4P + 1 M
Ngainun Naim
Bagi mahasiswa yang studi S-3, tugas terberatnya adalah menulis disertasi. Saya kira mereka yang studi sampai jenjang ini sepakat bahwa inilah tugas terberat. Tugas yang tidak mudah dilalui. Banyak calon doktor gugur karena faktor disertasi ini. Jika tidak gugur paling tidak masa studinya molor hingga bertahun-tahun.
Disertasi memang bukan karya sederhana. Ia harus dikerjakan dengan totalitas. Tidak bisa setengah-setengah. Karya inilah yang akan menentukan apakah kita layak menyandang gelar doktor atau tidak.
Saat diskusi dengan Prof. Suhubdy Yasin, Ph.D (Universitas Mataram) dan Dr. Tuti Andriani, M.Pd (UIN Susqa Riau) via aplikasi Zoom pada 3 Oktober 2020, saya mendapatkan banyak sekali informasi. Acara bertajuk "Bincang-bincang Nasional Online: Strategi Penyelesaian Studi Doktor Tepat Waktu" ini diselenggarakan oleh Dotplus Publisher dan diikuti oleh puluhan peserta.
Tulisan ini hanya akan mengulas tentang apa yang disampaikan Direktur Dotplus Publisher, Khaerul Azan, saat membuat kesimpulan diskusi yang dirangkum menjadi 4P+1M. Ya, kesimpulan yang menarik dan mudah untuk diingat.
P pertama adalah pahami pembimbing. Sukses atau tidaknya studi yang kita jalani sangat dipengaruhi oleh relasi mahasiswa dengan pembimbing. Setiap orang memiliki karakter yang khas. Ada pembimbing yang menerapkan standar tinggi dalam semua hal, termasuk dalam aspek non-substansi disertasi. Ada juga yang standarnya sedang dan ada yang standarnya sangat longgar. Persoalannya sesungguhnya bukan pada bagaimana posisi pembimbing tetapi bagaimana kita menghadapinya.
Kuncinya ada pada mahasiswa. Jika mahasiswa memahami pembimbing dengan baik, mengikuti saran-sarannya, dan tidak mudah putus asa maka disertasi pasti selesai. Sikap mental tahan banting penting ditanamkan agar semangat selalu terjaga. Hanya mereka yang tahan banting yang bisa menyelesaikan studinya, meskipun mungkin kemampuan akademiknya pas-pasan.
P kedua adalah pahami bidang yang diteliti. Tentu ini berkaitan dengan penguasaan bidang ilmu yang dikaji. Menjadi calon doktor wajib banyak membaca. Buku, artikel jurnal, dan hasil penelitian menjadi menu wajib. Tidak ada cara lain yang bisa menggantikan membaca ini. Lewat membaca dan terus membaca maka P yang kedua akan dikuasai secara baik.
P yang ketiga adalah pahami yang belum dipahami melalui orang lain. Jika mendapatkan pembimbing yang sulit, cobalah tanya teman, kolega, atau siapa pun yang mengenal beliau. Jangan justru mutung atau menjadikan pembimbing sebagai musuh. Tetap hadapi sebaik mungkin.
P yang keempat adalah pahami apa yang tidak dipahami dengan membaca. Tidak semua penjelasan pembimbing bisa dipahami. Jangan putus asa. Bisa jadi catatan, coretan, atau komentar yang diberikan pembimbing itu merupakan sarana yang efektif untuk memperdalam pengetahuan. Membaca, membaca, dan terus membaca adalah jalan yang cukup penting untuk dilakukan agar kita bisa mendapatkan pengetahuan yang baik.
Adapun 1M yang dimaksudkan adalah Manajemen waktu. Mereka yang sukses adalah yang memiliki kemampuan manajemen waktu secara baik. Semua orang mendapatkan alokasi waktu yang sama. Tidak ada makhluk yang memiliki jumlah waktu lebih. Dengan jumlah waktu yang sama ada yang sukses dan ada yang gagal. Mereka yang sukses adalah yang mau dan mampu mengelola waktunya secara baik.
Parakan Trenggalek, 4 Oktober 2020
Sangat informatif Pak
BalasHapusTerima kasih
HapusTerima kasih Pak..inspiratif
BalasHapusResep luar biasa prof...
BalasHapusSuwun Mas
HapusTerimakasih informasi nya..sangat bermanfaat 🙏
BalasHapusSama-sama
HapusThanks pak. Sangat informatif.
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusLagi lagi membaca diperlukan di mana mana
BalasHapusInggih Pak KS
HapusLuar biasa bapak..
BalasHapusTerima kasih
HapusKeren
BalasHapusSimpel, akurat👍👌
BalasHapusSuwun Pak
HapusBismillah... terimakasih Prof
BalasHapusSama-sama
HapusInsya allah selalu semangat, terima kasih tips dan ilmunya nya ...salam 4P + 1M
BalasHapusAmin
HapusSiip mantul
HapusTerima kasih Pak, semoga bisa mengikuti saran dan motivasi bapak. Semoga inspirasi ini menjadi pelecut semangat untuk selesai.amin
BalasHapusAmin
HapusTermakasih Pak Naim sudah diingatkan. "pembimbing bukan musuh"
BalasHapusSama-sama
HapusInformatif pak, terima kasih
BalasHapusSama-sama Bu
HapusTulisan ini benar Pak Prof..saya sbg istri ikut merasakan kegigihan suami saat menjalani pendidikan SIII, kekuatan mental spiritual ikut berpengaruh cukup kuat.Matur nuwun Prof
BalasHapusSama-sama
HapusTips yang membangun semangat.,inspiratif tadz
BalasHapusJioooosss...luar biasa inspiratif...
BalasHapusTerima kasih
HapusInformative n motivation langkah awal penentu berikutnya... Terima kasih banyak PROF Naim
BalasHapusSama-sama
HapusSangat inspiratif, Prof. Terima kasih atas tulisannya
BalasHapusSama-sama
HapusTerimakasih prof, atas ilmunya🙏
BalasHapusSama-sama
Hapus