Tentang Membaca dan Menulis yang Tertunda
Ngainun Naim
Status FB seorang sahabat menarik perhatian
saya. Inti statusnya adalah kegagalan untuk menyelesaikan membaca buku yang
saya tulis, Menipu Setan, Kita Waras di
Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015). Padahal, berbagai strategi sudah
diterapkan. Salah satunya dengan meletakkan buku tersebut di tempat yang mudah
untuk dijangkau.
Membaca buku membutuhkan kemauan dan hasrat
yang kuat. Banyak orang yang gagal atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menuntaskan sebuah buku karena berbagai alasan. Kesibukan merupakan faktor yang
paling sering menjadi dalih.
Saya sendiri mengalami hal yang sama. Buku-buku
yang saya targetkan tuntas terbaca acapkali gagal. Alasannya macam-macam,
termasuk alasan kesibukan.
Semua orang memiliki kesibukan. Selain
menerapkan strategi yang memungkinkan untuk mudah membaca, komitmen juga
merupakan faktor penting yang cukup menentukan. Komitmen adalah energi
penggerak. Tanpa komitmen, membaca hanya akan menjadi keinginan.
Hal sama juga terjadi dengan menulis. Keinginan
menulis bisa jadi sangat besar. Namun karena tidak segera diikuti dengan aksi,
keinginan itu tetap sebatas keinginan.
Berhenti berangan-angan
BalasHapusYa. Segera bergerak. Membaca membutuhkan kemauan yang kuat. Begitu juga dengan menulis.
HapusYA Allah segerakan saya untuk memiliki buku itu... Aamiin...
BalasHapusAmin Ya Allah.
HapusTiap kali baca 1 lembar saja, mulut mulai angop dan mata mulai kantuk...��
BalasHapusMasih lumayanlah.
HapusIya pak,lumayan buat dongeng sebelum tidur hehehe
HapusTerkadang membaca juga perlu kondisi badan yang fit.... bukunya sepertinya menarik itu bapak...
BalasHapusKondisi fit itu penting. Karena itu mari jaga diri. Semoga kita sehat selalu.
HapusSyiip, mmbc jug butuh milliu yg ok.... Hehe
BalasHapusBetul Ustadz
Hapussangat setuju. bahwa komitmen adalah unsur utama.
BalasHapusBetul sekali.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus