Revolusi Mental Berbasis Budaya Jawa
Judul Buku: Revolusi Mental dalam Budaya Jawa
Penulis: Suwardi Endraswara
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Cetakan: 1, Januari 2015
Tebal: xiii+258 halaman
ISBN: 978-979-168-423-1
Peresensi: Ngainun Naim, Pegiat Literasi,
Tinggal di Trenggalek.
Kata revolusi mental identik dengan Presiden
Jokowi. Hal ini disebabkan karena kata tersebut dicetuskan, dikampanyekan, dan
dijadikan icon Jokowi selama masa kampanye presiden tahun 2014 lalu.
Sehingga kalau disebut kata revolusi mental maka konotasinya secara langsung
tertuju pada Presiden Jokowi.
Namun demikian, kata revolusi mental sesungguhnya
masih menimbulkan banyak pertanyaan seperti sesungguhnya yang dimaksud dengan
revolusi mental, apa substansinya, dan bagaimana menerjemahkannya secara
praktis dalam kehidupan sehari-hari. Seiring perjalanan waktu, ia juga semakin
kehilangan konteks dan semakin dilupakan. Padahal jika dapat teraplikasi secara
optimal, revolusi mental bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Kondisi bangsa yang semakin runyam dengan
belitan rumitnya persoalan membutuhkan solusi yang jitu. Secara konseptual,
revolusi mental sesungguhnya bisa menjadi solusi yang strategis. Justru karena
posisi strategis inilah maka revolusi mental seharusnya tidak dilupakan begitu
saja. Ia harus digali nilai-nilainya dan diterjemahkan secara praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
Revolusi mental bisa digali dengan berbagai
macam pendekatan. Salah satunya adalah pendekatan budaya. Pendekatan budaya
memungkinkan teridentifikasinya mental-mental destruktif untuk kemudian
direvolusi dengan mental-mental baru yang konstruktif. Pada titik inilah
revolusi mental memiliki peluang besar untuk bergerak dari tataran konsep
menjadi aksi.
Pada aspek inilah, usaha yang dilakukan Prof.
Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum penting untuk diapresiasi. Guru besar Universitas
Negeri Yogyakarta ini menggali mental-mental negatif yang ada pada masyarakat
Jawa dan menawarkan revolusinya berupa mental-mental positif yang potensial
untuk merubah masyarakat. Tawaran Prof. Suwardi merupakan jawaban yang lebih
konkrit dan operasional dari apa yang disebut revolusi mental.
Sepuluh bab di buku ini berisi berbagai jenis
mental yang dirumuskan berdasarkan tipologi tertentu. Bab dua misalnya bertajuk
”Revolusi Mental Hewaniah Jawa”. Identifikasi Prof. Suwardi menemukan ada empat
jenis mental hewaniah sekaligus mental revolusinya. Pertama, mental klenik ke
mental klinik. Kedua, mental serakah ke mental berkah. Ketiga, mental sengkeran
ke mental the liyan. Dan keempat, mental angin busuk ke mental angin
segar.
Setiap jenis mental jelek diurai secara
mendetail dengan berbagai tinjauan. Demikian juga dengan mental solusinya. Sebagai
ahli budaya Jawa, uraian Prof. Suwardi sangat luas dan mendalam. Penulis buku
ini juga berhasil memperluas konteks bahasannya tidak hanya pada budaya Jawa,
tetapi juga pada budaya-budaya lainnya. Pada titik inilah buku ini menemukan
signifikansinya guna menjawab keingintahuan masyarakat tentang revolusi mental.
Setiap budaya memiliki dimensi positif dan
negatif. Demikian juga dengan budaya Jawa. Bab demi bab pada buku ini
memberikan deskripsi secara obyektif tentang mental Jawa. Realitas mental yang
telah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan masyarakat Jawa tidak harus
diterima sepenuhnya. Perubahan di berbagai bidang kehidupan seyogyanya
melahirkan sikap kritis untuk melakukan revolusi menuju kehidupan yang lebih
baik. Jika revolusi mental berhasil dilakukan maka berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa ini sedikit demi sedikit akan terurai. Jika tidak, kita akan
tetap sibuk bertengkar tanpa ujung. Padahal, mental semacam ini seharusnya
direvolusi.
Catatan yang menarik, Pak. Buku memang membawa banyak perubahan dalam masyarakat.
BalasHapusTerima kasih mas Sidik. Betul, buku memang membawa perubahan ke arah kemajuan. Oh ya, saya juga baru selesai membaca Tewasnya Gagak Hitam, cuma belum sempat membuat review. Semoga ada kesempatan menuliskannya. Salam.
HapusAss. Alhamdulillah saya dapat Insfirasi untuk menelaah budya-budaya Bengkulu yang sepertinya dari yang negatif ke arah positif, Makasih ya, Sukses
BalasHapusWass. Alhamdulillah. Semoga mendapatkan hal-hal positif untuk pengembangan budaya yang lebih baik.
HapusKeren pak, inspiratif banget - farrosy.blogspot.com
BalasHapusTerima kasih
HapusSaya terkesan dengan buku revolusi mental dalam budaya Jawa ini Terangsang ingin baca lebih banyak
BalasHapusAlhamdulillah
Hapus