Menulis Sebagai Keunggulan
Ngainun
Naim
Saya ingin menyebut bahwa
menulis itu merupakan sebuah keunggulan. Mereka yang memiliki keterampilan
menulis akan menjadi manusia unggul. Hal ini disebabkan karena keterampilan
menulis hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Menulis itu dunia asketis.
Dunia yang tidak bisa diukur secara materi semata. Ada dinamika, ada
kenikmatan, ada kepuasan, ada perjuangan, dan ada juga hambatan yang harus
dihadapi. Jika ada seseorang yang bertahan puluhan tahun dalam menekuni dunia
literasi, hampir dapat dipastikan bahwa orientasi materi tidak berada di posisi
depan lagi.
Spirit semacam inilah yang
saya temukan pada buku Bukan Birokrat
Biasa. Buku ke-22 karya Adrinal Tanjung ini secara implisit menegaskan
bahwa menulis buku itu panggilan hidup. Berbagai hambatan harus ditundukkan.
Mewujudkan sebuah buku adalah hasil dari perjungan berdarah-darah. Jika bukan
karena panggilan hidup, tentu sudah lama Adrinal Tanjung mundur teratur dari
medan percaturan dunia literasi.
Buku ini, sebagaimana bisa
dibaca dari judulnya, memuat berbagai hal yang tidak selazimnya dilakukan oleh
birokrat. Berpikir, berinovasi, lalu menulisnya menjadi sebuah buku merupakan
sesuatu yang langka. Justru karena itulah spirit seorang Adrinal Tanjung lewat
buku-bukunya penting untuk diapresiasi.
Secara personal saya mengenal
Adrinal Tanjung. Saya dua kali bertemu beliau. Pertama di Bandara Soekarno
Hatta tahun 2018. Kedua di Universitas Negeri Semarang tahun 2019. Selain itu
kami cukup sering berkomentar, kirim WA, dan juga pernah telepon. Tentu, muara
yang kami perbincangkan adalah literasi.
Saya membaca bagian demi
bagian buku ini secara pelan. Saya ingin menikmati betul kata demi kata yang
dirajut, ide demi ide yang digagas, dan mencoba menggali spirit hidup yang
diusung. Butuh tiga hari untuk menuntaskan buku ini. Satu hal yang ingin saya
sampaikan bahwa Adrinal Tanjung adalah seorang birokrat yang unggul. Ya, ia
unggul karena ia menulis. Keunggulan ini yang harus terus dirawat dan
ditumbuhkembangkan agar ia benar-benar menjadi bukan birokrat biasa.
Parakan Trenggalek, 19 Mei
2020
Sae sanget prof... Trimkasih buanyak ilmunya.
BalasHapusMatur suwun. Sami2.
HapusPernah baca nama adrinal tanjung di buku spirit literasi karya Dr Ngainun Naim...
BalasHapusBetul.
HapusSpirit literasinya luar biasa. Matur nuwun diberi kesempatan bisa belajar bersama prof Naim
BalasHapusSpirit/ semangat
HapusBetul Mas Barit
BalasHapusSaya bukan penulis, ��
BalasHapusTapi saya suka kepada orang yang bergelut di dunia literasi,,,
Ku add sebanyak-banyaknya akun medsos mereka yg pecinta literasi,,,
Terima kasih.
HapusSiap mengikuti jejak Pak
BalasHapusMonggo
HapusSuntikan semangat untuk lebih giat lagi...
BalasHapusAyo tetap semangat menulis
HapusKeren sekali T.T
BalasHapusTerima kasih.
HapusSemangat
BalasHapusTerima kasih
Hapus