Kader Pergerakan, Kuantitas, dan Kualitas

Maret 29, 2024


Ngainun Naim

Otak politik menjadi salah satu akar ketidakmajuan organisasi. Segala sesuatunya dihitung dari perspektif politik sempit. Ada proyeksi material dan kekuatiran atas kehilangan sesuatu dalam konteks makna yang luas.

Padahal, ada kepentingan yang jauh lebih luas yang semestinya menjadi titik perhatian. Memang tidak mudah untuk menurunkan ego, namun jika berhasil dilakukan, ada manfaat yang jauh lebih besar dan berjangka panjang yang bisa dirasakan.

Pokok-pokok pikiran ini merupakan salah satu yang disampaikan oleh Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I saat menyampaikan sambutan pada acara Tausiyah Pergerakan dan Buka Bersama PMII Komisariat UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung di Lantai 1 Masjid UIN Tulungagung. Penekanan pada aspek ini penting sebagai ikhtiar untuk menjadikan PMII bukan sebatas sebagai alat politik tetapi sebagai wadah pengkaderan dan pemberdayaan potensi kader.

Rektor juga menegaskan bahwa saatnya PMII berpikir serius dalam aspek kelembagaan dan sumber daya manusia. Dalam aspek kelembagaan, Rayon baru harus segera dibentuk. Pada aspek pengembangan SDM, hard skill dan soft skill harus dipikirkan dan diwujudkan dalam langkah-langkah yang sistematis. Bukan hanya wacana tetapi menjadi aksi nyata.

Sementara Ketua IKA PMII Tulungagung, Khoiruddin Abbas, M.Si menjelaskan bahwa IKA PMII ini bukan organisasi lokal. Ini organisasi nasional yang ada di banyak tempat di seluruh Indonesia. Organisasi ini penting dalam konteks membangun komunikasi dan jaringan antar kader dan alumni.

Bagi Cak Din—sapaan Khoiruddin Abbas—PMII UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung itu organisasi besar dan memang harus besar. Kondisinya berbeda dengan masa beliau dulu aktif di PMII. Potensi, kondisi, dan hal-hal yang terkait dengan pengembangan PMII di masa dulu sangat terbatas. Sekarang ini, dengan segala potensi yang ada, PMII seharusnya besar. Pada titik inilah diperlukan kesadaran dan kerja semua pihak untuk membesarkan PMII UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.



Ada dua hal yang menjadi dasar pemikiran Cak Din, yaitu apa yang disebutnya sebagai shadow government. Dalam teori ini dijelaskan bahwa organisasi akan besar jika memiliki dua hal yang kuat, yaitu sistem kelembagaan dan sumber daya manusia yang berkualitas. Konsekuensinya, PMII bisa mengadopsi dua hal ini agar bisa menjadi organisasi yang besar dan berkualitas.

Saya juga menekankan beberapa hal dalam kegiatan ini. Pertama, pertemuan yang digelar itu merupakan kegiatan penting dan bermakna. Pada kegiatan ini ratusan pengurus komisariat dan rayon bisa bersama dengan majelis pembina dan senior. Ini merupakan momentum yang sangat bermakna.

Kedua, komunikasi harus dibangun secara lebih intensif di antara sesama kader, dengan pembina, dan kader dengan alumni. Ini terlihat sederhana tetapi sesungguhnya komunikasi adalah kunci bagi suksesnya sebuah misi.

Ketiga, identifikasi dan pemberdayaan potensi kader harus dilakukan. Kader jumlahnya banyak. Di antara yang banyak, ada yang memiliki potensi. Inilah yang harus diidentifikasi dan segera ditindaklanjuti dalam aneka kegiatan yang konstruktif.

Keempat, berpikir proyektif. Betapa luar biasanya jika kader-kader yang sekarang ini mendapatkan kesempatan pemberdayaan potensi. Sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi senior yang menentukan wajah PMII di masanya.

 

Trenggalek, 29 Maret 2024

 

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.