Tidak Perlu Berharap Apresiasi Orang Lain

April 07, 2021



 

Oleh Ngainun Naim

 

Seorang sahabat yang menekuni dunia menulis curhat. Ia merasa usaha dan perjuangannya menulis sia-sia. Tidak ada orang yang memberikan apresiasi. Padahal ia telah melahirkan beberapa buku. Baginya, menulis buku itu bukan pekerjaan yang ringan. Tidak semua orang bisa melakukannya.


Saya terdiam sejenak membaca curhatnya. Memang karakter manusia itu, siapa pun dia, senang dipuji dan tidak senang dicaci. Apa yang dialami kawan saya itu alami. Saya kira itu wajar saja.


Saya mengajaknya untuk melihat dari perspektif berbeda. Orang lain, menurut saya, tidak memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Mereka juga memiliki pemahaman sendiri. Jika mereka belum atau tidak memberikan apresiasi terhadap tulisan kita bisa jadi ya karena mereka tidak memahaminya.


Hidup yang mengharap orang lain memberikan apresiasi itu menyengsarakan. Kita tersiksa karena harapan kita tidak selalu terwujud. Kesengsaraan semakin menjadi jika orang justru merendahkan apa yang sudah kita lakukan.


Tugas utama penulis itu ya menulis. Jadi terus saja menulis. Jika ada yang mengapresiasi, itu anggap sebagai bonus. Jika tidak ada yang mengapresiasi, bukan berarti harus berhenti. Terus saja menulis karena ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari aktivitas menulis.

 

21 komentar:

  1. Awalnya saya berharap..
    Sekarang sudah tidak..
    Biarlah orang yang mengenal kita...
    Yidak peelu mempeekenalkan diri..
    Bikin tersiksa..

    BalasHapus
  2. Sangat setuju pak. Menulis saja. Kalau bermanfaat bagi orang lain biar jadi pahala.

    BalasHapus
  3. Matur nuwun prof atas motivasinya

    BalasHapus
  4. Luar biasa Bapak.👍👍👍

    Salam literasi.

    BalasHapus
  5. Saya dulu seperti itu dalam menulis. Ada rasa kesel ketika tulisan yang saya sodorkan enggan dibaca. Tapi sekarang tidak lagi karena itu menyesakkan dada

    BalasHapus
  6. Betul sekali prof, saat niat menulis untuk diapresiasi oleh orang lain, maka hati ini sering dikecewakan. Solusinya adalah ya, menulis aja

    BalasHapus
  7. Saya juga mengalami pak doktor, aktivitas menulis saya kurang diapresiasi oleh pimpinan. Ketika saya menyerahkan setumpuk buku-buku saya ke Kaprodi dengan pertimbangan barangkali bisa membantu persiapan akreditasi tapi ditanggapi dengan dingin dan terkesan kurang dihargai. Tapi saya tidak terlalu mempedulikan karena yang terpenting saya dan keluarga telah merasakan sendiri manfaat dari aktivitas saya menulis. Keuangan keluarga sangat terbantu dari hasil saya menulis buku. Bahkan akhirnya kami bisa membeli rumah juga karena hasil dari menulis buku.

    BalasHapus
  8. Betul sekali pak, terimakasih atas nasihatnya

    BalasHapus
  9. Suwun prof. Sangat berharga bagi saya

    BalasHapus
  10. Terima kasih pak prof. Motivasinya

    BalasHapus
  11. Sangat Setuju pak, ketika tulisan kita tak bgtu diperdulikan disitulah semangat untuk selalu muncul. Tulis dan nulis saja terus.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.