Om Jerry dan Nalar Kritis

Desember 12, 2022


 

Ngainun Naim

 

Nama lengkapnya Prof. Dr. Mohamad Jazeri, S.Ag., M.Pd. Beliau merupakan satu-satunya guru besar bahasa Indonesia yang dimiliki oleh UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Kemampuannya cukup komplit. Pinter ceramah agama. Pinter juga menjadi pembawa acara dalam bahasa Jawa. Banyak lagi kemampuan lain yang beliau miliki.

 Dari sisi usia, beliau 6 tahun di atas saya. Namun dari sisi waktu menjadi ASN, beliau dua tahun di bawah saya. Tahun 2003 saya menjadi ASN di STAIN Tulungagung (sekarang UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung), tahun 2005 beliau menyusul menjadi ASN.

Saat itu gedung kampus masih sederhana dan terbatas jumlahnya. Kondisi ini membuka peluang terjadinya komunikasi dan interaksi yang intensif di antara para dosen. Lewat kondisi yang semacam inilah terbangun komunikasi antara saya dengan beliau. Saya memanggil beliau dengan Om Jery.

Secara personal sesungguhnya saya tidak terlalu akrab dengan beliau. Ya relasi yang umum saja sebagaimana relasi saya dengan kawan-kawan dosen yang lainnya. Relasi yang menandai bahwa saya dan beliau berada di lembaga yang sama, sama-sama mengajar, dan pernah berada di fakultas yang sama.

Saya mendapatkan informasi bahwa beliau menyelesaikan S-1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah itu beliau melanjutkan studi S-2 di Universitas Islam Malang. Berbeda dengan S-1 yang mengambil Jurusan Perbandingan Agama, saat S-2 beliau mengambil Jurusan Bahasa Indonesia.

Sebenarnya tidak linier, bahkan berbelok jauh. Namun justru dengan jurusan baru yang dipilih itulah beliau menjadi ASN. Saat itu dosen Bahasa Indonesia di kampus sangat terbatas jumlahnya. Om Jery merupakan bagian dari dosen bahasa Indonesia yang jumlahnya sedikit itu.

 

Humoris

Saya mengenal beliau sebagai sosok humoris. Selera humornya sangat tinggi. Ini cocok dengan saya yang juga menyukai humor. Jika bertemu kami bisa saling tertawa ngakak karena cerita atau satu dan lain hal.

Suatu hari beliau bercerita mendapatkan undangan kultum setelah shalat tarawih. Pengundangnya adalah seorang tokoh masyarakat. Om Jery menyaggupinya. Namun sesungguhnya antara pengundang dan yang diundang itu memiliki persepsi berbeda tentang masjid lokasi kegiatan.

Tibalah saat yang dijanjikan. Penuh percaya diri Om Jery menuju sebuah masjid. Ia bertanya apakah ini betul masjid yang mengundangnya. Dijawab betul. Om Jery pun dengan tenang mengikuti shalat isyak, shalat tarawih, dan setelahnya mengisi pengajian. Sesungguhnya ia menyimpan tanya tentang tokoh yang mengundang yang tidak tampak di situ. Namun ia menepisnya.

Usai acara Om Jery beranjak pulang. Tetiba dia bertemu dengan tokoh yang mengundangnya. Usut punya usut ternyata masjid tempat Om Jery ceramah itu bukan yang dimaksudkan oleh tokoh yang mengundangnya. Tetapi ia sudah menjalankan tugasnya dan pulang membawa amplop.

Humoris Om Jery tidak hanya sekali dua kali tetapi nyaris dalam setiap kesempatan. Pertemuan dengan beliau selalu disisipi dengan humor. Rasanya sangat menggembirakan saat berdiskusi dengan beliau.

 

Mubaligh

Sebelum sakit, Om Jery adalah mubaligh yang sedang naik daun. Saya sendiri tidak tahu persis, namun mengacu kepada penjelasan beliau dalam setiap perbincangan. Selain ceramah, beliau juga memiliki jadwal khutbah jumat di beberapa masjid. Ini menunjukkan bahwa beliau memang memiliki jamaah yang diperhitungkan.

Suatu ketika beliau bercerita bahwa uang dari hasil ceramahnya dikumpulkan di amplop khusus. Uang itu dipisahkan dari uang gajinya. Tentunya uang ini akan digunakan untuk kepentingan di luar kebutuhan pokoknya.

Saya tahu persis bagaimana beliau ceramah saat mengisi halal bi halal di kampus. Tahunnya saya tidak ingat persis. Saat ceramah hikmah idul fitri selama satu jam itu terlihat bagaimana beliau memiliki kemampuan oral yang cukup memukau. Penjelasannya runtut dengan diselingi humor yang menyegarkan. Saya kira inilah yang menjadi daya tarik beliau sebagai seorang mubaligh.

Beliau juga memiliki kemampuan menyanyi yang luar biasa. Suaranya merdu. Saat mengisi ceramah, kemampuan menyanyikan didemonstrasikan. Sungguh sangat merdu. Kemampuan beliau menyanyi sudah menjadi pengetahuan umum. Saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau menyanyi di beberapa acara.

 

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

Salah satu kegiatan monumental di Kampus Dakwah dan Peradaban adalah kuliah kerja nyata di wilayah Thailand selatan. Harus jujur diakui bahwa kerja sama ini tidak bisa dilepaskan dari jasa besar beliau. Jika sekarang ada ratusan mahasiswa asal Thailand selatan yang menempuh studi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, itu tidak bisa dilepaskan dari usaha keras Om Jery. Wajar jika ada yang menyebut beliau sebagai Bapak bagi anak-anak Thailand yang studi di Tulungagung.

Saya tidak ingat persis bagaimana beliau memulai membangun jaringan. Setahu saya nama Om Jery sangat dikenal di kalangan orang-orang Thailand yang mengelola KKN dan juga yang mengirimkan anak-anaknya studi di Tulungagung. Kerja keras Om Jery menjadi semacam pintu pembuka bagi kerja sama antar negara ini.

Seingat saya, Om Jery pernah menjadi Ketua Jurusan Akidah dan Filsafat Islam (AFI). Juga menjadi Ketua Jurusan Tasawuf Psikoterapi (TP). Sebelum sakit, beliau bersama saya di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) sebagai Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat.

Jabatan ini saya kira cocok dengan beliau yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Beliau juga memiliki pengalaman pengabdian kepada masyarakat. Jadi jabatan itu cukup selaras dengan kompetensi beliau.

Suatu hari di tahun 2018 beliau menyampaikan bahwa kondisi fisiknya kurang fit. Beliau menyampaikan bahwa beliau sakit sehingga tidak mungkin untuk menjalankan tugas secara maksimal. Saat itu saya sampaikan bahwa beliau tetap bisa menjadi Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, sementara tugas-tugas yang berat bisa dikerjakan bersama-sama. Sistem kerja sama dan sama-sama kerja memungkinkan pekerjaan tetap bisa berjalan.

Namun Om Jery bilang bahwa beliau sudah membuat keputusan bulat untuk istirahat. Saya tidak bisa memaksa. Saya berharap dengan tidak menjabat, kesehatan beliau segera pulih seperti sedia kala.

Seingat saya dalam rapat-rapat, nalar kritis Om Jery selalu mendominasi. Kadang kritiknya tajam, namun dibungkus dalam bahasa yang halus. Saya menyukai pilihan kalimat yang beliau pergunakan. Tajam tetapi tidak menyakitkan. Mungkin itu juga karena beliau seorang ahli bahasa Indonesia yang mumpuni.

Kini beliau telah berpulang. Jasa-jasa besar beliau adalah amal jariah yang semoga terus memberikan sinar dalam perjalanan beliau ke alam keabadian. Amin.

 

Tulungagung, 12-12-2022

4 komentar:

  1. Keren
    Menarik
    Butuh keahlian khusus,
    perpaduan antara IQ dan SQ serta EQ cerdas kritis humoris dan tanpa ada yang tersinggung .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Ini adalah catatan kenangan tentang beliau. Seorang sahabat yang baru saja wafat.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.