Membaca, Menulis dan Asupan Bacaan

September 16, 2020

 

Oleh Ngainun Naim

 


Seorang kolega pernah menulis di sebuah grup WA. Isinya menceritakan perburuan buku di Yogyakarta. Toko demi toko ia kunjungi. Lapak demi lapak ia jajaki. Yogyakarta memang kaya dengan took dan lapak buku. Semua stu dilakukannya demi mendapatkan buku yang sesuai minatnya.

 

Hasilnya mencengangkan. Beberapa hari ia mengumpulkan sekitar 60 judul buku. Sebuah jumlah yang tidak sedikit. Bagi kolega tersebut, berburu buku dan membaca buku adalah dua aktivitas yang saling berkaitan.

 

Dunia buku telah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupannya. Kesibukannya tidak membuatnya surut untuk mensuntuki deretan kata di lembaran teks tertulis. Ya, membaca itu aktivitas penuh pesona. Waktu sela adalah kesempatan emas untuk menjelajah dunia aksara. Rasanya sayang sekali jika waktu terbuang secara sia-sia.

 

Teman saya tersebut hanyalah salah seorang yang menggemari dunia buku. Selain beliau, ada banyak lagi orang yang memiliki minat yang sama. Mereka terus membeli buku dan membaca.

 

Bagi mereka yang menekuni dunia menulis, membaca adalah syarat wajib. Tanpa membaca, tidak ada yang bisa ditulis. Membaca adalah ikhtiar untuk "menabung" ide lalu ditulis. Karena itu semakin banyak membaca maka jumlah tabungan akan semakin besar. Wajar jika ia sangat produktif dalam menulis.

 

Membaca dan menulis adalah pasangan yang saling mendukung. Setiap penulis hampir pasti adalah seorang pembaca yang tekun. Namun belum tentu seorang pembaca yang tekun akan mampu menulis dengan baik. Bacaan adalah asupan untuk menulis ketika mampu direproduksi.

 

Tulungagung, 15 September 2020

12 komentar:

  1. Terima kasih ilmunya pak. "Membaca adalah ikhtiar untuk "menabung" ide lalu ditulis." Siap pak. 😊

    BalasHapus
  2. Betul, namanya pasangan harus saling melengkapi...

    BalasHapus
  3. setuju Prof, penulis yang baik dan produktif adalah pembaca yg rakus

    BalasHapus
  4. Sepakat prof, setiap penulis adalah pembaca Yang ulung dan setiap pembaca belum tentu penulis. Maka sungguh beruntung jd orang penulis... Salam literasi

    BalasHapus
  5. Tak ada yang bisa mengalahkan penulis dalam membaca. Biasanya penulis itu pembaca terhebat. Bener pada nggak ya mas Doktor?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.