Pendidikan, Kebahagiaan, dan Manusia Sejati
Resensi ini awalnya dimuat di Harian Bhirawa edisi 15 November 2019
Judul: Memulihkan
Sekolah, Memulihkan Manusia: Meluruskan Kembali Falsafah Pendidikan Kita
Penulis: Haidar
Bagir
Penerbit: Mizan,
Bandung
Cetakan: September
2019
Tebal: 209 halaman
ISBN:
978-602-441-135-0
Pendidikan Indonesia seolah tidak
bergerak maju. Tetap saja jalan di tempat dengan segudang persoalan yang tidak
mudah diurai. Semakin hari persoalan justru semakin berat dan kompleks. Wajar
jika pendidikan Indonesia semakin tertinggal dibandingkan dengan negara-negara
yang lain.
Bukan berarti tidak ada pemikiran,
aksi, dan kebijakan untuk membangun pendidikan Indonesia. Sudah sangat banyak,
tetapi tampaknya belum banyak merubah keadaan. Alih-alih energi justru habis
untuk memperdebatkan setiap tawaran sebagai ikhtiar keluar dari jerat masalah.
Realitas ini—tentu saja—menimbulkan
kegelisahan secara luas. Salah seorang yang gelisah itu adalah Hadir Bagir.
Pemilik penerbit Mizan Bandung ini menuangkan kegelisahannya dalam buku yang
cukup menarik. Haidar Bagir tidak hanya berteori tetapi juga membangun lembaga
pendidikan yang diharapkan bisa menjadi alternatif dari sistem pendidikan
Indonesia.
Buku ini merupakan serpihan pemikiran
Haidar Bagir dalam konteks dunia pendidikan. Beliau memang pengusaha, ahli
filsafat Islam, peminat tasawuf, dan juga praktisi pendidikan. Karena itu
kombinasi seluruh identitas dirinya tersebut terlihat pada bagian demi bagian
dari buku yang cukup menarik ini.
Aspek yang paling mendasar adalah
bagaimana Haidar Bagir mendefinisikan pendidikan. Rumusan pendidikan Haidar
Bagir mencerminkan bagaimana berbagai identitas itu menjadi satu. Bagi Haidar
Bagir, pendidikan seharusnya mengembangkan seluruh potensi manusia demi
mencapai kesejahteraan, baik fisik, mental, dan spiritual (27). Definisi
pendidikan ini mencakup seluruh kedirian manusia. Sebuah definisi yang
komprehensif sekaligus menjadi pembeda dengan rumusan dan praktik pendidikan
yang selama ini berjalan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam
perjalanan sebuah bangsa. Sebuah bangsa bisa maju jika pendidikannya bagus.
Sebuah bangsa yang menghadapi berbagai persoalan, jika dirunut, akarnya adalah
pada rendahnya mutu pendidikan (h. 16).
Dalam kerangka mewujudkan hal
tersebut, segenap proses pendidikan seharusnya dijalankan dalam suasana yang
menyenangkan. Tidak hanya proses pembelajaran di kelas tetapi semua aspek di
dunia pendidikan didesain dalam suasana yang kondusif. Aspek ini penting karena
optimalisasi segenap potensi diri tidak akan bisa berjalan maksimal jika ada
tekanan.
Suasana menyenangkan adalah bagian
penting dari tujuan pokok pendidikan, yaitu mewujudkan kebahagiaan. Kebahagiaan
akan terwujud dengan dukungan oleh emosi positif. Emosi positif, menurut Haidar
Bagir, merupakan kebutuhan penting sehari-hari untuk kelangsungan hidup. Emosi
positif juga faktor yang menentukan untuk hidup bahagia. Pada titik inilah
sebenarnya terdapat rangkaian yang saling berkaitan.
Kita penting untuk belajar kepada
negara-negara lain yang pendidikannya maju. Salah satunya adalah Finlandia. Negara
ini dikenal sebagai negara yang tidak banyak membebani siswa dengan pelajaran,
tetapi pendidikannya cukup berkualitas. Haidar Bagir menyebut dua hal sebagai
faktor yang mempengaruhi. Pertama, model
Finlandia lebih menekankan kepada kemampuan berpikir kreatif, orientasi model
belajarnya kesenangan belajar yang membangkitkan rasa ingin tahu, dan kemampuan
belajar mandiri siswa.
Kedua,
Finlandia
merupakan negara yang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi. Negara ini memang
dikenal memiliki perhatian pada upaya yang kondusif untuk menciptakan
kebahagiaan: kesehatan, pendidikan, kualitas hidup, pemerataan ekonomi, dan
sebagainya. Prinsip ini dipegang teguh, termasuk dalam merancang falsafah dan
sistem pendidikan (138).
Benang merah yang menjadi muara buku
ini adalah bagaimana pendidikan menjadi sarana untuk menjadikan manusia sebagai
manusia sejati, yaitu manusia yang sejahtera secara fisik, mental, dan
spiritual. Pendidikan harus dikelola sebaik mungkin, mulai dari landasan
filosofis sampai aspek praktisnya, sehingga tujuan tersebut bisa terwujud.
Semuanya membutuhkan proses dan kesabaran dalam menjalani.
Tidak ada komentar: