Potret Kreativitas Berliterasi
Oleh Ngainun Naim
Menjadi penulis harus kreatif. Jika tidak kreatif,
seorang penulis akan tergilas oleh arus perubahan. Kreativitas seorang penulis
mencakup semua aspek, mulai dari mencari ide, proses menulis, menerbitkan,
hingga memasarkan.
Dalam hal kreativitas, kita layak belajar kepada Much.
Khoiri. Dosen UNESA yang akrab disapa Pak Emcho ini adalah aktivis literasi
dengan kreativitas tinggi. Hal itu dibuktikan dengan aktivitas berliterasi yang
padat merayap dan terbitnya buku-bukunya yang seolah tanpa jeda. Sebut saja
buku Rahasia Top Menulis (2014), Jejak Budaya Meretas Peradaban
(2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), dan Much. Khoiri dalam
38 Wacana (2016). Sekarang Pak Emcho sedang mempersiapkan beberapa buku
baru untuk diterbitka. Salah satunya berjudul SOS: Sopo Ora Sibuk.
![]() |
Tulisanku di buku "Much. Khoiri dalam 38 Wacana" |
Buku Much. Khoiri dalam 38 Wacana yang diterbitkan
Unesa University Press menjadi bukti bagaimana kreativitas itu mewujud secara
unik. Kemunculan buku ini diceritakan secara menarik di bagian Prakata yang
diberi judul ”Akrobat Kecil di Balik Buku ini”. Jika Anda membaca Prakata Pak
Emcho, Anda akan menemukan bagaimana kreativitas muncul dan bekerja secara
apik.
Buku ini bukan hanya berisi tulisan Pak Emcho, tetapi
berisi tulisan dari banyak pihak—termasuk ada tulisan saya di dalamnya—tentang Pak
Emcho, buku-buku karyanya dan juga gagasan-gagasannya. Total ada 38 tulisan
yang kemudian menjadi judul buku ini. Bab pertama bertajuk "Tentang Jejak
Budaya Meretas Peradaban" yang berisi 6 tulisan tentang buku karya Pak
Emcho, Jejak Budaya Meretas Peradaban. Tulisan ke-7 sampai 23 merupakan ulasan
terhadap buku 'Rahasia Top Menulis'. Tulisan ke-24 sampai 29 adalah ulasan
untuk buku 'Pagi Pegawai Petang Pengarang'. Dan tulisan ke-30 sampai 38 diberi
tajuk 'Tinjauan Biografi/Apresiasi'.
Saya menyukai gaya bertutur Pak Emcho yang renyah mengalir.
Dari karya-karyanya, juga dari persahabatan dengan beliau, saya mendapatkan
banyak inspirasi dan wawasan, termasuk dalam persoalan kreativitas.
Kampus IAIN Tulungagung, 27 Mei 2016
Wah, jadi pengen baca bukunya juga saya :D
BalasHapusAri: bukunya sungguh menarik. Bisa hubungi penulisnya untuk mendapatkan buku tersebut.
Hapusmenulis dengan bahasa tutur, lebih renyah.
BalasHapusBetul sekali Bu Ima. Lebih mengalir.
BalasHapusterimakasih infonya..
BalasHapusIndonesia Ku@ sama-sama.
Hapus