Jalan-Jalan Kebajikan

Januari 24, 2021

 

Ngainun Naim

 


Kebajikan itu sudah menjadi pengetahuan, tetapi belum tentu menjadi kesadaran dan tindakan. Jadinya memang harus diperjuangkan. Juga harus selalu disuarakan lewat beragam media yang ada.

Buku yang membahas tentang kebajikan penting artinya dalam kerangka mewujudkan kebajikan dalam kebajikan. Buku semacam ini bisa menjadi stimulus pada saat spirit kebajikan melandai dan meluncur bebas tanpa kendali. Setelah membaca, merenungkan, dan menghayati diharapkan tumbuh kembali tunas-tunas semangat untuk membumikan kebijakan dalam tindakan.

Buku karya dosen muda Universitas Wahid Hasyim Semarang ini saya posisikan dalam konteks sebagai penjelas tentang “jalan-jalan kebajikan”. Kebajikan itu banyak jalannya. Ia sangat banyak. Seluruh alphabet mengandung kebajikan. Hal ini bisa juga bermakna bahwa seluruh isi huruf itu sarat nilai kebajikan. Namun dalam huruf juga ada dimensi keburukan. Baik atau buruk tergantung pad acara kita memahami dan menafsirkannya.

Saya mengenal penulis buku ini lewat kegiatan ilmiah yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Muda, potensial, dan kreatif. Itulah kesan saya kepada beliau. Buku ini adalah buktinya.

Penulis buku ini mengajarkan pada saya bahwa manusia itu adalah makhluk yang terus menuju kepada kebajikan. Tidak ada manusia sempurna. Manusia sempurna itu idealitas. Tugas kita sebagai manusia adalah berjuang pelan tapi pasti menuju titik idealitas itu.

Buku ini memuat jalan-jalan kebajikan yang diwakili oleh huruf demi huruf. Isinya bisa disimak pada bagaimana kreatifnya penulis ini. A. Accept (Menerima atas Segala Pemberian), B. Believe (Yakin atas Kuasa Tuhan). C. Care (Terus Peduli terhahadap Sesama). Begitu seterusnya sampai Z. Zero (Semua Berangkat dari Nol).

Kebajikan itu tidak hanya diperbincangkan tetapi dilaksanakan. Seluruh penjualan buku ini dipakai untuk kegiatan sosial. Sebuah bentuk kebajikan sebagaimana yang diperbincangkan dalam isi buku.

Selamat, sukses, dan barakah kepada Mas Ma’as Shobirin. Juga untuk “Griya Peradaban”. Salam.

 

Trenggalek, 24-1-2021

8 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.