Dua Agenda di Ujung Ramadan
Ngainun Naim
Ini sudah di ujung ramadan. Perkuliahan dan aktivitas perkantoran sudah tutup sejak tanggal 18 April 2023. Saatnya mempersiapkan diri bersama keluarga untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri.
Ternyata hari Kamis, 20 April 2023, ada agenda yang harus dijalankan. Saya dijadwalkan mengisi kegiatan Sekolah Kepenulisan yang menjadi Program Kerja Dewan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Acara dilaksanakan secara daring.
Secara psikologis sesungguhnya nuansanya kurang tepat karena sudah terbawa suasana lebaran. Namun saya mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saya berusaha menyampaikan materi yang saya kuasai agar bisa bermanfaat bagi mahasiswa peserta kegiatan.
Saya mengisi acara di teras rumah orang tua di Desa Sambidoplang Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Hal ini disebabkan karena setelah acara saya berencana mengantarkan Ibuk untuk ziarah ke makam leluhur.
Maqbarah KH. M. Ali Shodik Uman
Jam 09.00 WIB saya diundang masuk zoom. Acara baru saja dimulai. Wakil Dekan 3 FASIH, Dr. H. M. Darin Arif Mu’alifin, M.Hum menyampaikan sambutan. Ada hal menarik yang beliau sampaikan terkait tradisi menulis. Beliau menyebutnya sebagai tradisional. Namun sebutan tradisional atau modern, menurut saya tidak penting. Aspek yang penting adalah substansi dan kemanfaatan.
Pak Darin menjelaskan bahwa seluruh mahasiswa yang mengikuti kuliah beliau wajib memiliki buku tulis. Setiap perkuliahan mahasiswa wajib mencatat apa yang disampaikan di perkuliahan. Juga memberikan komentar atas materi yang disampaikan.
Satu semester ada 16 kali pertemuan. Berarti ada 16 catatan. Ini sebuah langkah penting dalam membangun budaya menulis di kalangan mahasiswa.
Setelah dibuka, acara selanjutnya adalah penyampaian materi. Saya menyampaikan PPT dengan judul SEMUA MAHASISWA BISA MENULIS. Materi saya sampaikan sekitar 40 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Acara selesai pukul 10.25 WIB.
Makam Mbah Sringatun di Desa Bendiljati Wetan Sumbergempol
Agenda selanjutnya adalah mengantar Ibuk ziarah kubur. Bersama dengan Ngainul Yaqin, adik saya yang bungsu, kami menuju empat titik tujuan. Pertama ke makam Mbah Tamar di pemakaman Desa Sambijajar. Beliau adalah Bapak Angkat Ibuk. Tujuan kedua adalah Makam Mbah Sringatun, Ibu kandungnya Ibuk yang ada di pemakaman Desa Bendiljati Wetan. Selanjutnya ke pemakaman Ngunut di mana dimakamkan Mbah Naris (Ayahnya Ibuk). Juga kakaknya Ibuk dan suaminya (Bude Amin dan Pakde Suhadak). Tujuan terakhir adalah Maqbarah KH.M. Ali Shodik Uman di PP Hidayatul Mubtadi’in Ngunut.
Jarum jam menunjukkan pukul 12.30 WIB. Panasnya siang itu sungguh menyengat. Kami segera meluncur pulang. Dua agenda telah dilaksanakan. Semoga memberikan barakah. Amin.
Trenggalek, 20.4.2023
#64#
Wah luar biasa kecintaannya kepada dunia literasi sampai 2 hari jelang lebaran masih sempat memberikan kuliah. Salut Pak.
BalasHapusDan masih dilanjut ke ziarah ke makam sesepuh. Saya beserta keluarga biasanya ziarah pada hari lebaran di siang hari. Sepuh yang jauh biasa ziarahnya esok hari.
Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin, Pak.
Salam untuk bapak dan keluarga.
Terima kasih Pak atas atensinya. Salam disampaikan.
HapusSubhanallah sangat menginspirasi semoga lelahmu mengantarkan ke telaga taqwa pak. Salam literasi
BalasHapusAmin. Terima kasih.
Hapus