Tentang Gambar Pulau di Uang Kertas Seribu Rupiah

Maret 14, 2019
Ngainun Naim

Pulau Maitara


Jika bukan karena program KKN Kebangsaan yang pada tahun 2019 ini dilaksanakan di Ternate dan Tidore, sangat mungkin sampai sekarang saya belum pernah menginjakkan kaki di daerah yang menjadi jejak awal Islam di Indonesia tersebut. Saya sangat bersyukur bisa mengunjungi Ternate dan Tidore sehingga mendapatkan begitu banyak informasi dan pengetahuan baru. Salah satu yang saya baru sadari dan ketahui adalah tentang Pulau Maitara.
Pulau Maitara di uang seribu rupiah

Coba pembaca sekalian ambil uang kertas seribu rupiah. Di salah satu bagian dari uang itu ada gambar pulau. Di situ tertulis Pulau Maitara dan Tidore. Saya sendiri jujur baru mencermatinya setelah kawan-kawan berbincang tentang pulau yang ada di uang seribu rupiah tersebut. Pulau tersebut akan terlihat jelas saat kita menyeberang dari Ternate menuju Tidore.
Terminal Pelabuhan

Hari kamis tanggal 7 Maret 2019, rombongan pengelola KKN Kebangsaan yang terdiri dari para perwakilan berbagai kampus di Indonesia melakukan kunjungan ke Pulau Tidore Kepulauan. Tujuannya adalah mengunjungi tempat-tepat tertentu di pulau itu karena memang Kota Tidore Kepulauan akan menjadi lokasi KKN Kebangsaan. Mengunjungi lokasi tersebut penting artinya untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi, bagaimana karakteristiknya, dan hal-hal mendasar lainnya. Informasi ini penting sebagai bahan untuk menyiapkan diri—baik lembaga maupun mahasiswa yang nantinya terpilih—agar jika saatnya tiba bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Sehari sebelumnya, panitia dari Universitas Khairun Ternate menyampaikan agar kami siap di hotel masing-masing pada pukul 07.00 WIT. Bus siap menjemput pada jam tersebut agar tidak kesiangan. Saya kira jika tepat waktu akan bagus. Lokasi-lokasi yang rencananya dikunjungi bisa sesuai dengan perencanaan.
Di depan terminal pelabuhan

Jam 07.00 WIT sebagian peserta sudah siap, walaupun kemudian harus agak mundur karena satu dan lain hal. Kami berangkat dari hotel tempat menginap masing-masing menuju pelabuhan. Saya baca namanya Terminal Pelabuhan Mangga Dua. Kayak nama lokasi di Jakarta saja he he.
Tidak butuh waktu lama di pelabuhan. Segera kami naik perahu speadboat. Satu perahu yang saya naiki terdiri dari 10 orang. Setelah itu perahu pun melaju menuju Tidore Kepulauan.
Meskipun beberapa kali naik perahu di lautan, rasanya saya juga masih merasa ada sesuatu yang kurang nyaman. Saya kira wajar karena saya tinggal di daerah yang didominasi daratan. Belum tentu setahun sekali saya naik perahu.
Ternyata jarak Ternate ke Tidore tidak terlalu jauh. Sekitar 15 menit kami sudah sampai Tidore. Perjalanan secara umum lancar. Cukup menyenangkan. Sambil menunggu teman-teman yang belum datang, saya menikmati suasana pelabuhan Tidore pada siang yang mulai terik itu.  Mbak Nana dari Universitas Khairun memberitahukan bahwa pulau yang ada di samping pelabuhan itu adalah Pulau Maitara.
Bersama Prof. Almasdi yang selalu ceria

Baru kali ini saya mengetahui dari jarak yang tidak terlalu jauh dari pulau yang ada di uang seribu rupiah itu. Sungguh, ini sebuah keberuntungan tersendiri. Meskipun tidak berkesempatan mengunjungi pulau itu, mengambil gambar dengan latar belakang pulau itu sudah cukup. Setidaknya saya memiliki dokumentasi dan catatan bahwa pada suatu waktu saya pernah mengunjunginya dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Berdasarkan data yang saya baca, Maitara adalah tempat portugis pertama kali menjejakkan kaki. Pulau itu kini menjadi salah satu pulau yang banyak dikunjungi wisatawan. Sayang, kami belum berkesempatan mengunjunginya. Semoga suatu saat ada kesempatan ke sana.

Tulungagung, 13-3-2019

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.