padahal dosen adalah salah satu aktor penting yang menentukan suksesnya kegiatan pengabdian, khususnya Kuliah kerja Nyata (KKN).

 Menerima penghargaan sebagai pelaksana KKN Terbaik Nasional 2022

Rencana awal kegiatan akan dilaksanakan tanggal 3-4 Desember 2022. Saya mengiyakan dan menandainya agar tidak diisi dengan kegiatan lain. Dalam perkembangannya Kepala Pusat Penelitian, Mas Arif, menyampaikan agar kegiatan, atas instruksi Pak Rektor, dimajukan agar tidak mepet di akhir tahun. Rencananya tanggal 29 November-1 Desember 2022. Saya pun mengiyakan.

Namun ternyata tanggal itu saya mendadak ada kegiatan yang tidak bisa diundur. Jadilah kegiatan kembali ke jadwal semula.

Begitulah, Sabtu tanggal 2 Desember 2022 saya terbang ke Jakarta. Di Jakarta saya bertemu Ir. Dwi Puryanto, M.Si., seorang peneliti BRIN yang juga menjadi pembicara kegiatan sama. Bedanya pada materi. Beliau menjelaskan tentang PAR, saya menjelaskan tentang ABCD.

 Warung Ikan Bakar 5225

Sudut lain warung

Perjalanan Darat

Pesawat landing di Bandara Fatmawati Bengkulu pukul 16.00 WIB. Perjalanan Jakarta Bengkulu cukup lancar. Waktu tempuhnya satu jam.

Saat pesawat kami landing, kawan-kawan penjemput dari IAIN Curup belum datang. Infonya mereka terjebak macet. Tidak sampai lima belas menit mereka datang. Setelah saling sapa kami pun meluncur ke Curup.

Di Kota Bengkulu kami berhenti untuk makan. Tempat kita makan adalah Warung Ikan Bakar 5225 Bengkulu. Tempatnya cukup indah. Menunya ikan laut.

Sekitar satu jam kami ada di lokasi ini. Kami saling berbincang sambil menunggu proses penyajian hidangan. Sesungguhnya di antara kami baru pertama kali bersua meskipun komunikasi via telepon dan WA beberapa kali kami lakukan. Perbincangan semacam ini sangat penting untuk membangun keakraban di antara kami.

Malam menjelang ketika kami usai makan. Tubuh ini rasanya sudah sangat lelah setelah menempuh perjalanan dari rumah di Trenggalek sejak subuh. Saya memilih memejamkan mata daripada menikmati perjalanan yang melewati pegunungan yang penuh sensasi. Saya baru bangun ketika mobil sampai di lokasi kami menginap.

Sejenak ingatan melayang ke tahun 2017. Di tempat ini juga dulu saya menginap, yaitu Syakila Hotel Syariah. Bedanya sekarang tempat ini lebih luas dan lebih besar.

Saya diantar petugas hotel ke kamar. Kawan-kawan panitia yang mengantar pamit dan berjanji esok pagi akan menjemput. Saya segera masuk kamar, bongkar koper, mandi lalu shalat. Setelah itu merebahkan raga yang penat dalam perjalanan panjang.

 

Hotel tempat menginap

 Sisi depan hotel

Bersua Kawan-kawan Lama

Pagi menjelang. Saya keluar hotel untuk melihat suasana. Hotel ini berkembang pesat. Ruang makan sekarang terletak di bagian belakang. Cukup indah dan asri.

Saya menghubungi Ir. Dwi Priyanto, M.Si. Saya mengajak beliau untuk menikmati sarapan pagi. Menunya sederhana tetapi rasanya nikmat luar biasa.

Usai sarapan kami segera mandi dan bersiap di lobi. Panitia akan segera menjemput. Tidak enak jika panitia sudah datang sementara saya masih belum siap.

Kabupaten Rejang Lebong, sejauh pengamatan, tidak banyak berubah. Perjalanan dari hotel ke kampus masih nyaris sama dengan lima tahun lalu. Hanya sekarang lebih lama karena lalu lintas sedang ramai.

Kampus tempat acara sudah bertransformasi. Dulu saat saya datang masih STAIN, kini sudah menjadi IAIN. Rektornya masih muda dan progresif, yaitu Prof. Dr. Idi Warsah, M.Pd.I. Besar harapan agar kampus ini semakin maju dan segera bertransformasi menjadi UIN.

Kami menuju ruang teater perpustakaan yang cukup megah. Pak Rektor sudah menunggu. Kami pun bersalaman lalu menuju kursi depan untuk segera melakukan pembukaan.

Saya melihat puluhan peserta. Sebagian adalah kawan-kawan yang cukup saya kenal. Ada Dr. Ifnaldi, Dr. Hendra Harmi, dan beberapa nama lainnya. Rasanya bahagia sekali bisa kembali bersua kawan-kawan setelah sekian tahun tidak bertemu.

 

Foto bersama usai pembukaan

Bersama Dr. Ifnaldi dan istri


 

Bersama Kiai Mabrur Syah

ABCD

 

Kegiatan yang dilaksanakan oleh LP2M IAIN Curup ini bertajuk "Pelatihan Metodologi PAR dan ABCD”. Saya kebetulan diminta berbicara tentang ABCD, sementara Pak Dwi membahas tentang PAR.

Saya sendiri sesungguhnya bukan ahli dalam topik ini. Sekadar tahu saja. Kebetulan LP2M UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung beberapa kali menjadi pelaksana terbaik KKN secara nasional. Nah, salah satu metodologi yang dipakai adalah ABCD.

Terbaru, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menjadi pelaksana terbaik KKN Nasional PTKIN Tahun 2022. Mungkin ini salah satu pertimbangannya sehingga saya diminta menemani teman-teman IAIN Curup untuk berdiskusi.

Kegiatan dilaksanakan di dua tempat berbeda karena jumlah peserta yang cukup banyak. Satu kegiatan di perpustakaan, satu lagi di Fakultas Syariah. Usai pembukaan saya mengisi di perpustakaan, setelah dhuhur saya mengisi di Fakultas Syariah.

Dari sisi waktu memang belum memadai. Jika ingin menguasai secara mendalam, dibutuhkan waktu beberapa hari. Peserta tidak hanya berbicara teori tetapi terjun langsung ke lapangan. Dengan demikian materi betul-betul bisa dikuasai. Namun sebagai pengenalan, kegiatan semacam ini tetap penting.

 

Nggaya

Bertemu Sahabat

Sore sekitar jam 16.30 saya dan Pak Dwi diantar ke hotel. Lumayan juga energi terkuras untuk kegiatan mulai pagi sampai sore. Masuk kamar saya merebahkan tubuh. Istirahat meskipun sesaat sangat penting untuk memulihkan energi.

Sekira pukul 17.15 ada telepon masuk. Rupanya kawan Dr. Sumarto, M.Pd.I., Dosen IAIN Curup dan istri dan anak-anaknya. Hal semacam ini sangat menggembirakan karena bersua dengan kawan. Jika bukan karena acara semacam ini, sangat jarang saya bersua beliau sekeluarga.

Dr. Sumarto, M.Pd.I. adalah dosen muda yang cukup aktif dan produktif. Istrinya juga seorang doktor dan juga dosen di IAIN Curup. Pasangan muda ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ilmiah. Keduanya memiliki potensi besar dalam perkembangan karirnya.

Sore itu kami berbincang ringan tentang beberapa hal. Salah satu yang saya sampaikan adalah pentingnya berkontribusi pada institusi tempat kita mengabdi. Bagaimana pun juga, kita bisa berkiprah di luar karena kita adalah bagian dari institusi kita. Saya sendiri sedang belajar untuk menjalani apa yang saya sampaikan.

Petang menjelang. Dr. Sumarto dan keluarga pamit. Agenda wajibnya adalah foto bersama. Saya mendapatkan hadiah sebuah buku karya Dr. Sumarto. Judulnya Belajar di Brunei Darussalam, Catatan Pengalaman Kegiatan Penguatan Reviewer dari Diktis Kementerian Agama RI (Curup: Literasiologi, 2021). Buku ini merekam pengalaman saat beliau bersama beberapa teman, termasuk saya, belajar di Brunei Darussalam. Tentu saya bahagia menerima buku ini.

Salah satu kelebihan beliau adalah tradisi literasi. Karyanya melimpah. Kegiatan apa pun dibukukan. Ini sangat penting artinya dalam kerangka membangun budaya literasi di Indonesia yang umumnya belum menggembirakan. Dr. Sumarto teladan dalam hal ini.

 

Buku adalah hadiah bermutu

Bersama Dr. Sumarto dan keluarga

Ceramah di PP Daru Ma’arif PCNU Rejang Lebong

Kegiatan di Rejang Lebong cukup padat merayap. Saya bersyukur bisa memanfaatkan waktu dengan berjumpa, berdiskusi, dan berbagi informasi dengan banyak kawan dan komunitas. Waktu yang terbatas jika dimanfaatkan secara baik Insyaallah bermanfaat.

Usai shalat magrib kawan-kawan dari IAIN Curup kembali menjemput. Agendanya adalah makan malam lalu menghadiri undangan Pondok Pesantren Darul Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Rejang Lebong. Pondok Pesantren milik PCNU Kabupaten Rejang Lebong ini memiliki santri sebanyak 104 orang yang bersekolah di SMP dan SMK. Sebagai lembaga pendidikan yang relatif bisa dikatakan pesantren ini cukup potensial dan memiliki peluang untuk berkembang pesat.

Ngalap barakah

 

Saya bersama Pak Dwi berbincang santai dengan pengurus PCNU dan aktivis PMII. Acaranya santai. Sekadar berbincang dan mendiskusikan potensi dan harapan pengembangan lembaga ini. Perbincangan berlangsung cukup hangat dan baru berakhir pukul 22.00 WIB.

Usai acara kami kembali di antar ke tempat menginap. Esok pagi jam 06.00 WIB kami akan kembali ke rumah melalui Bandara Fatmawati Bengkulu. Senang sekali bisa kembali mengunjungi Curup. Ada banyak sahabat dan saudara baru yang menambah semangat hidup.

 

Tulungagung, 23-12-2022

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.