Membaca, Menulis dan Diskusi

November 21, 2018

Ngainun Naim


Aktivitas mahasiswa pascasarjana yang pokok ada tiga, yaitu membaca, menulis dan diskusi. Penguasaan terhadap tiga aktivitas pokok tersebut sangat menentukan terhadap keberhasilan studi. Oleh karena itu, mahasiswa—khususnya pascasarjana—harus berusaha agar tiga aktivitas dasar tersebut menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari.

Aspek ini penting saya tekankan karena ternyata tidak sedikit mahasiswa pascasarjana yang jarang membaca, makalah dibuat ala kadarnya, dan pasif dalam diskusi kelas. Mahasiswa yang semacam ini mungkin saja lulus kuliahnya, tetapi kurang optimal dalam memberdayakan dirinya.

Membaca memiliki peranan yang penting dalam kehidupan setiap orang. Mahasiswa pascasarjana semestinya menyediakan waktu khusus untuk membaca. Jika seorang mahasiswa rutin membaca maka wawasannya sangat luas. Lebih lanjut, itu akan menjadi modal untuk menulis. 


Menulis membutuhkan keterampilan khusus. Kecil kemungkinan orang bisa menulis secara baik jika tidak melatihnya secara rutin. Nah, ketika banyak yang bilang tidak bisa menulis, saya kira itu karena jarang praktik menulis.

Jadi, harus dipaksa menulis. Kok dipaksa? Sejauh yang saya tahu, hampir semua kebiasaan awalnya dari dipaksa. Saat sudah terbiasa, paksaan itu akan hilang dengan sendirinya.

Diskusi merupakan aktualisasi dari membaca dan menulis. Mereka yang aktif membaca dan menulis memiliki potensi terlibat dalam diskusi yang produktif.

)* Catatan sederhana setelah menyampaikan materi di Pascasarjana IAIN Kediri pada hari Sabtu, 17 Nopember 2018

IAIN Tulungagung, 21/11/2018

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.