Bersua Para Penulis Luar Biasa
Oleh Ngainun
Naim
Hari Sabtu
tanggal 9 April 2015 jam 15.30 dua teman aktivis Sahabat Pena Nusantara (SPN),
Fahru Arraniri dan M. Choirur Rochim, sudah sampai di rumah saya yang ada di
pelosok Trenggalek. Saya belum mandi dan bersiap-siap karena baru saja sampai
di rumah setelah mengikuti sebuah kegiatan di Tulungagung. Rencananya kami bertiga akan menuju Yogyakarta untuk
Kopdar dan Pelatihan Menulis yang diadakan oleh SPN.
![]() |
Penulis produktif asal Yogya Haidar Musafa dan Fahru Arraniri (berkacamata): anggota SPN asal Tulungagung |
Jauh hari saya sudah merencanakan untuk hadir di acara
tersebut karena bagi saya acara tersebut sangat bermanfaat. Berjumpa para
penulis luar biasa adalah asupan inspirasi yang sangat berharga. Diskusi dan
berbagi pengalaman bisa menjadi energi kreatif yang mendorong saya untuk tetap
berusaha menulis. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya berjumpa dengan para
penulis luar biasa seperti Hernowo, Prof. Dr. Muhammad Chirzin, Dr. Amie
Primarni, M. Husnaini dan para penulis lainnya. Berjumpa dengan mereka dan
menggali ilmu mereka yang sangat saya harapkan.
![]() | |
Dari kiri ke kanan: Prof. Dr. Muhammad Chirzin, Ir. Hernowo, Saya, dan Dr. Much. Khoiri, M.Si. |
Perjalanan secara umum lancar. Kami mengambil jalur
Trenggalek Ponorogo yang bergunung-gunung. Hari mulai gelap saat kami masuk
Kota Reog Ponorogo. Gelapnya malam dan jalan yang penuh ketinggian antara
Ponorogo Wonogiri mewarnai perjalanan di sabtu malam. Dan setelah menempuh
perjalanan sekitar enam jam akhirnya kami sampai di lokasi, yaitu Wisma
Sargede.
![]() |
Wisma Sargede |
Wisma ini berada di Jalan Pramuka Kav. 5F Umbulharjo
Yogyakarta. Lokasi wisma ini bersebelahan dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sekitar 400 meter ke utara ada XT Square
yang dulu adalah Terminal Bus Umbulharjo.
![]() |
Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta |
Saat keluar dari resepsionis Wisma Sargede untuk memesan
kamar, kami sudah disambut empat anggota SPN yang sedang berbincang santai.
Mereka adalah Ketua SPN M. Husnaini yang datang dari Lamongan, M. Nurroziqi
dari Tuban, Ibu Rita Audriyanti yang terbang langsung dari Kuala Lumpur
Malaysia dan Doni Febriando dari Yogyakarta. Saya bersama dua teman tidak
sempat berbincang lama karena segera menuju kamar 215 untuk istirahat. M.
Husnaini memberikan saya buku terbitan SPN yang merupakan tulisan bersama,
yaitu Quantum Cinta.
![]() |
Ibu Rita yang datang jauh dari Kuala Lumpur dan Dr. Amie Primarni yang energik |
Minggu pagi suasana Yogyakarta cukup cerah. Usai shalat
subuh saya merebahkan diri lagi. Badan rasanya capek sekali karena tidur hanya
beberapa jam setelah perjalanan darat yang melelahkan. Tetapi saya tidak bisa
tidur lagi. Di depan Wisma Sargede mulai terdengar alunan musik senam pagi.
![]() |
Pendaftaran peserta |
Saya beranjak meninggalkan kamar menuju jalanan. Olahraga
jalan kaki saya kira merupakan pilihan yang bermanfaat. Maka, saya telusuri
Jalan Pramuka yang mulai ramai lalu masuk ke gang kecil di perkampungan.
Sekitar setengah jam kemudian saya kembali lagi ke Wisma Sargede.
Di depan kamar panitia sudah ada M. Husnaini, M.
Nurroziqi dan Aditya Akbar. Saya pun bergabung ngobrol dengan mereka. Sesaat
kemudian bergabung Ketua Panitia, Dr. Amie Primarnie. Maka, perbincangan minggu
pagi itu menjadi begitu hangat.
![]() |
M. Nuroziqi dengan senyum manisnya; Aditya Akbar serius membaca, dan Athiful Khoiri mengecek bahan seminar |
Menjelang jam tujuh saya pamit mandi. Sarapan pagi juga
sudah diantar ke kamar. Maka saya pun menyeruput teh lalu sarapan pagi untuk
kemudian mandi.
Tepat jam delapan saya menuju lokasi acara. Beberapa
tokoh sudah hadir, seperti Prof. Muhammad Chirzin dan Much. Khoiri. Kami pun
terlibat perbincangan hangat karena secara fisik sudah cukup lama tidak
bertemu.
![]() |
Bahagia diapit dua penulis top: Much. Khoiri dan Prof. Dr. Muhammad Chirzin |
Jam setengah sembilan acara dimulai. Dr. Amie Primarnie
dan M. Husnaini, M.Pd.I maju ke depan untuk mengisi seremoni. Di saat mereka
berdua berbicara, satu demi satu peserta datang, seperti Bahrus Surur-Iyunk,
Ahmad Jauhari, Ganjar, Ridho, dan beberapa yang lainnya.
Saya belajar menulis dengan tertatih-tatih. Tidak ada
guru yang membimbing secara langsung. Buku-buku tentang menulis menjadi panduan
yang sangat berharga saat saya belajar merangkai kata dan kalimat.
![]() | |
Ketua Panitia dan Ketua SPN |
Di antara nama penting yang harus saya sebut adalah
Hernowo. Buku-bukunya sungguh luar biasa dan menginspirasi. Catatan-catatannya
di media sosial saya baca dan cerna. Mubes SPN kedua di Yogyakarta memberikan
anugerah luar biasa karena membuat saya bisa bertemu muka dan mendengar paparan
ceramahnya yang menggugah. Hal-hal yang selama ini hanya saya tahu di buku,
hari itu saya ketahui penjelasannya secara langsung.
![]() |
Pak Hernowo didampingi Haidar Musafa |
Satu setengah jam mendengar paparan beliau rasanya
sangatlah kurang. Pak Much. Khoiri melengkapi wawasan saya dengan paparan
provokatifnya. Suasana dan peserta yang mulai lelah terobati dengan guyonannya
yang bermutu. Sungguh suatu anugerah saya bisa bersua dan berkenalan dengan
beliau.
![]() |
Pak Emcho memprovokasi peserta. |
Prof. Muhammad Chirzin menyadarkan saya akan makna penting menulis.
Tulisan beliau tentang 40 renungan filosofis menghentak kesadaran.
"Kesadaran adalah matahari", begitu Pak Emcho membaca puisi dengan
penuh ekspresi.
![]() |
Prof. Dr. Muhammad Chirzin menyanyi. Suasana berubah haru. Banyak peserta meneteskan air mata. Sangat menyentuh. |
Saya yang juga ditunjuk untuk berbicara hanya bicara hal
remeh-temeh. Saya justru merasa mendapatkan banyak ilmu dan inspirasi dari para
pembaca dan peserta. Semoga keberkahan selalu melimpahi kami semua. Amin
![]() |
Terima kasih SPN atas kesempatannya. |
makasih sharing nya Pak
BalasHapusSama-sama Bu.
BalasHapus