Segera Tulis Sebelum Hilang

November 01, 2023

 

Ngainun Naim

 

Tetiba ingin menulis tetapi tidak ada buku tulis. Handphone sedang off. Laptop ada di kabin.

Pesawat yang saya tumpangi baru saja take off dari Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya menuju Palangka Raya. Langit cerah pada hari Jumat tanggal 27 Oktober 2023. Kemarau panjang belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Tas kecil yang saya bawa bisa memberikan solusi sementara. Sebuah buku bacaan, pulpen, dan handphone ada di dalamnya.

Pilihan jatuh pada buku bacaan. Lembar demi lembar saya buka. Bukan untuk saya baca, tetapi untuk menemukan ruang kosong. Di ruang itulah saya ingin menulis.

Ide itu harus dicari. Namun tidak jarang ia muncul pada saat yang tidak terduga. Bagaimana pun kondisinya, ia harus segera diikat supaya tidak hilang [Ngainun Naim: 2023].

Ingatan manusia iu terbatas. Dalam jangka waktu tertentu, ingatan itu akan hilang. Tentu disayangkan jika ingatan itu berkaitan dengan ide yang bisa ditulis [Magda Bhinnety: 2008].

Ada beberapa bagian buku yang kosong. Pelan-pelan saya menulis. Meja pesawat yang mini cukup membantu proses ini. Tentu tidak banyak yang mampu saya tulis. Hanya empat paragraf. Itupun hanya catatan receh. Namun setidaknya saya merawat anugerah yang luar biasa.

Ide itu barang mahal, bahkan sangat mahal. Tanpa ide, tidak ada yang bisa ditulis. Justru karena itulah menemukan ide–sesederhana apa pun–harus segera ditulis. Ketika sudah ada waktu senggang tinggal mengolah dan mengembangkannya [Muhammad Farid: 2017].

Ide itu tidak harus hebat. Sederhana tetapi ditindaklanjuti itu lebih baik daripada ide besar tetapi tidak ditindaklanjuti. Kebiasaan mengolah ide-ide sederhana merupakan model untuk menulis ide-ide besar.

Menulis ide dan mengembangkannya menjadi tulisan ternyata tidak selalu mudah. Akademisi yang hari-harinya bergelut dengan bacaan, penelitian, dan kegiatan ilmiah juga banyak yang mengalami kesulitan saat harus menuliskan ide [Mahyuddin K.M. Nasution: 2016]. Tidak ada solusi instan untuk mengatasi kesulitan tersebut selain dengan praktik menulis secara konsisten.

Tulungagung. 31-10-2023

 

Daftar Bacaan

Magda Bhinnety. (2008). “Struktur dan Proses Mencari”. Buletin Psikologi, Volume 16, No. 2, 74-88.

Mahyuddin K.M. Nasution. (2016). “Carut Marut Menulis Karya Ilmiah”. Harian Waspada. 25 April.

Muhammad Farid. (2017). “Menulis Artikel Ilmiah, Proses Menemukan Ide Hingga Publikasi”.  Seminar Penulisan Ilmiah PPI NPUST Campus Pingtung, 28 Oktober.

Ngainun Naim. (2023). Kompasiana. Ide Itu Harus Dicari”. 13 Januari.

 

 

6 komentar:

  1. menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi Prof.

    BalasHapus
  2. Tetap menulis walaupun belum bagus

    BalasHapus
  3. Jadi ide itu melayang-layang di udara...tangkap dan segera ikat, supaya tidak hilang melayang di udara...

    Tetap memberi semangat, Pak...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.