Menulis Tanpa Beban
Ngainun Naim
Saya
kebetulan mengajar matakuliah yang dekat dengan penulisan. Salah satunya adalah
matakuliah “Proposal Penelitian”. Matakuliah ini, menurut saya, cukup menarik
dan menantang. Lewat matakuliah inilah saya mengetahui bagaimana tradisi
menulis di kalangan mahasiswa masih harus terus ditingkatkan.
Idealnya
proses kuliah itu diiringi dengan pembangunan tradisi literasi. Jika ini
dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan metodologis maka persoalan rendahnya
literasi di negeri ini akan berkurang. Pendidikan diyakini sebagai media yang
paling efektif dalam mewujudkan transformasi dalam skala besar. Bisa
dibayangkan betapa indahnya jika sebagian besar masyarakat kita menjadi pembaca
dan penulis yang baik. Apa pun bisa ditulis. Publikasi tulisan demi tulisan
akan berlangsung dengan semarak.
Saat
kondisi semacam ini terbangun maka hoax akan terkikis. Orang tidak akan tergoda
untuk asal “berbagi dari grup sebelah”. Jika ada berita akan dibaca secara
cermat lalu dikomentari dalam tulisan. Tentu, komentarnya juga analitis sebab
menulis itu juga membutuhkan keruntutan berpikir. Tidak asal tulis tanpa dasar
argumentasi yang mapan.
Selama
mengajar saya membiasakan mahasiswa untuk menulis. Mahasiswa yang saya ajar
saya kumpulkan dalam sebuah grup WA. Tugas mereka setiap minggunya adalah
menulis proses perkuliahan—bisa juga topik lain—minimal 5 paragraf. Seminggu
lima paragraf. Terlihat sederhana tetapi itu tulisan natural mereka. Tulisan
mereka yang sesungguhnya karena tidak bisa plagiat. Tentu berbeda dengan
makalah yang acapkali saya temukan potong sana-sini dan ambil dari berbagai
sumber tanpa kemampuan untuk memparafrase secara kreatif.
Tradisi
menulis yang saya buat ini ternyata sedikit banyak berkontribusi dalam proses
penulisan skripsi mahasiswa. Skripsi itu tidak mudah. Bisa dibayangkan
bagaimana kondisinya jika mahasiswa sebelumnya tidak pernah menulis lalu harus menulis
sekian puluh halaman. Tentu tidak mudah. Wajar jika banyak yang stres. Bahkan stres
sudah dimulai sebelum menulis skripsi itu sendiri.
Salah
satu metode yang saya ajarkan saat menulis adalah menulis saja, titik. Ya,
pokoknya menulis. Tumpahkan apa saja yang ada dalam kepala. Tidak perlu takut,
resah, kuatir, stres. Persoalan psikologis semacam itu menjadikan proses
menulis menjadi terhambat.
Memang
tidak mudah untuk menulis secara bebas semacam ini. Butuh proses, latihan, dan
perjuangan secara terus-menerus. Tetapi jika dilakukan secara konsisten, tidak
ada yang tidak mungkin. Menulis tanpa beban merupakan formula yang bisa dipilih
agar menghasilkan tulisan secara lebih baik.
Ngainun
Naim, Dosen IAIN Tulungagung. Aktif dalam kegiatan
literasi. Beberapa bukunya yang bertema literasi adalah Literasi dari Brunei Darussalam (2020), Proses Kreatif Penulisan Akademik (2017),
The Power of Writing (2015), dan Spirit
Literasi: Membaca, Menulis dan Transformasi Diri (2019). Untuk komunikasi
via email: naimmas22@gmail.com.
WA: 081311124546.
Alhamdulillah sangat bersyukur pernah di ajar panjenengan pak Naim
BalasHapusAmin.
HapusAlhamdulillah, sanad keilmuan menulis saya salah satunya adalah Kiai Ngainun Naim. Matur nuwun
BalasHapusAmin.
HapusSuka baca tulisannya Prof. Berusaha dan belajar untuk mengikuti jejak Bapak.
BalasHapusTetap semangat. Semoga sukses. Barakah.
HapusMantap..selalu menginspirasi untuk mampu menulis. Terima kasih Sahabat senior
BalasHapusSama-sama
HapusWaoow, ku sangat suka penelitian kualitatif,
BalasHapusKeren. Mari kita perdalam.
HapusJazakallah khairan,saat bimtek kamad ilmu baru dari Coach Naim kulo bintangi,"Pas nulis fokus nulis wae ra usah edat edit" pesan Coach Naim mengakhiri materi saat itu.
BalasHapusTerima kasih banyak Bunda
HapusMenulis diawali dgn terbiasa menulis...diimbangi membaca. Semoga bisa istiqomah.
BalasHapusAmin Ya Allah
HapusAyo menulis
BalasHapusAyo menulis dengan istiqamah
HapusSalam literasi ustadz, tulisannya bagus, selain susunan yang rapi, ada nilai nasehatnya. Inilah tabungan yang kekal untuk kehidupan setelah mati, semoga selalu sukses dan tetap dalam lindungan Allah SWT
BalasHapusSalam
HapusTerima kasih doanya Pak
Iya Pak Naim, kalau menulis tanpa beban, ide akan lancar mengalir tetapi kalau merasa terbebani macam-macamm aturan khok jadi buntu ya ini ide.
BalasHapusBegitulah. Terimqk sudah berkunjung.
HapusSangat Inspiratif Pak..InsyaAllah Cara Cara ini akan saya terapkan juga untuk mahasiswa Saya..Terima Kasing Sang Guru.
BalasHapusSama-sama
HapusSebuah kontribusi yg sngt berharga bagi mahasiswa panjenengan Ustadz dg dibiasakan menulis. Awalnya sbg tugas lama-lama terbiasa sehingga sngt menolong dlm menyelesaikan tugas terutama menulis skripsi yg sering mnjd momok Mahasiswa.
BalasHapusTerima kasih
HapusHebat betul pakar literasi ini semoga bermanfaat tuk semuanya,sulitnya untuk saya mau ngemil belum juga bisa
BalasHapusSekadar berbagi spirit
HapusTerima kasih ilmunya oak dosen
BalasHapusSama-sama Bu Guru
HapusMenulis saja tanpa beban. Pokoknya menulis...
BalasHapusSuka dg kalimat itu
Bapak selalu memotivasi
Terima kasih pak...
Dalam usia saya setengah abad lebih sedikit...saya suka baca tulisan tulisan pada berbagai blogger, memang hanya mas Ngainun yang fokus pada kajian literasi. Beliau memiliki pisau bedah budah membedah dunia literasi kita....moga Mas Ngainun sehat selalu...amiiin
BalasHapusTerima kasih doanya Uncle Jo
HapusPerlu konsisten, nggeh pak.,. Supaya latih, tulisan biar ngalir dengan sendirinya,.
BalasHapusBetul Mas. Ayo nulis lagi.
HapusPerlu istiqomah ya pak dalam menulis
BalasHapusBiar lancar dalam menulis...
Betul
HapusTrik yg bisa diduplikasi untuk membiasakan mahasiswa menuliskan gagasan bukan menyalin gagasan
BalasHapusPerlu terus dilatih dan disebarluaskan
HapusMengalir saja dalam menulis. Terbebani dengan aturan tertentu akan mematikan kreativitas. Terimakasih inspirasi dan motivasinya prof
BalasHapusSama-sama Ibu
HapusMumtaaz prof
BalasHapusSyukron Ustadz
HapusInspirasi yg Luar biasa Semoga sy juga bs istiqamah menulis Prof. Syukran atas ilmunya
BalasHapusAmin
HapusSangat menginspirasi, terimakasih Pak
BalasHapusTerima kasih
HapusMatursuwun pak atas berbagi tips dan ilmunya. Sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih
HapusInspirasi yang luar biasa bapak. Menulislah tanpa beban dan yang penting menulis.
BalasHapusTerimakasih tipsnya bapak. Barakallah
Amin
Hapusmenulis tanpa beban.terimakasih prof.yang selalu menginspirasi dan memberikan ilmu njenengan.
BalasHapusAmin
HapusLuar biasa
BalasHapusMenulis tanpa beban. Sebuah nasihat yang sangat bermanfaat. Semoga saya bisa menerapkan nasihat pak doktor dalam penulisan disertasi saya yang terasa sangat berat. Matur nuwun pak Ngainun 🙏🙏🙏
BalasHapusSama-sama
Hapus