Menyerap Ilmu dari Masyarakat

Juli 18, 2024



Ngainun Naim

 

Masyarakat itu sudah kaya dengan pengalaman kehidupan. Mereka memiliki kearifan hidup yang sudah berurat-berakar secara kuat. Realitas sosiologis masyarakat perlu untuk dipelajari, dipahami, dan dijadikan sebagai pertimbangan penting dalam berinteraksi dan melaksanakan aneka kegiatan dengan mereka.

Perspektif semacam ini penting menjadi pemahaman bagi sivitas akademika yang menjalankan program di tengah masyarakat. KKN ataupun Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan di masyarakat harus bisa diterima oleh masyarakat. Sebagus apa pun program jika tidak ada dukungan masyarakat tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.

Salah satu kunci pentingnya adalah komunikasi. Relasi yang erat perlu dibangun secara baik. Tanpa komunikasi yang baik, pengabdian tidak akan bisa berjalan secara baik.



Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting kehidupan. Secara personal, pendidikan memberikan bekal untuk menjalani kehidupan. Secara sosial, pendidikan bisa menjadi sarana untuk mobilitas sosial.

Persoalannya, pendidikan tinggi tidak harus membuat orang merasa lebih tinggi dan memandang masyarakat sebagai kelompok yang lebih rendah. Justru pendidikan tinggi seharusnya membuat orang tidak merasa tinggi hati. Kesetaraan sangat penting artinya dalam relasi.

Pada titik inilah KKN yang dilaksanakan oleh para mahasiswa penting untuk tidak menggurui masyarakat. Mahasiswa perlu memahami bahwa masyarakat itu sesungguhnya sudah memiliki banyak kekayaan khazanah kehidupan. Karena itu jangan menggurui mereka. Sebaliknya, KKN adalah sarana untuk menggali banyak nilai kehidupan kepada masyarakat.

”KKN itu bukan untuk sok pintar mendidik masyarakat”, tegas Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag saat memberikan sambutan pada ”Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama IV Se-Indonesia” di Pendopo Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa, 16 Juli 2024. KKN itu belajar. Namanya juga kuliah. Bedanya dengan di kelas, belajar dalam konteks KKN adalah belajar dari masyarakat secara langsung, tidak dari teks-teks teoretik.

Pada tataran aplikatif, mahasiswa perlu menyerap ilmu kepada masyarakat. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang sangat kaya. Mereka tahu tentang bagaimana cara hidup yang baik. Juga memiliki mekanisme yang telah mendarahdaging tentang bagaimana merawat Indonesia.

Penting dipahami bersama bahwa masyarakat itu telah menerima para mahasiswa secara baik. Sebagai konsekuensinya, mahasiswa seharusnya mendarmabaktikan kesempatan KKN untuk masyarakat. Mahasiswa perlu menjadi pendengar yang baik, menjadi bagian dari dinamika masyarakat. Jangan justru menjadi penyumbang persoalan.

 

Tulungagung, 18 Juli 2024

6 komentar:

  1. Alhamdulillah satu tulisan yang mengingatkan bahwa Mahasiswa dan masyarakat harus berkolaborasi.

    BalasHapus
  2. Betul Prof. Semakin tinggi ilmu seseorang, seharusnya semakin tawadhu

    BalasHapus
  3. Saya selalu menikmati stiap ceruk tulisan Prof. Naim.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.